TEMPO Interaktif, Bandung - Beberapa hari menjelang penutupan pendaftaran lewat jalur undangan, Institut Teknologi Bandung baru menerima 6000-an siswa calon mahasiswa baru. Mereka berasal dari pelajar Sekolah Menengah Atas, karena ITB tidak menerima pendaftaran jalur undangan dari siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Ketua Penjaringan Mahasiswa ITB Mindriany Syafila mengatakan, pendaftar terbanyak berasal dari siswa SMA asal Jawa Barat. Jumlahnya sekitar 2000 orang. “Selanjutnya dari SMA Jakarta dan Jawa Timur, masing-masing sekitar 600-700 siswa,” katanya, Selasa (8/2). Sisanya berasal dari berbagai SMA lain se-Indonesia.
Jumlah pendaftar sementara itu sama seperti ujian saringan masuk daerah tahun lalu. Mindriany mengaku kurang puas karena ITB ingin lebih banyak lagi siswa yang didaftarkan kepala sekolahnya. “Masih ada beberapa kepala sekolah yang menganggap masuk ITB untuk sekolah-sekolah yang top saja, padahal peluangnya sama,” kata dia.
Jalur undangan dirancang ITB sebagai cara masuk calon mahasiswa baru tanpa tes. Syaratnya hanya ranking tertinggi selama sekolah juga nilai ujian akhir nasionalnya nanti, akreditasi sekolah, serta reputasi akademik alumni SMA-nya selama kuliah di ITB. Pendaftarannya dibuka 1 Februari dan akan ditutup 12 Maret mendatang.
Tapi jalur undangan ITB tertutup bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Alasannya, kata Mindriany, 6 mata ujian nasional siswa SMK berbeda dengan siswa kelas IPA di SMA. “Disarankan kalau mau masuk ITB lewat ujian tertulis (SNMPTN) saja karena lebih fair,” katanya.
ITB tahun ini menetapkan kuota 60 persen dari jalur undangan dalam penerimaan 3.200-an mahasiswa baru, atau 1.920 orang. Selain menerima mahasiswa dari keluarga kaya, jalur tanpa tes tersebut juga menerima calon mahasiswa tidak mampu.
Sebanyak 600 orang diantaranya disediakan kursi kuliah gratis hingga lulus, sisanya tetap harus membayar penuh atau mendapat subsidi potongan uang dibayar di muka 25, 50, dan 75 persen. Uang masuk ITB ditetapkan Rp 55 juta untuk semua fakultas atau sekolah, kecuali Sekolah Bisnis dan Manajemen sebesar Rp 80 juta.