Puskesmas Diinstruksikan Jemput Bola Pasien TB

Reporter

Editor

Kamis, 24 Maret 2011 10:59 WIB

Sejumlah pegiat membawa poster bertuliskan "TB dapat menular dan disembuhkan" di Solo, (24/3). Aksi tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Tuberculosis (TB) sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret. ANTARA/Akbar Nugroho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menginstruksikan para dokter Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjemput bola para pasien Tubercolosis (TB). Menurut dia, tanpa jemput bola para pasien ini enggan berobat karena penderita merupakan masyarakat miskin dan pengetahuannya kurang. Padahal pertambahan penyakit ini mencapai 200 ribu pertahun, dengan tingkat kematian 61 ribu orang.

"Bekerja jangan hanya di belakang meja tapi juga mencari pasien, kami mengharapkan mereka ke lapangan," kata Boediono dalam sambutan Peringatan Hari Tubercolosis Sedunia di Kantor Wakil Presiden, Kamis 24 Maret 2011.

Penderita Tubercolosis di Indonesia diperkirakan mencapai 430 ribu orang dengan pertambahan penderita tiap tahun meningkat. Sehingga, menurut Wakil Presiden, perlu adanya sosialisasi yang lebih gencar ke masyarakat terpencil dan pedalaman. Hal itu karena sebagian besar penderita berada di pemukiman pedesaan dan terpencil. "Perlu ada sosialisiasi, tidak hanya melibatkan dokter dan petugas, tapi juga keterlibatan kelompok masyarakat," katanya.

Boediono menegaskan pengobatan gratis juga harus terus dilaksanakan mengingat para penderita tidak memiliki banyak uang. Selain itu, Ia menghimbau ada pemberian makanan suplemen untuk mempercepat penyembuhan TB yang bisa dilakukan dengan dana dari para donor. "Bisa dihidupkan lagi dan dilaksanakan. Itu bagian dari program mengatasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat," ujarnya.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mendukung instruksi agar dokter di Puskesmas menjemput dan mencari para pasien di pedesaan. Langkah ini, menurutnya, penting karena pengetahuan masyarakat di pedesaan masih sangat kurang. Menurut Agung banyak masyarakat tidak mengetahui bahwa pengobatan TB gratis. " Anggarannya berasal dari APBN dan Global Fund," katanya.

Dalam upaya sosialisasi, pemerintah telah memperluas pos kesehatan desa yang melaksanakan pelayanan TB melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat, penemuan secara aktif bagi kelompok yang rentan TB bekerjasama dengan Askes, Jamsostek, dan Jamkesmas. Selain itu, Ia mengharapkan juga adanya penemuan baru dalam penanganan pasien TB.

Agung mengklaim pelaksanaan penurunan pasien TB sudah sesuai dengan target Milenium Development Goals yaitu menurunkan 50 persen angka kesakitan dan kematian akibat TB pada 2015. Ia menuturkan penemuan kasus TB tahun 2010 mencapai 77,3 persen dan angka keberhasilan pengobatan mencapai 89,7 persen. Sedangkan angka kematian akibat TB berhasil diturunkan lebih dari 50 persen dari 92 per 100 ribu orang pada 1990 menjadi 27 per 100 ribu orang tahun 2010.

Ia mengajak keterlibatan dari pemerintah daerah baik di provinsi dan kabupaten maupun kota. Hal itu dengan sistem desentralisasi. Agung meminta adanya pembagian peran dan tanggung jawab antara pemerintah pusat, daerah dan para pemangku kepentingan dalam penyusunan strategi nasional pengendalian TB.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan TB ini gampang sekali menular. Misalnya, rumah yang terlalu sesak, kurang higienis, faktor pencahayaan, lantai masih tanah dan kebiasan perilaku saat berbatuk. tiIa menjelaskan satu orang dalam satu rumah bisa menyebarkan ke 10 orang.

EKO ARI WIBOWO

TBC

Berita terkait

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

27 hari lalu

Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.

Baca Selengkapnya

Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

28 hari lalu

Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

Pasien TB mengalami siklus panjang dalam pengobatan. Sehingga target eliminasi TB pada 2030 sulit diwujudkan

Baca Selengkapnya

Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

28 hari lalu

Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus.

Baca Selengkapnya

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

35 hari lalu

USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

35 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

36 hari lalu

Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.

Baca Selengkapnya

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

37 hari lalu

Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.

Baca Selengkapnya

24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

38 hari lalu

24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

Ilmuwan Robert Koch adalah sosok yang berperan kunci dalam penemuan bakteri penyebab tuberkulosis alias TBC yang tak terpisahkan dari Hari TBC Sedunia

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

38 hari lalu

Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

Bakteri penyebab TBC pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Pada saat itu, TBC membunuh satu dari setiap tujuh orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Selengkapnya

Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

42 hari lalu

Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

Google dan sebuah perusahaan India mengembangkan robot berbasis AI yang bisa mendeteksi penyakit dalam. Terobosan di bidang radiologi.

Baca Selengkapnya