Proyek Rumah Nelayan Rawan Bencana Bengkulu Disidik

Reporter

Editor

Selasa, 23 November 2010 10:11 WIB

TEMPO Interaktif, Bengkulu - Untuk memperkuat temuan adanya tindak pidana korupsi pada proyek pembangunan rumah nelayan rawan bencana tahun anggaran 2009 di Desa Pasar Sebelat Kecamatan Puteri Hijau Ketahun Bengkulu Utara senilai Rp 800 juta, penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) hari ini, Selasa (23/11), melakukan cek fisik pekerjaan.

Pada keterangan persnya, Kepala Seksi Pidana Umum dan Humas Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Santosa, Selasa (23/11), mengatakan cek fisik yang dilakukan hari ini menindaklanjuti serangkaian operasi intelijen yustisial yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.

"Hingga saat ini kita belum menemukan angka kerugian negara dari proyek pembangunan rumah nelayan rawan bencana senilai Rp 800 juta tersebut," kata Santosa.

Hanya saja, menurut Santosa, hasil penyelidikan sementara Kejati Bengkulu telah menemukan bukti permulaan yang cukup tentang adanya tindak pidana korupsi pada proyek pembangunan 15 unit rumah nelayan tersebut.

Berdasarkan bukti tersebut, lanjut Santosa, untuk mencari dan menemukan tersangka pada tahap penyidikan maka hari ini dilanjutkan dengan pengecekan fisik yang akan melibatkan ahli konstruksi bangunan dan auditor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Hasil dari pengecekan hari ini guna menentukan penyimpangan fisik dan besaran kerugian negara yang diakibatkan," tambahnya.

Santosa juga menegaskan jika Kejaksaan Tinggi Bengkulu tidak main-main dalam menuntaskan kasus korupsi. "Genderang perang melawan korupsi telah ditabuh, kalau tidak mau terkena peluru dan senjata tajam jangan coba berbuat korupsi," imbaunya.

Bupati Bengkulu Utara Imron Rosyadi yang ditemui terpisah mengatakan pembangunan proyek pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Utara yang dikerjakan CV. Pakri Putra tersebut telah tuntas dilaksanakan pada akhir 2009.

"Tidak ada soal lagi. Rumah tersebut juga telah ditempati. Jika diduga ada penyimpangan fisik pembangunan, kita serahkan kepada pihak yang berwajib untuk membuktikannya," terang Imron yang kembali maju pada Pemilihan Bupati Bengkulu Utara Desember mendatang tersebut.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

BTN dan Pemkab Jember Sepakat Bangun Kampung Nelayan Puger

15 November 2017

BTN dan Pemkab Jember Sepakat Bangun Kampung Nelayan Puger

BTN dan Pemkab Jember menandatangani MoU penyediaan rumah untuk masyarakat, di antaranya Kampung Nelayan Puger

Baca Selengkapnya

KKP Targetkan Bedah 3.000 Kampung Nelayan  

30 Agustus 2017

KKP Targetkan Bedah 3.000 Kampung Nelayan  

Tahun ini pemerintah mengucurkan anggaran Rp 5 miliar untuk membedah lima kampung nelayan.

Baca Selengkapnya

52 Keluarga Nelayan Bengkulu Mulai Huni Rumah Khusus

3 Mei 2017

52 Keluarga Nelayan Bengkulu Mulai Huni Rumah Khusus

Rumah khusus ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas air,
listrik dan fasilitas PSU pendukungnya.

Baca Selengkapnya

Ciptakan Rumah Sehat Gorontalo Bangun 100 Unit Rumah Nelayan

11 Mei 2016

Ciptakan Rumah Sehat Gorontalo Bangun 100 Unit Rumah Nelayan

Gorontalo Utara, membangun 100 unit rumah untuk nelayan di Kecamatan Sumalata untuk menciptakan rumah layak huni dan sehat di wilayah pesisir.

Baca Selengkapnya

Tiga Masalah Utama Nelayan  

5 Juni 2012

Tiga Masalah Utama Nelayan  

Tiga persoalan klasik yang dihadapi nelayan: permodalan, bahan bakar, dan permukiman.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah Nelayan Dihantam Ombak

3 April 2006

Ratusan Rumah Nelayan Dihantam Ombak

Ratusan rumah nelayan di sepanjang pantai selatan Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat terendam banjir.

Baca Selengkapnya