TNI AL Alokasikan Rp 180 miliar untuk Perawatan Kapal Perang
Reporter
Editor
Selasa, 22 Juli 2003 17:04 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:TNI Angkatan Laut mengalokasikan dana untuk pemeliharaan kapal perang sebesar Rp 180 miliar per tahun. Jumlah itu jauh juimlah ideal biaya pemeliharaan. ”Idealnya, sesuai norma index Hankam Rp 2,6 triliun untuk 114 kapal yang ada,” papar Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Franky Kayhatu kepada Tempo News Room saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Sabtu (9/2). Franky menambahkan, minimal anggaran yang dialokasikan adalah Rp 1,5 triliun per tahun. Maka, TNI AL hanya mengerahkan 26 kapal perang untuk mengawasi seluruh perairan Indonesia. Operasi-operasi yang dilakukan pun harus dilakukan secara efektif dan efisien. “Penegakkan hukum di laut itu tugas TNI AL,” kata dia. Beberapa operasi yang dilakukan oleh TNI AL di perairan Indonesia diantaranya operasi terpilih, khusus, dan rutin. Operasi yang dilakukan di perairan Aceh dan selat Malaka termasuk operasi rutin plus. Sementara operasi di Ambon dalam rangka konflik. “Operasi khusus dibantuk patroli maritim,”ucap Franky. Untuk kawasan Selat Malaka dan perairan Aceh, lanjut dia, TNI AL mengerahkan enam kapal perang dan sejumlah pesawat pengintai untuk mengatasi aksi penyelundupan senjata, perompakan dan pembajakan kapal. Setiap hari TNI AL mengoperasikan 26 kapal perang dan 10 pesawat pengintai untuk mengawasi seluruh perairan Indonesia. Menurut Kadispen, idealnya Indonesia memiliki 196 kapal perang untuk menjaga perairan di seluruh Indonesia. “Minimal 132 kapal,” kata dia. Namun, hingga saat ini, TNI AL hanya memiliki 114 kapal. (Hilman Hilmansyah – Tempo News Room)
Berita terkait
Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun
1 menit lalu
Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun
Kejaksaan Agung berjanji akan mengungkap kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Tbk yang merugikan negara dan lingkungan Rp 271 triliun.