Kreator Tari Pakarena Tutup Usia  

Reporter

Editor

Kamis, 8 Juli 2010 20:35 WIB

Keluarga melayat di rumah duka Seniman tari Almarhumah Andi Siti Nurhani Sapada di jalan Hertasning, Makassar, Kamis (8/7). TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO Interaktif, Makassar - Penari dan pencipta kreasi Tari Pakarena Andi Nurhani Sapada Makkasau meninggal dunia dalam usia 81 tahun di kediamannya di Jalan Hertasning Makassar, sekitar pukul 12.55 Wita siang tadi. Andi Nurhani meninggal diduga karena gangguan jantung dan paru-paru.

“Fungsi ginjal dan paru-paru terganggu. Mungkin juga karena usia, “ kata Andi Ahmad Faisal Sapada, anak kelima almarhumah, di kediamannya kepada Tempo.

Faisal mengatakan, sebelum almarhumah menghembuskan nafas terakhirnya, sempat tiga bulan dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo Makassar. Menurut diagnosa dokter, katanya, Nurhani mengalami gangguan fungsi pada jantung dan paru-parunnya.

“Selama tiga bulan kami bolak balik melarikannya ke rumah sakit, “ jelas staf ahli Pemerintah Kota Parepare ini.

Semasa hidup, almarhumah dikenal senagai penari hebat dan pencipta kreasi dari Tari Pakarena dan banyak mendirikan oranisasi, dan berkecimpun di lembaga seni tari sejak 1949. Di usia belia, wanita kelahiran 25 Juni 1929 sudah memperagakan kembali tari tradisi Pattuddu dari daerah Mandar yang sudah lama terkubur di bawah asuhan Ny. Ince Maula Daeng Tarring. Sesudah itu menjadi pembina Tari Pakarena Gowa melalui Anrong Guru Pakarena bapak Parancing di Makassar pada 1951.

Advertising
Advertising

Sejak itu Tari pakarena asuhan almarhumah dan dukungan para anak-anak dan keluarga, kata Faisal, sangat berkembang. Hingga 12 tahun, katanya, tari tradisional Makassar ini seringkali mengisi acara kesenian kenegaraan di Istana Negara setiap tanggal 17 Agustus. Juga pada acara penyambutan tamu-tamu dari luar negeri di Jakarta, seperti Kim Il Sung dari Korea, Presiden Lubke dari Jerman, Raja Thailand, dan Ratu Sirikit.

Pada 1960, almarhumah mendirikan Institut Kesenian Sulawesi (IKS) di daerah Sidenreng Rappang yang kini sudah tumbuh 17 cabang. “Beliau banyak menciptakan tari-tarian tradisi Sulsel dengan harmoni kecapi dan suling, “ kata Syahrial Tato.

Ada banyak tarian yang diciptakannya. antara lain Tari Padendang (1960), Tari Pattenung (1962), Tari Donda’dondang (1963), Tari Bosara (1961), Tari Pabbekenna Ma’jina (1961) , Tari Tomassenge (1964), Tari Marellau Pammase Dewata (1963) dan Tari Mallatu’Kopi (1965). Dan berapa Fragmen tari, seperti fragmen Sultan Hasanuddin, Fragmen Kartini, Fragmen Pajonga Takalar, Fragmen Kapala Mojong Sidenreng, Fragmen We Tadampali Luwu, dan Fragmen We Siwa-Donna Helena Suppa.

Almarhum meninggalkan delapan anak, 18 cucu dan dua cicit, namun kata Faisal, tidak satupun anak dan cucunya mewarisi kepandaiannya meski dididik menjadi pemain musik dan tari tradisional sejak kecil. “Tidak ada yang seperti beliau, “ ucap Faisal.

Rencananya almarhumah akan dikebumikan di kompleks makam raja-raja Gowa di belakang mesjid Katangka Gowa, hari ini sekitar pukul 10.00 pagi. “Akan dimakamkan di dekat para keluarganya di Katangka, “ kata Faisal

ABD AZIS

Berita terkait

500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

6 Oktober 2018

500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

Berbagai pertunjukan seni seperti musik juga akan ditampilkan di Nuit Blanche Taiwan, termasuk dari para tenaga kerja Indonesia.

Baca Selengkapnya

Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

4 November 2017

Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

Apapun saat ini bisa dijadikan meme. Perbincangan meme kembali hangat setelah penangkapan seorang pembuat meme tentang Ketua DPR Setya Novanto

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

9 Agustus 2017

Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

Karya instalasi ini masih dalam proses pembuatan. Karya ini
rencananya dipasang akhir September mendatang.

Baca Selengkapnya

Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

31 Juli 2017

Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

Seni video yang dinilai memiliki perkembangan cukup bagus di Indonesia diharapkan segera mempunyai pasar.

Baca Selengkapnya

Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

18 Juli 2017

Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

Lama menekuni seni ukir, I Putu Sunarta kini dikenal sebagai
pembuat gitar bermerek Divart di Bali.

Baca Selengkapnya

Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

12 Februari 2017

Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

Buku biografi pelukis Arie Smit yang ditulis Agus Dermawan T.
terbit.

Baca Selengkapnya

Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

16 November 2016

Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

Buku Sketsa The Lost Arles yang baru dirilis internasional disebut memuat 56 sketsa karya maestro lukis Vincent Van Gogh.

Baca Selengkapnya

Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

25 Oktober 2016

Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

Seniman asal Yogyakarta Gatot Indrajati mendapat penghargaan UOB Painting of the Year 2016.

Baca Selengkapnya

Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

25 Februari 2016

Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

Punya pemain dan penonton setia. Tetap harus berjuang menjadi
teater yang disukai masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

5 Januari 2016

Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

Nahas menerpa Monumen Dirgantara di Pancoran. Monumen itu dibangun Edhi Sunarso pada 1970, pada saat kekuasaan Soekarno sudah lemah.

Baca Selengkapnya