Inilah Kritik Ajip Rosidi Tentang Orang Sunda  

Reporter

Editor

Senin, 31 Januari 2011 13:24 WIB

Ajip Rosidi. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Budayawan Sunda Ajip Rosidi melontarkan kritik pedas soal mental dan perilaku orang Sunda. Kritik itu disampaikannya lewat orasi ilmiah saat menerima penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ilmu Budaya pada Fakultas Sastra dari Universitas Padjadjaran, di aula kampus itu di Jalan Dipati Ukur, Bandung, Senin (31/1).

Ajip memulai pidatonya tentang kondisi orang Sunda yang jarang tampil di gelanggang nasional sejak lama, padahal jumlahnya secara kesukuan nomor dua diantara suku-suku bangsa yang membentuk Indonesia. Tidak ada orang Sunda yang menjadi presiden. Adapun yang menjadi Wakil Presiden hanya satu orang dan tidak menunjukkan prestasi yang membanggakan. "Mungkin karena merasa menjadi ban serep saja," katanya, Senin (31/1).

Orang Sunda yang menjadi pejabat negara dan duduk di parlemen pun jumlahnya sedikit. Selanjutnya Ajip merunut kiprah orang-orang Sunda sejak jaman pergerakan sebelum proklamasi kemerdekaan dan sesudahnya berdasarkan catatan sejarah. Kegelisahan tentang perasaan orang Sunda yang seakan-akan tidak dihargai dalam lingkungan nasional itu muncul hampir seabad lalu.

Ajip mengutip ucapan siswa STOVIA Dajat Hidajat pada 1913 saat menggagas Pagoejoeban Pasoendan yang terbentuk pada 1915. Dajat mempersoalkan sedikitnya orang Sunda yang menjadi siswa kedokteran dibanding suku Jawa dan Melayu. Ia pun menyinggung berbagai jabatan di Tanah Pasundan yang disandang suku lain. "Keadaan orang Sunda di Tatar Sunda rasanya tak banyak bedanya, bahkan lebih menyedihkan," kata Ajip.

Menurut dia, orang Sunda banyak yang suka menipu diri sendiri dengan jalan menutupi kenyataan dan kata-kata yang menyenangkan hati sendiri. Misalnya, orang Sunda itu berbudi halus, suka mengalah, dan selalu mendahulukan orang lain. Kenyataannya banyak orang Sunda yang mau melakukan apa saja demi kedudukan. "Artinya munafik, perkataan tidak sesuai dengan kata hati dan keinginannya," ujarnya.

Kemunafikan itu dianggap wajar akibat feodalisme yang masih tebal pengaruhnya dalam kehidupan orang Sunda. Pengaruh feodalisme Jawa setelah dijajah kerajaan Mataram pada 1624-1708, kata Ajip, melahirkan tingkatan (undak usuk) bahasa Sunda, serta takut menyatakan pendapat secara terus terang.

Adapun akibat penjajahan Belanda, orang Sunda menjadi terbiasa mengabdi, memiliki mentalitas ingin terpakai oleh majikan atau atasan, dan tidak berani bersaing dengan orang lain.

Ajip Rosidi, 73 tahun, dilahirkan di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, pada 31 Januari 1938. Kiprahnya sebagai sastrawan dengan membuat sajak dan cerita pendek dirintisnya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama di Jakarta pada 1953.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.

Baca Selengkapnya

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.

Baca Selengkapnya

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.

Baca Selengkapnya

JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

30 Desember 2015

JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia"

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.

Baca Selengkapnya

Menistakan Pidato

27 Agustus 2015

Menistakan Pidato

Akhirnya mengaku, saya adalah pengarang yang diam-diam gemar "dipaksa" menerima order menulis pidato, sejak 1980-an.

Baca Selengkapnya