Belanda Diminta Tak Beri Ruang untuk RMS

Reporter

Editor

Kamis, 7 Oktober 2010 04:45 WIB

Bendera RMS dibentangkan di Polres Ambon (13/8). TEMPO/Mochtar Touwe
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pembatalan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda diharapkan bisa memberikan pesan jelas kepada Negeri Kincir Angin itu agar tak memberi ruang gerak bagi aktivis Republik Maluku Selatan (RMS).

"Kita berharap penundaan ini adalah proses pembelajaran bahwa, terlepas dari iklim demokrasi, tentu ada kondisi di mana aktivitas yang merongrong keutuhan wilayah negara sahabat sebaiknya dapat diberi perhatian serius," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan kemarin.

Keberadaan RMS di Belanda dinilai bisa mengganggu hubungan bilateral Indonesia-Belanda. "Tidak sepatutnya dalam hubungan antarnegara saat sekarang diberikan suatu porsi ruang yang cukup besar bagi organisasi-organisasi yang sebenarnya merongrong hubungan bilateral itu sendiri," kata Faizasyah.

Dalam kesempatan berbeda, Wakil Menteri Luar Negeri Triyono Wibowo menyatakan Belanda memang menyayangkan penundaan tersebut. Tapi pernyataan dan tanggapan resmi atas surat penundaan lawatan Presiden Yudhoyono itu belum disampaikan. “Kami masih menunggu," ujarnya.

Triyono meyakinkan bahwa penundaan ini hanyalah hal biasa yang bisa terjadi pada setiap rencana kunjungan kepala negara. "Hubungan kedua negara tidak akan terganggu oleh persoalan ini. Penundaan biasa, bukan pembatalan.”

Mengenai kabar bahwa beberapa media di Belanda menganggap penundaan ini sebagai penghinaan terhadap pemerintah mereka, Triyono mengatakan hal itu bukanlah sikap resmi Belanda. "Pemerintah Belanda tidak pernah menyatakan itu," kata dia.

Wakil Menteri juga menegaskan sikap pemerintah Indonesia yang tidak pernah mengakui keberadaan RMS. Menurut Triyono, sekelompok orang yang mengaku pendukung RMS itu hanyalah kelompok sosial minoritas yang terpinggirkan di Belanda. "Mereka hanya memanfaatkan kedatangan Presiden untuk menyatakan bahwa mereka eksis.”

Menurut dia, penundaan lawatan ini pun bukan disebabkan oleh keberadaan RMS. “Bukan persoalan RMS lalu Presiden tidak datang, tapi (proses) peradilan itu. Kita menyesalkan kondisi yang tidak kondusif,” katanya. "Kami sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa prosesnya (peradilan) dimulai tanggal 6 Oktober, lalu Presiden memutuskan menunda. Itu memang tidak bagus. Kepala negara kan punya kehormatan."

Pemerintah Indonesia pun yakin bahwa Belanda akan memberi perlindungan bagi Presiden. Dan sesuai dengan ketentuan internasional, kata Triyono, Presiden tidak mungkin ditangkap di sana.

Tapi, ia melanjutkan, situasi menjadi tidak nyaman ketika Kepala Negara diundang oleh pemerintah Belanda, dan pada saat yang sama digelar pengadilan yang mempersoalkan Presiden RI. “Itu menurunkan martabat kita. Maka kita tunda saja. Kita tidak bisa terima," ujarnya.

Untuk selanjutnya, pemerintah akan menunggu hingga situasi dianggap membaik sebelum menjadwalkan ulang kunjungan Presiden.

TOMI | DWI RIYANTO | MUNAWWAROH

Berita terkait

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

3 Oktober 2022

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

TEMPO.CO--RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat merupakan nama untuk Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebelum menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.

Baca Selengkapnya

Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

16 Mei 2021

Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

Polresta Pulau Ambon menetapkan tiga orang sebagai tersangka pelaku pengibaran bendera separatis RMS di Desa Ulath,

Baca Selengkapnya

3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

26 April 2020

3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

Ketiga petinggi RMS tadi memasuki halaman Kantor Polda Maluku dengan membentangkan bendera RMS.

Baca Selengkapnya

Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

27 Januari 2017

Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

Bendera itu diturunkan pada pukul 07.00 oleh polisi. "Polisi sempat meminta keterangan pihak sekolah sebagai saksi."

Baca Selengkapnya

Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

22 April 2016

Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

RMS menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yang berkedudukan di Vanuatu, sama seperti yang dilakukan Papua.

Baca Selengkapnya

Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

8 Juli 2014

Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

"Jika Jokowi menang, mungkin sakit hati kami bisa lebih melunak. Kami bisa bicara dengan beliau. Kami juga manusia yang rindu keadilan."

Baca Selengkapnya

Tokoh RMS Ingin Jokowi Jadi Presiden

29 Juni 2014

Tokoh RMS Ingin Jokowi Jadi Presiden

"Banyak masalah pelanggaran hak asasi manusia oleh Kopassus

dibawah pimpinan Prabowo.Mereka bukan tentara nasional, mereka

adalah political animal."

Baca Selengkapnya

Kali Ini, RMS Minta Hassan Wirajuda Ditangkap

14 November 2010

Kali Ini, RMS Minta Hassan Wirajuda Ditangkap

RMS menuduh Wirajuda turut bertanggung jawab dalam pelanggara HAM di Maluku pada 2003 dan 2007.

Baca Selengkapnya

Presiden: Pengadilan RMS seperti Sambutan Tak Beretika  

7 Oktober 2010

Presiden: Pengadilan RMS seperti Sambutan Tak Beretika  

"Tapi haruskah digelar untuk menyambut kedatangan saya hari itu? " kata Presiden.

Baca Selengkapnya

Kalla Sarankan Presiden Segera ke Belanda

7 Oktober 2010

Kalla Sarankan Presiden Segera ke Belanda

Menurut Kalla, kita jangan memberi peluang RMS dan isu separatisme itu tiba-tiba muncul kembali.

Baca Selengkapnya