TEMPO Interaktif, Garut – Ketahanan Pangan di Kabupaten Garut, Jawa Barat terancam, menyusul menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan. “Alih fungsi lahan sudah sangat mengkhawatirkan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Tatang Hidayat, Senin (7/3).
Menurut dia, alih fungsi lahan persawahan mencapai 162 hektar. Areal pertanian itu digunakan untuk kegiatan pembangunan seperti perumahan dan pemukiman.
Kerugian produksi akibat alih fungsi ini mencapai 1.000 ton gabah kering giling setiap tahunnya. Kondisi itu, jelas mengancam ketahanan pangan kabupaten Garut. “Terus terang kami khawatir pengembang yang terus memanfaatkan lahan sawah,” ujar Tatang. Padahal idealnya pengembang membangun perumahan di lahan kering.
Karena itu, untuk mencegah semakin meluasnya alih fungsi lahan pertanian, pihaknya, berencana melakukan pemetaan lahan sawah bersama Institut, Pertanian Bogor, bulan depan.
Wawan Kurnia, anggota Komisi B Dewan Perwakilan rakyat Daerah Garut bahkan mendesak pemerintah daerah menentukan lahan persawahan abadi. Kebijakan itu untuk mencegah semakin meluasnya alih fungsi lahan pertanian. Lahan abadi ini nantinya tidak bisa diganggu gugat untuk dialih fungsikan. “Jika tidak ada lahan abadi ketahanan pangan Garut pasti terancam,” ujar Wawan. SIGIT ZULMUNIR
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
28 hari lalu
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.