UNESCO Kaji Naskah I La Galigo Jadi Warisan Dunia  

Reporter

Editor

Selasa, 14 Desember 2010 13:19 WIB

Naska I La Galigo. Foto:kavalera.co.cc

TEMPO Interaktif, Makassar - Ketua Komite Nasional Memory of the World UNESCO, Jan Sopaheluwakan, mengatakan lembaga dunia ini sedang mempelajari naskah I La Galigo untuk mendapat pengakuan dunia sebagai warisan budaya dunia. “Naskah I La Galigo termasuk yang diusulkan untuk menjadi salah warisan budaya dunia,” kata Jan di sela seminar nasional dan lokakarya I La Galigo sebagai warisan dunia di gedung Ipteks Universitas Hasanuddin Selasa (14/12).

Jan mengatakan seminar ini merupakan salah satu tahapan proses evaluasi sebuah mata budaya untuk mendapat sertifikat UNESCO. “Naskah I La Galigo di usulkan bulan lalu. Setelah itu diseminarkan, dievaluasi oleh MOW tingkat regional Asia Pasifik baru diserahkan ke UNESCO,” kata dia.

Naskah I La Galigo dinilai sudah memenuhi syarat diajukan ke UNESCO. Naskah ini unik sebab merupakan naskah terpanjang di dunia melebihi epos Mahabharata. Selain itu I La Galigo memiliki nilai lintas negara dan lintas zaman. “Naskah ini juga terancam punah. Inilah yang membuat kami optimistis naskah bisa mendapat sertifikat UNESCO,” kata dia.

Kebesaran I La Galigo sudah sangat meluas. Jan mengatakan, beragam penelitian workshop dan pengkajian naskah menjadi testimoni yang kuat dan memudahkan naskah ini lolos seleksi. Kisah I La Galigo merupakan epos masyarakat Bugis mengenai awal kehidupan di bumi.

Dalam catatan katalog ilmuwan Belanda R.A Kern, naskah I La Galigo terdiri dari 113 naskah terpisah. Seluruhnya mencapai 31.500 halaman. R.A Kern menyaring dan membuat ringkasan menjadi 1356 halaman. Pada abad ke 19, seorang perempuan raja Bugis, I Colli Puji’e Arung Tanete, menuliskan kembali sepertiga dari keseluruhan pokok cerita I La Galigo setebal 2851 halaman berukuran polio.

Mukhlis Paeni, inisiator usulan naskah I La Galigo menjadi warisan budaya dunia, mengatakan, ini pekerjaan berat. Banyak hal yang perlu dipersiapkan. Upaya ini juga bergantung kesadaran masyarakat Sulawesi Selatan mengenai keberadaan naskah ini. “Usulan ini menjadi penting sebab akan menjadi mata tambang baru untuk kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan,” kata Mukhlis.

Mukhlis mengatakan, setelah naskah ini mendapatkan pengakuan dunia, pihak manapun boleh menggunakannya, tetapi mesti mencantumkan referensi sumber dari Sulawesi Selatan. “Ini penting sebab I La Galigo sudah masuk berbagai kepentingan, termasuk kapitalisasi,” kata dia.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang mewakili Gubernur Sulawesi Selatan mendukung upaya yang sangat membantu pemerintah dalam mempertahankan kebudayaan. “Ini akan menjadi kebanggan masyarakat,” kata Andi Muallim.

Jan mengatakan, UNESCO memiliki tiga kategori untuk pengakuan objek budaya. Kategori meliputi Intengible Cultural Heritage (batik), World Heritage (Borobudur) serta Memory of the World. “Naskah I La Ga Ligo masuk kategori terakhir, sebab koleksi dokumenter yang membangkitan ingatan kolektif,” kata dia.

Menurut Jan, mendapatkan pengakuan UNESCO akan terus diupayakan sebab naskah I La Galigo termasuk warisan budaya nasional yang terancam punah. UNESCO mengkategorikan terancam punah dari sikap abai, terancam bencana. Naskah diusulkan bersama Babad Diponegoro dari Jawa Tengah, dan kesenian Mak Yong dari Riau. “Biasanya bulan Januari sudah ada keputusan dari UNESCO,” ujar Jan.

