Warga Sekitar Pabrik Gudang Garam Protes  

Reporter

Editor

Minggu, 8 Agustus 2010 09:57 WIB

Warga di sekitar pabrik rokok PT Gudang Garam (tbk) Kediri memprotes pencemaran udara dari pembakaran sisa produksi. Selain di duga merusak tanaman pertanian, limbah pabrik ini juga menyebabkan puluhan warga di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). TEMPO/Hari Tri Wasono

TEMPO Interaktif, Kediri - Lebih dari seribu warga yang tinggal di sekitar pabrik rokok PT Gudang Garam Kediri melakukan aksi unjuk rasa. Mereka memprotes polusi udara yang dikeluarkan pabrik hingga memicu terjadinya gangguan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).

Aksi unjuk rasa ini dilakukan warga di Dusun Susuhan, Desa Gampengrejo, dan Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri. Mereka melakukan konvoi keliling desa sejauh satu kilometer sambil mengenakan masker yang dibeli warga secara swadaya. “Kami sudah capek hidup dengan limbah,” kata Muhammad Yunus, 30, warga Dusun Susuhan kepada Tempo, Minggu (8/8).

Menurut dia limbah pabrik berupa sisa pembakaran yang keluar dari cerobong pabrik telah menyebar ke pemukiman penduduk sejak tahun 2006 silam. Debu berwarna putih yang menyerupai abu itu merupakan sisa pembakaran limbah pabrik yang dilakukan di Unit PT Gudang Garam bagian pembakaran.

Intensitas debu yang tinggi ini menyebabkan puluhan warga yang bermukim di sekitar pabrik jatuh sakit. Berdasarkan surat keterangan dokter yang dikeluarkan rumah sakit, mereka mengalami gangguan ISPA akut akibat polusi udara yang berlebihan. “Sebagian korban anak-anak,” kata Yunus.

Keluhan serupa disampaikan Mashudi, 40, warga Desa Putih yang berdekatan dengan cerobong pabrik. Selain memicu polusi udara, perusahaan rokok terbesar di Kediri itu juga membuang limbah cair ke sungai. Hal ini membuat warna air sungai berubah coklat kemerah-merahan dan menyebarkan aroma tak sedap. “Jika hujan tiba, air sungai naik dan merusak lahan pertanian,” kata Mashudi.

Warga sendiri, menurut Mashudi pernah memberikan surat teguran kepada PT Gudang Garam dan pemerintah daerah setempat. Bahkan pada tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Kediri sempat melakukan mediasi antara warga dengan manajemen Gudang Garam untuk menyelesaikan persoalan itu. Namun hingga kini janji perusahaan untuk mengurangi kadar pembakaran hingga 40 persen tak kunjung direalisasi.

Kekesalan warga memuncak ketika upaya mendapatkan pengobatan gratis kepada perusahaan tak ditanggapi. Bahkan hingga saat ini dua penderita ISPA yang dirujuk ke rumah sakit Surabaya harus mengeluarkan biaya sendiri.

Karena itu warga memutuskan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran untuk meminta pertanggungjawaban Gudang Garam. Mereka menuntut dihentikannya kegiatan pembakaran limbah yang menjadi biang persoalan selama bertahun-tahun.

Selain melakukan konvoi, warga dan tokoh masyarakat serta pengurus Pondok Pesantren Al-Ihsan yang juga terdampak polusi juga melakukan penancapan papan peringatan bebas polusi di jalan desa. “Kami juga mengirim surat kepada Gubernur untuk turun tangan,” kata Mashudi yang juga koordinator aksi.

Manajemen Gudang Garam belum memberikan respon atas aksi tersebut. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Yuli Rosyadi tidak berhasil dihubungi. Salah satu staf humas Gudang Garam, Nina, hanya mengatakan perusahaan telah mengetahui aksi tersebut dan akan memberikan penjelasan. “Nanti akan ada penjelasan resmi dari kami,” katanya melalui telepon.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya