Pemakaman wartawan senior Rosihan Anwar dilakukan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis 14 April 2011 sore. Prosesi pemakaman dimulai dengan upacara militer dengan Menteri Sosial Salim Segaf Al Juprie menjadi inspektur upacara.

Sejumlah keluarga, petinggi militer, pejabat negara, anggota DPR dan tokoh masyarakat terlihat berada di lokasi pemakaman. Penghormatan terakhir kepada Almarhum Rosihan Anwar ditandai dengan bunyi letusan senapan ke udara oleh anggota TNI sebelum jenazah dimasukkan ke liang lahat.

Jenazah Rosihan Anwar dimakamkan tanpa peti jenazah. Sejumlah cucu dan menantunya tampak ikut memakamkan.

Suasana selama proses pemakaman berlangsung dengan tertib dan di diwarnai dengan prosesi tabur bungan oleh pihak keluarga dengan iringan lagu Gugur Bunga.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Profesor Emil Salim dan Adnan Buyung Nasution terlihat mengikuti prosesi tabur bunga oleh keluarga.

Setelah itu, upacara pemakaman dilanjutkan dengan penimbunan liang lahat secara simbolis oleh inspektur upacara yakni Mensos Salim Segaf Al Juprie dan dilanjutkan oleh satu orang perwakilan keluarga.

Setelah itu petugas TMP Kalibata melanjutkan dengan menutup liang lahat secara sempurna. Setelah itu upacara dilanjutkan dengan meletakkan karangan bunga di atas makam Rosihan Anwar oleh Menteri Sosial.

Dalam kata sambutannya, Menteri Sosial Salim Segaf Al Juprie mengatakan upacara kebesaran dilakukan sebagai penghormatan dan penghargaan pemerintah kepada jasa-jasa almarhum secara hidupnya.

"Pada kesempatan ini saya selaku inspektur upacara dan secara pribadi menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya," katanya.

Dia juga menambahkan, Indonesia telah kehilangan sosok yang sangat luar biasa, dan semua yang dilakukan semasa hidupnya sangat bermanfaat untuk menjadi suri tauladan.

Wartawan tiga zaman yang mengawali karier jurnalistiknya pada masa kolonial Belanda di Koran Asia Raya itu sebelumnya menjalani operasi bypass jantung di Rumah Sakit Harapan Kita pada 24 Maret 2011.

Rosihan yang baru keluar dari Rumah Sakit Harapan Kita pada Rabu 13 April 2011 itu meninggalkan tiga anak, yaitu Aida Fatia, Omar Luthfi, dan Naila.

Rosihan Anwar yang lahir di Kubang Nan Dua, Sumatera Barat, 10 Mei 1922 itu juga dikenal sebagai sejarawan, sastrawan, dan budayawan.

Ia pernah memimpin harian Siasat pada 1947-1957, pedoman pada 1948-1961, serta tercatat sebagai pendiri dan enam tahun menjabat Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) sejak 1968-1974