Advertising
Advertising

Aristofani Fahmi

Berita terkait

Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Dikunjungi Paus Fransiskus

12 hari lalu

Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Dikunjungi Paus Fransiskus

Dilansir dari laman resmi Gereja Katedral Jakarta, gereja Katolik pertama di Batavia diresmikan pada 1808 di sudut Lapangan Banteng.

Baca Selengkapnya

Gereja Puhsarang di Kediri Resmi Menjadi Cagar Budaya Nasional

22 hari lalu

Gereja Puhsarang di Kediri Resmi Menjadi Cagar Budaya Nasional

Kemendikbudristek tetapkan Gereja Puhsarang di Kediri, Jawa Timur, sebagai cagar budaya bidang struktur. Gereja tua ini warisan Belanda.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Ada Festival Seribu Candi di Breksi Prambanan

23 hari lalu

Akhir Pekan, Ada Festival Seribu Candi di Breksi Prambanan

Festival seribu candi di Prambanan mempromosikan cagar budaya yang yang ada di Kapanewon (kecamatan) Prambanan dan Perayaan keistimewaan

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Pemakaman Belanda di Depok, Ada Kuburan Penggagas Rumah Sakit Tertua di Indonesia

32 hari lalu

Berkunjung ke Pemakaman Belanda di Depok, Ada Kuburan Penggagas Rumah Sakit Tertua di Indonesia

Pemakaman yang berada di Jalan Kamboja, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, itu didirikan pada 1851 dan kini berstatus cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Daftar Tarif Baru Museum dan Cagar Budaya yang Dikelola Indonesian Heritage Agency

44 hari lalu

Daftar Tarif Baru Museum dan Cagar Budaya yang Dikelola Indonesian Heritage Agency

Indonesian Heritage Agency (IHA) memberlakukan penyesuaian tarif di 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional yang dikelolanya terhitung mulai 1 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Indonesian Heritage Agency Lakukan Penyesuaian Tarif Museum dan Cagar Budaya per 1 Agustus

44 hari lalu

Alasan Indonesian Heritage Agency Lakukan Penyesuaian Tarif Museum dan Cagar Budaya per 1 Agustus

Indonesian Heritage Agency ingin museum dan cagar budaya yang dikelola tetap relevan, menarik, dan edukatif bagi semua pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kota Sukabumi Ajukan Tiga Bangunan Masuk dalam Cagar Budaya

57 hari lalu

Pemerintah Kota Sukabumi Ajukan Tiga Bangunan Masuk dalam Cagar Budaya

Tiga bangunan tersebut memiliki berbagai sejarah yang berkaitan erat tentang perjuangan dan terbentuknya Kota Sukabumi dan berusia di atas 50 tahun

Baca Selengkapnya

Sejarah Istana Niat Lima Laras yang Dibangun setelah Raja Selamat dari Kejaran Belanda

8 Juni 2024

Sejarah Istana Niat Lima Laras yang Dibangun setelah Raja Selamat dari Kejaran Belanda

Istana Niat Lima Laras dibangun untuk memenuhi nazar raja setelah selamat dari kejaran Belanda yang saat itu melarang berdagang hasil bumi.

Baca Selengkapnya

Melongok Situs Candi Bojongmenje di Bandung yang Mangkrak Puluhan Tahun

31 Mei 2024

Melongok Situs Candi Bojongmenje di Bandung yang Mangkrak Puluhan Tahun

Diperkirakan Candi Bojongmenje di Rancaekek, Bandung, dibangun antara abad 6-8 Masehi.

Baca Selengkapnya

Tim Peneliti BRIN Telusuri Jejak Manusia Purba dan Artefak di Gua Aul Ciamis

30 Mei 2024

Tim Peneliti BRIN Telusuri Jejak Manusia Purba dan Artefak di Gua Aul Ciamis

Tim peneliti BRIN menelusuri hasil temuan sisa kerangka manusia purba dan artefak lain di Gua Aul, Ciamis, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya