Kelemahan dan Kelebihan Jika Gubernur DIY Ditentukan Lewat Penetapan  

Reporter

Editor

Kamis, 2 Desember 2010 09:50 WIB

Perwakilan warga Yogya yang terdiri dari paguyuban dukuh "Semar Sembogo", paguyuban lurah "Ismoyo", dsb berunjuk rasa di depan gedung DPRD Provinsi DIY, Rabu (1/12). Mereka mendesak pemerintah agar melakukan penetapan Sri Sultan Hamengkubuwono sebagai Gubernur DIY, hal ini terkait dengan penyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal keistimewaan Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta - Polemik tentang keistimewaan yang dimiliki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta semakin meruncing saja. Perdebatan paling "panas" terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY yang masih di tangan pemerintah itu, terutama pada poin krusial apakah Gubernur DIY harus dipilih langsung oleh rakyat atau ditetapkan oleh pemerintah.

Pengamat politik lokal dan otonomi daerah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, AAGN Ari Dwipayana menilai kedua cara penentuan Gubernur DIY tersebut masing-masing memiliki sisi positif maupun negatif. "Keduanya pasti memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing," kata dia kepada Tempo melalui telepon, Rabu 1 Desember 2010. Nah, Apa saja kelemahan dan kelebihan penentuan Gubernur DIY jika melalui prosedur penetapan? Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan ini menyebutkan beberapa poin.

* KELEMAHAN:

1. Penentuan Gubernur melalui cara penetapan memiliki cukup banyak kelemahan. Pertama, masalah pertaruhan kredibilitas Keraton Yogyakarta yang terlibat dalam politik dan pemerintahan secara terus menerus. "Kalau kita lihat, dalam day to day politics selalu berhubungan dengan citra, manuver dan juga masalah uang," kata Ari. Hal ini akan menjadi rmasalah jika kemudian Sultan sebagai Gubernur DIY terlibat skandal politik tertentu.

2. Adalah masalah posisi Sultan sebagai panutan rakyat sekaligus wakil dari pemerintah pusat. Sebagai Gubernur, Sultan memiliki peran sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Di sisi lain, sebagai pemimpin kultural, ia harus menjadi pengayom dari rakyatnya. "Jadi, bagaimana jika pemerintah pusat membuat kebijakan yang harus dilaksanakan oleh Sultan sebagai gubernur sementara kebijakan itu bertolak belakang dengan kehendak masyarkat," ujarnya.

3. Adalah masalah kapasitas dan kapabilitas penerus Sultan Hamengkubwono X. Selama ini, menurut Ari, tak banyak pengamat yang mempermasalahkan jika suatu saat Sultan tidak mau atau tak mampu lagi memimpin. "Misalnya kalau Sultan sudah berumur dan sakit-sakitan, sementara dia tidak punya keturunan (anak laku-laki)," katanya.

Advertising
Advertising

* KELEBIHAN:

1. Di sisi lain, sistem penetapan ini juga memiliki kelebihan. Menurut Ari, dengan penetapan, maka rakyat Yogyakarta tak perlu terbebani ongkos politik yang besar akibat adanya ritual pemilihan kepala daerah ima tahunan. "Intensitas politik di Yogya tidak akan sekuat intensitas politik seperti di daerah lain."

2. Selain itu, kuatnya legitimasi Sultan didukung dua jenis legitimasi. "Kuat karena legitimasi formal dan kultural menjadi satu," kata Ari. Hal ini dapat berimbas pada kekuatan setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Sultan.

FEBRIYAN


Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

10 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

44 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

50 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

51 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

54 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

13 Februari 2024

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya