Kali Ini, RMS Minta Hassan Wirajuda Ditangkap

Reporter

Editor

Minggu, 14 November 2010 18:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Organisasi yang menamakan diri Republik Maluku Selatan kembali menuntut pejabat Indonesia yang akan datang ke Belanda untuk ditangkap. Setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kali ini pejabat yang dituntut agar ditangkap adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden Nur Hassan Wirajuda, yang juga bekas Menteri Luar Negeri.

“RMS menuduh Wirajuda turut bertanggung jawab dalam pelanggara HAM di Maluku pada 2003 dan 2007,” kata juru bicara RMS, Willem V. Sopacua, dalam siaran persnya, Ahad (14/11).

Menurut Willem, RMS telah menyurati Perdana Menteri Belanda Mark Rutte soal tuntutan itu. Bila pemerintah Belanda tak menangkap Wirajuda, kata Willem, RMS akan meminta penangkapan itu ke pengadilan setibanya Wirajuda di sana. “Pemerintah RMS menantang Hassan Wirajuda untuk hadir dalam sidang dan membela dirinya,” ujar Willem.

Sebagai Menteri Luar Negeri dari 2001 sampai 2009, kata Willem, Wirajuda ikut bertanggung jawab atas penyiksaan terhadap sejumlah warga Maluku. Willem menyebut mereka sebagai “para pejuang RMS” lantaran berani mengibarkan bendera RMS.

Menurut Willem, Wirajuda dijadwalkan berkungjung ke Negeri Kincir Angin itu pada 23 November untuk memberikan ceramah. Wirajuda sendiri belum dikonfirmasi soal rencana keberangkatannya ini.

Selain soal Wirajuda, Willem menambahkan, RMS juga telah mengajukan banding atas ditolaknya tuntutan penangkapan Presiden Yudhoyono pada 6 Oktober lalu.

ANTON SEPTIAN

Berita terkait

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

3 Oktober 2022

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

TEMPO.CO--RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat merupakan nama untuk Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebelum menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.

Baca Selengkapnya

Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

16 Mei 2021

Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

Polresta Pulau Ambon menetapkan tiga orang sebagai tersangka pelaku pengibaran bendera separatis RMS di Desa Ulath,

Baca Selengkapnya

3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

26 April 2020

3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

Ketiga petinggi RMS tadi memasuki halaman Kantor Polda Maluku dengan membentangkan bendera RMS.

Baca Selengkapnya

Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

27 Januari 2017

Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

Bendera itu diturunkan pada pukul 07.00 oleh polisi. "Polisi sempat meminta keterangan pihak sekolah sebagai saksi."

Baca Selengkapnya

Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

22 April 2016

Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

RMS menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yang berkedudukan di Vanuatu, sama seperti yang dilakukan Papua.

Baca Selengkapnya

Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

8 Juli 2014

Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

"Jika Jokowi menang, mungkin sakit hati kami bisa lebih melunak. Kami bisa bicara dengan beliau. Kami juga manusia yang rindu keadilan."

Baca Selengkapnya

Tokoh RMS Ingin Jokowi Jadi Presiden

29 Juni 2014

Tokoh RMS Ingin Jokowi Jadi Presiden

"Banyak masalah pelanggaran hak asasi manusia oleh Kopassus

dibawah pimpinan Prabowo.Mereka bukan tentara nasional, mereka

adalah political animal."

Baca Selengkapnya

Presiden: Pengadilan RMS seperti Sambutan Tak Beretika  

7 Oktober 2010

Presiden: Pengadilan RMS seperti Sambutan Tak Beretika  

"Tapi haruskah digelar untuk menyambut kedatangan saya hari itu? " kata Presiden.

Baca Selengkapnya

Kalla Sarankan Presiden Segera ke Belanda

7 Oktober 2010

Kalla Sarankan Presiden Segera ke Belanda

Menurut Kalla, kita jangan memberi peluang RMS dan isu separatisme itu tiba-tiba muncul kembali.

Baca Selengkapnya

Anhar: Makam Proklamator RMS Hampir Tidak Mungkin Diketahui

7 Oktober 2010

Anhar: Makam Proklamator RMS Hampir Tidak Mungkin Diketahui

"Jangan bayangkan seperti eksekusi terorisme yang disiarkan langsung di televisi."

Baca Selengkapnya