TEMPO Interaktif, SUMENEP - Dari 37 pulau yang masuk wilayah Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, hanya empat pulau yang warganya menikmati aliran listrik. Bahkan dari empat pulau tersebut hanya hanya satu pulau, yakni Pulau Sapeken yang mendapat suplai listrik dari PLN.
Adapun tiga pulau lainnya, yakni Pulau Pegerrungan Besar, Pulau Pegerrungan Kecil, dan Pulau Sepanjang, pasokan listriknya didapat dari perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di sekitar pulau-pulau tersebut.
Itu sebabnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep yang berasal dari Pulau Sapeken, Nur Asur, menyesalkan pernyataan Direktur Utama PLN Dahlan Iskan.
Dalam berbagai pemberitaan, Dahlan Iskan mengatakan listrik di seluruh Indonesia sudah aman.Bahkan Dahlan Iskan juga optimistis dalam waktu dekat kwalitas pasokan listrik di pulau Jawa akan berstandar internasional. "Dahlan Iskan tidak realisitis, ngomongnya asal bapak senang," kata Nur Asur, Jumat (23/7).
Menurut Nur Asur, Dahlan Iskan perlu datang ke Pulau Sapeken untuk melihat langsung pasokan listrik di sana. "Listrik di Sapeken memang nyala, tapi hanya 10 jam per hari, 14 jamnya padam," ujar Nur Asur pula.
Sebanyak 33 pulau lainnya, seperti Pulau Sasi'il, Saebus, Peliat, Saur, Sadulang, dan Pulau Sabunten belum teraliri listrik. Warganya mayoritas masih menggunakan lampu minyak tanah. "Kalau ada rumah yang terlihat lampu listrik, itu rumah orang yang punya banyak uang dan bisa membeli mesin diesel sebagai sumber listrik,” ucap Nur Asur.
Suhairi, warga pulau Sapeken kepada Tempo menuturkan, meski pasokan listrik menyala sepuluh jam per hari, namun dilakukan bergiliran, yakni dibagi tiga jam tiap desa. Itu pun menyalanya sering byar pet. Akibatnya, kulkas terbakar, televisi hangus sudah menjadi hal biasa yang diderita warga Sapeken. ”Sering terjadi pertengkaran warga antar desa. Misalnya desa sini lada acara nikahan, listriknya dipadamkan, di desa lain yang tidak ada acara penting justru dinyalakan," tuturnya.
Suhairi mengaku berbagai upaya telah dilakukan warga kepulauan agar pasokan listrik bisa menyala normal 24 jam. Namun PLN Regional Madura selalu beralasan yang oleh warga dinilai klasik. Di antaranya karena generator pembangkit tenaga diesel rusak. "Koq bertahun-tahun generator rusak tidak diganti,” kata Suhairi yang berprofesi sebagai nelayan.
Direktur PLN Pamekasan Rafi'ie belum dapat dikonfirmasi. Meski pulau Sapeken berada di wilayah Kabupaten Sumenep, namun pasokan listrik menjadi tanggung jawab PLN Pamekasan. MUSTHOFA BISRI.
Adapun tiga pulau lainnya, yakni Pulau Pegerrungan Besar, Pulau Pegerrungan Kecil, dan Pulau Sepanjang, pasokan listriknya didapat dari perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di sekitar pulau-pulau tersebut.
Itu sebabnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep yang berasal dari Pulau Sapeken, Nur Asur, menyesalkan pernyataan Direktur Utama PLN Dahlan Iskan.
Dalam berbagai pemberitaan, Dahlan Iskan mengatakan listrik di seluruh Indonesia sudah aman.Bahkan Dahlan Iskan juga optimistis dalam waktu dekat kwalitas pasokan listrik di pulau Jawa akan berstandar internasional. "Dahlan Iskan tidak realisitis, ngomongnya asal bapak senang," kata Nur Asur, Jumat (23/7).
Menurut Nur Asur, Dahlan Iskan perlu datang ke Pulau Sapeken untuk melihat langsung pasokan listrik di sana. "Listrik di Sapeken memang nyala, tapi hanya 10 jam per hari, 14 jamnya padam," ujar Nur Asur pula.
Sebanyak 33 pulau lainnya, seperti Pulau Sasi'il, Saebus, Peliat, Saur, Sadulang, dan Pulau Sabunten belum teraliri listrik. Warganya mayoritas masih menggunakan lampu minyak tanah. "Kalau ada rumah yang terlihat lampu listrik, itu rumah orang yang punya banyak uang dan bisa membeli mesin diesel sebagai sumber listrik,” ucap Nur Asur.
Suhairi, warga pulau Sapeken kepada Tempo menuturkan, meski pasokan listrik menyala sepuluh jam per hari, namun dilakukan bergiliran, yakni dibagi tiga jam tiap desa. Itu pun menyalanya sering byar pet. Akibatnya, kulkas terbakar, televisi hangus sudah menjadi hal biasa yang diderita warga Sapeken. ”Sering terjadi pertengkaran warga antar desa. Misalnya desa sini lada acara nikahan, listriknya dipadamkan, di desa lain yang tidak ada acara penting justru dinyalakan," tuturnya.
Suhairi mengaku berbagai upaya telah dilakukan warga kepulauan agar pasokan listrik bisa menyala normal 24 jam. Namun PLN Regional Madura selalu beralasan yang oleh warga dinilai klasik. Di antaranya karena generator pembangkit tenaga diesel rusak. "Koq bertahun-tahun generator rusak tidak diganti,” kata Suhairi yang berprofesi sebagai nelayan.
Direktur PLN Pamekasan Rafi'ie belum dapat dikonfirmasi. Meski pulau Sapeken berada di wilayah Kabupaten Sumenep, namun pasokan listrik menjadi tanggung jawab PLN Pamekasan. MUSTHOFA BISRI.
