KBRI Mesir Kerahkan Kendaraan Kecil Jemput 400 WNI  

Reporter

Editor

Selasa, 1 Februari 2011 18:56 WIB

AP/Lefteris Pitarkis

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI di Mesir, Nur Hassan Wirajuda mengaku mengalami hambatan saat mengumpulkan warga negara Indonesia dari rumah-rumah mereka ke penampungan, serta dari penampungan ke airport. Pasalnya, Pemerintah Mesir melarang penggunaan bus-bus besar selama masa krisis politik terjadi disana, untuk mengantisipasi pengerahan massa demonstran dalam jumlah besar.

Tapi, tim tak kehilangan akal. Kedutaan Besar RI di Kairo, Mesir pun mengerahkan mobil-mobil kecil milik kedutaan untuk menjemput sekitar 400 orang warga Indonesia. Mobil- mobil tersebut digunakan untuk mengangkut warga dari rumah mereka ke tempat pengumpulan, serta dari penampungan ke Airport Kairo.

"Dubes optimis, setibanya Garuda di Kairo, (pengangkutan) tidak memerlukan waktu yang lama," kata Hassan di Bina Graha, Selasa 1 Februari 2011.

WNI yang berada di Mesir saat ini berjumlah 6.149 orang. "Kita prioritaskan wanita dan anak-anak," katanya. Selain itu, pemerintah juga akan memprioritaskan para mahasiswa yang memiliki kondisi ekonomi pas-pasan. Karena, kalau terjadi keterbatasan suplai pangan dan harga pangan meningkat, mereka bisa menderita.

Advertising
Advertising

Namun suplai pangan di Mesir saat ini masih normal. Para pedagang makanan saat ini masih membuka gerai-gerainya. "Belum ada krisis pangan," ujar Hassan. Dalam evakuasi WNI dari Mesir itu, Pesawat Garuda juga sudah menyiapkan stok makanan yang cukup, seperti biskuit, dan vitamin. Tim dari TNI Angkatan Udara juga membawa stok makanan kaleng. "Mengingat waktu persiapan waktu yang pendek."

Meski tahap pertama evakuasi untuk sekitar 400 orang warga saja, Hassan menjamin semua warga Indonesia bisa diangkut kembali ke Indonesia. Dua pesawat masih bersiaga di Jeddah, Arab Saudi dan siap mengangkut warga Indonesia.

"Tentu setelah ada evaluasi lapangan bersama KBRI. Sehingga bersama-sama kita akan memutuskan pesawat yang dalam status standby akan kita berangkatkan," katanya.

Kedutaan Besar RI di Kairo, kata Hassan, juga sudah membentuk pos-pos informasi. Lokasi ini tak jauh dari tempat penampungan warga Indonesia di Kairo dan di Naser City. Pemerintah memberikan waktu kepada perusahaan besar dan warga untuk mensosialisaiskan peluang untuk pulang. Meski begitu, pemerintah tidak akan memaksakan warganya untuk kembali ke tanah air.

"Jangan lupa bahwa sebagian besar mahasiswa kita, yang kepentingannya adalah ingin terus belajar," kata Hassan.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

7 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

8 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

8 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

15 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

16 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

18 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya