TEMPO Interaktif, Kupang - Sedikitnya 60 ekor sapi pilihan milik peternak yang tersebar di lima kabupaten/kota sedaratan Timor Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/6), mengikuti kontes sapi yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan Provinsi NTT.
Lima kabupaten/kota yang mengikuti kontes sapi yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu. Kegiatan kontes sapi tersebut berlangsung di taman wisata alam Camplong, Kabupaten Kupang.
Asisten Pembangunan Sekretaris Daerah NTT, Ans Takalapeta, mengatakan, kontes sapi ini untuk memilih sapi Timor terbaik di kelas betina bibit, betina induk, penggemukan, pejantan, penggemukan silang dan pejantan silang yang diikuti 60 sapi milik peternak.
Sapi-sapi Timor yang memenangi kontes sapi ini, menurut dia, akan dikirim bersama peternaknya mengikuti kontes sapi tingkat nasional di Boyolali, Jawa Tengah, pada Agustus. Sapi yang mengikuti kontes harus memiliki bobot berat terendah 400 kilogram dan tertinggi 556 kilogram.
Dia mengatakan, kontes sapi diselenggarakan untuk mendapatkan bibit unggul dan menghasilkan ternak yang produktif, sekaligus menjadi ajang silaturahmi para peternak dan bahan evaluasi bagi pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah provinsi menjadikan NTT sebagai gudang ternak.
Dalam kontes tersebut banyak hal-hal unik yang terjadi yang menimbulkan gelak tawa dari pengunjung yang hadir. Misalnya, seekor sapi jantan penggemukan silang yang enggan masuk arena kontes tanpa dipancing dengan betina.
Setelah dipancing dan berhasil melewati arena kontes, sapi jantan tersebut mulai mengejar sang betina yang sudah berada di luar arena. Kejadian ini, mengundang gelak tawa para hadirin yang memadati taman wisata alam Camplong. Ada juga sapi yang dirias mengenakan kain tenun ikat motif Timor yang diselempangkan di leher, sehingga mirip kontes kecantikan.
Sementara itu, Wakil Gubernur, Esthon Foenay mengatakan, NTT sejak tahun 1972 sudah menjadi gudang ternak dan menyelenggarakan kontes ternak. "Kontes ternak bukanlah kegiatan baru," katanya.
Kontes ini sempat hilang, karena terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih membutuhkan daging sapi, sehingga gudang ternak yang menjadi ikon NTT sempat hilang, karena jumlah sapi mulai berkurang dari tahun ke tahun.
YOHANES SEO