DPR Tetap Menolak Kunjungan PM Australia Howard

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 13:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Dewan Perwakilan Rakyat tetap pada pendiriannya menolak kehadiran Perdana Menteri Australia John Howard di DPR. Hal ini sejalan dengan penolakan yang disampaikan Komisi I DPR dan didukung seluruh fraksi di dewan. “Itu sudah menjadi putusan maka tentu saja, kami sebagai pimpinan tinggal melaksanakan putusan itu” kata Akbar di gedung MPR/DPR, Rabu (6/2) siang. Menaggapi sikap dewan yang bertolak belakang dengan pemerintah. Akbar mengatakan DPR hanya bisa meminta kepada pemerintah untuk tidak menerima kunjungan tersebut. Selebihnya, kata Akbar, Dewan tak bisa mengintervensi pemerintah. ”Ya kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintah” ujarnya, seraya meminta pemerintah meperhatikan apa yang disampaikan DPR. Hal senada juga disampaikan oleh ketua MPR, Amien Rais. Amien dalam kesempatan terpisah menyatakan bahwa tidak pada tempatnya, untuk menyalahkan pemerintah yang memutuskan menerima kedatangan Perdana Menteri Australia Howard. “Karena itu sudah komitmen antarnegara, jadi sebaiknya tetap diterima,” kata Amien. Amien sendiri, kemarin sempat mengusulkan kepada pemerintah untuk tidak membatalkan, namun menunda kunjungan Howard. “Tetapi nampaknya tidak mungkin, jadi silakan saja," kata dia. Lebih jauh, Amien menekankan agar Australia mengambil hikmah dari penolakan 11 fraksi di DPR. Yakni agar pemerintah Australia memahami bahwa ada yang perlu dibenahi dari diplomasi dan sikap politik Canberra kepada Jakarta. "Tidak mungkin fraksi itu bodoh semua. Rakyat juga cerdik” katanya. Amien mengaku MPR juga tidak menerima PM Howerd. Kendati demikian apabila ada undangan makan siang atau malam yang ditujukan kepada dirinya maka dirinya tidak akan menolak . "Kita tidak usah kaku sekali, ini hubungan diplomasi bahwa saat ini jalannya sedang menggerinjal, sedang tidak licin, ini alami," ujarnya. Sementara ketika ditanya mengenai maksud dari kunjungan PM Howard ini, Akbar mengaku tidak tahu persis. Hanya setahu Akbar saat kampanye pemilihan perdana menteri, Howard berjanji akan mengunjungi Indonesia apabila dirinya menang. “Rupanya itu yang direalisasikan oleh Howard tapi background sebenarnya saya tidak dapat menyampaikan sesuatu tentang itu,” kilahnya. Seperti yang dikemukakan oleh Amien Rais, pada dasarnya ada tiga hal yang menjadi dasar sikap penolakan DPR/MPR. Pertama tuduhan Australia terhadah bangsa Indonesia yang menyelundupkan orang ke Australia. Kedua pegalaman Timor-Timur yang masih membekas. Ketiga rumor bahwa ada unsur-unsur tertentu di Ausrtralia yang mendukung refrendum di Papua. Meski begitu, Amien mengakui tak ada dasar yang kuat, tetapi dapat dirasakan dan terlihat jelas ekspresinya melalui media di sana. “Maaf istilahnya agak saru kalau diantara kita ada yang membuang kentut misalnya, itukan sulit yang mana, tapikan ada baunya” kata Amien.(Wuragil-Tempo News Room)

Berita terkait

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

4 menit lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

6 menit lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

14 menit lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

21 menit lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ide Kencan di Luar Ruangan saat Cuaca Cerah

22 menit lalu

Ide Kencan di Luar Ruangan saat Cuaca Cerah

Berikut ragam kegiatan luar ruangan yang bisa dilakukan bersama pasangan, kencan sambil berjemur dan menghirup udara segar.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

23 menit lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

23 menit lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

29 menit lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

31 menit lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

34 menit lalu

Turis Pose Telanjang di Big Daddy Dune, Pemerintah Namibia Marah

Big Daddy Dune menjadi simbol keindahan alam Namibia dan menjadi tujuan populer bagi para wisatawan yang mencari petualangan.

Baca Selengkapnya