Seluruh Keluarga Soeharto Berkumpul di Astana Giribangun Pagi ini
Reporter
Editor
Jumat, 22 Oktober 2010 08:20 WIB
Para pekerja menyelesaikan pembangunan nisan Mantan Presiden Soeharto di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah (16/10). ANTARA/Andika Betha
TEMPO Interaktif, Jakarta -Sekitar 300 orang anggota keluarga eks Presiden Soeharto Jumat (22/10) memadati Astana Giribangun di Karanganyar, Jawa Tengah. Selain mengelar doa, juga untuk menutup puncak rangkaian peringatan 1000 hari wafatnya Soeharto.
Puncak peringatan akan dilakukan dengan memasang dua kepala nisan atau maejan di atas pusara Soeharto.
Doa dijadwalkan selama 15 menit, sebelum pemasangan mahkota nisan atau maejan oleh keluarga. Menurut rencana, pemasangan maejan diwakili oleh Sigit Harjojudanto dan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.
Menurut jadwal panitia, acara akan dimulai pukul 09.00 WIB. Selanjutnya ada ucapan selamat datang oleh Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut. Disambung dengan tahlil dan dzikir yang dipimpin Ustad Dika dari Masjid At Tin Jakarta.
Lantas pembacaan doa oleh Quraish Shihab, pemasangan maejan oleh keluarga dan ziarah bersama. Acara inti kemudian ditutup dengan melepas burung dara oleh perwakilan keluarga.
Pada saat pemasangan kepala nisan, Kompleks Astana Giribangun diutamakan untuk keluarga dan kerabat almarhum yang ingin datang. Sementara masyarakat baru dipersilakan melihat pusara mantan Presiden pada saat selesai acara pemasangan kepala nisan tersebut.
"Pak Harto bilang, saya juga capek. Ibu Tien minta berkali-kali saya juga lengser keprabon. Saya juga merasa sudah waktunya mengundurkan diri" kata Emil menirukan kalimat Soeharto kepadanya.
Menurut Kepala Rumah Tangga Kalitan, RM Agus Surindra, upacara pelepasan burung tersebut mengikuti tradisi Jawa. "Tanda putusnya hubungan dunia dengan akherat," kata Agus.