Gubernur NTT Minta Penganiya Charles Mali Diusut

Reporter

Editor

Rabu, 16 Maret 2011 11:36 WIB

Frans Lebu Raya. FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO Interaktif, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menyayangkan kasus penganiayaan yang dilakukan anggota TNI Batalyon 744/Satya Yudha Bhakti yang menewaskan Charles Mali, 17, seorang warga Atambua, Belu.

Gubernur meminta meminta agar para pelaku diberikan sanksi dan ditindak sesuai hukum yang berlaku. "Proses hukum terhadap anggota itu harus dilakukan secara transpran sehingga diketahui publik," kata Gubernur kepada wartawan di Kupang, Rabu (16/3).

Charles Mali bersama lima rekan lainnya dianiaya anggota TNI Batalyon 744. Kelima orang itu diduga memalak terhadap seorang anggota TNI. Akibat penganiayaan itu, Charles tewas. Detasemen Polisi Militer Kupang telah memeriksa sebanyak 24 anggota TNI Batalyon 744 terkait kasus penganiayaan terhadap warga itu.

Duka keluarga Charles Mali bertambah, setelah ibundanya, Modesta Dau turut meninggal, Selasa (15/3) kemarin, karena mengalami stres berat. Kedua jenasah korban saat ini disemayamkan di rumah duka di Kelurahan Fatubanao, Kecamatan Kota Atambua.

Menurut Gubernur, pemerintah telah melakukan koordinasi dengan Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang Kolonel ARH I Dewa Ketut Siangan untuk menyelesaikan kasus itu. Pemerintah juga telah memberikan bantuan. Namun, Gubernur tidak menyebutkan berapa besar bantuan yang diberikan bagi keluarga korban. "Ada bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Belu kepada keluarga korban," katanya.

YOHANES SEO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

29 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya