TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua MPR Amien Rais meminta agar pemerintah bersedia melakukan dialog secara langsung dan terbuka dengan mahasiswa yang hingga saat ini terus melakukan aksi unjuk rasa mengkritik pemerintah. Dia juga meminta agar penanganan pemerintah terhadap aksi unjuk rasa tidak menggunakan cara-cara kekerasan. Menurut saya pemerintah bisa mengambil kebijakan yang lebih arif. Mahasiswa adalah anak-anak kita sendiri. Jadi jangan pakai kekerasan, apalagi sampai ada yang berdarah-darah. Kalau penanganan polisi yang kemarin, itu menjurus ke represif, kata Amien kepada wartawan di gedung DPR/MPR, Jakarta Jumat (7/2). Ia mengusulkan agar dialog itu dilakukan secara terbuka dan disiarkan oleh media, baik cetak ataupun elektronik, sehingga bisa diikuti oleh seluruh rakyat. Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz, kata dia, bisa mengundang mahasiswa ke Istana. Atau pertemuan bisa berlangsung di gedung wakil rakyat. Bu Mega itu adalah ibu negara. Mahasiswa adalah anak-anaknya. Mengapa harus main kucing-kucingan, kata dia. Pemerintah, lanjut dia, bisa mengundang sekitar 15 pemimpin mahasiswa, terutama dari Badan Eksekutif Mahasiswa yang selama ini aktif melakukan kritik terhadap pemerintah lewat aksi unjuk rasanya. Ini bisa mengempeskan semangat mahasiswa yang menyala-nyala itu kalau sudah dialog dengan Presiden. Masalahnya, apa Presiden mau? kata dia. Ia menambahkan, dialog itu nantinya sebaiknya mencakup permasalahan secara komprehensif dan langsung ke pokok masalah yang selama ini menjadi agenda unjuk rasa mahasiswa. Itu resep yang saya berikan, kata dia sambil menambahkan, dialog terbuka seperti ini akan lebih bagus dari pada pidato Megawati sebelumnya di Kebagusan yang hanya diikuti oleh simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam dialog ini, lanjut dia, Megawati bisa didampingi oleh sejumlah menteri koordinator. (Budi Riza-Tempo News Room)