Wiranto: Surat Edy Santoso Tendensius

Reporter

Editor

Jumat, 21 November 2003 16:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jenderal (Purn) Wiranto kembali menegaskan dirinya tidak mengetahui, terlibat, terkait, atau memanfaatkan kasus pembobolan Bank BNI senilai Rp 1,7 triliun. Menurutnya, sampai saat ini ia tidak menerima atau menggunakan dana yang tidak sah itu untuk penggalangan kampanye dirinya menjadi calon presiden menjelang pemilu 2004. “Surat yang dibuat Edy Santoso sangat tendensius,” kata Wiranto saat jumpa pers di Hotel Sheraton Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Jumat (21/11) siang. Akibatnya, surat yang dilempar ke publik secara sepihak itu, menurut Wiranto, telah menimbulkan dampak yang luar biasa. “Surat itu telah membangun interpretasi negatif bagi diri saya,” ujarnya. Seperti diketahui, kasus BNI mulai menyinggung nama Wiranto ketika bekas Kepala Pelayanan Nasabah Luar Negeri BNI Kebayoran Baru Edy Santoso, sebagai salah satu tersangka skandal itu, mengaku dua kali bertemu Wiranto pada Maret dan April lalu. Melalui tulisan tangan yang dibuat dari dalam tahanan, ia menyebut dua tersangka utama kasus ini, yakni Maria Pauline Lumowa dan Adrian Herling Waworuntu, bersedia menggalang dana kampanye bagi Wiranto. Akibat surat itu, Wiranto sudah mengadukan Edy dan pengacaranya, Herman Kadir, ke Mabes Polri dengan tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah. Melalui pengacaranya, Yan Juanda Saputra SH, Wiranto mengaku tak mengenal Edy Santoso.Wiranto menilai, surat Edy Santoso itu telah membangun opini negatif di masyarakat luas. “Surat itu bagaikan proses pengadilan yang telah menjatuhkan seolah-olah saya dilibatkan dalam kasus pembobolan bank dengan mendahului proses hukum yang dapat dipertanggungjawabkan,” tuturnya. Wiranto juga merasa hak asasinya selaku warga negara telah diabaikan dan diperlakukan secara sewenang-wenang. Terkait dengan dugaan adanya kesengajaan mengalihkan permasalahan hukum kasus BNI menjadi komoditas politik, Wiranto berpendapat, hal itu sebenarnya tidak ada relevansinya. Menurutnya, pembobolan bank BNI tersebut terjadi pada periode Juni-September 2002. “Jadi dari pendekatan teori konspirasi, pembobolan bank itu tidak ada relevansinya dengan aktivitas politik kandidat presiden pada tahun 2003,” ucapnya. Masalah utama kasus ini, Wiranto berpendapat, adalah masalah hukum. Yang mesti diungkap, ia melanjutkan, bagaimana bank itu bisa dengan mudah dibobol, siapa pelaku utamanya, siapa pelaku pendukung dan penyerta, dan apa modus operandinya. “Itu semua harus dapat diungkapkan secara tuntas, tanpa pandang bulu,” katanya. Mengenai Edy Santoso yang mengatakan pernah bertemu dengan Wiranto, ia mengatakan, sepanjang pertengahan tahun 2003, terutama setelah ia memastikan diri sebagai kandidat presiden 2004, dirinya memang telah bertemu dengan banyak orang, ratusan bahkan ribuan. Pertemuan itu, kata dia, terjadi di tempat yang tidak diingatnya satu per satu. “Saya tidak tahu pasti apakah di antara mereka itu orang jahat atau baik, orang jujur atau pembohong,” katanya. Ia sendiri berharap adanya kasus ini tidak ada kaitannya dengan upaya saling jegal dan saling menjatuhkan dalam persaingan sebagai kandidat presiden. “Seandainya ada, hal itu tentu sangat memprihatinkan,” ujarnya. Dengan demikian, menurut Wiranto, kasus ini tidak dijadikan komoditas politik yang justru menyulitkan penyelesaian secara tuntas. Yandhrie Arvian - Tempo News Room

Berita terkait

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

4 menit lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

12 menit lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

14 menit lalu

Mengenal Ali Jasim Pemain Timnas Irak U-23 yang Berharap Indonesia Lolos ke Olimpiade

Setelah timnas Indonesia U-23 dikalahkan Irak saat perebutan peringkat ketika Piala Asia U-23 2024, Ali Jasim mengungkapkan harapannya

Baca Selengkapnya

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

28 menit lalu

Pedagang Siomay Curi 675 Celana Dalam Wanita Demi Kepuasan Seksual

Polisi menangkap seorang pemuda berinisial J, 31 tahun, karena diduga mencuri ratusan celana dalam wanita dari berbagai indekos

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

28 menit lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

32 menit lalu

Pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak Dikebut, Ada 2 Alasan

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) .

Baca Selengkapnya

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

32 menit lalu

Ragam Cerita Orang Tua Temani Anak Ikut UTBK di UNJ

Tak sedikit peserta UTBK di UNJ yang ditemani oleh orang tuanya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

34 menit lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

42 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya