Makassar Ikut Kontes Kebersihan Tingkat ASEAN  

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juni 2010 19:23 WIB

Ratusan peserta bersepeda keliling Kota Makassar tiba di Benteng Rotterdam Makassar pada hari lingkungan hidup (05/06). TEMPO/ Kink Kusuma Rein
TEMPO Interaktif, Makassar -Kota Makassar akan mewakili Indonesia dalam kontes yang akan memperebutkan Penghargaan Kota Bersih Berwawasan Lingkungan atau Environment Sustainable City (ESC) tingkat ASEAN.

Dalam ajang yang akan berlangsung 7 Juli ini, Makassar akan bersaing dengan sepuluh negara anggota ASEAN ditambah enam negara dari Asia Timur dan Pasifik. Yakni, India, Tiongkok, Jepang, Korea, Australia, dan Selandia Baru.

Terpilihnya Makassar mengikuti kontes kebersihan mewakili Indonesia terungkap saat ekspos program kota berwawasan lingkungan yang diikuti oleh Kementerian Lingkungan Hidup serta sejumlah SKPD lingkup kota Makassar di ruang kerja Wali Kota Makassar, Selasa (22/6).

Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin disela-sela mengatakan bahwa Makassar berhasil lolos saat verifikasi terakhir sesuai standar penilaian, bersama Pekanbaru.

Kepala Sub bidang Pengendalian Pencemaran Kementerian Lingkungan Hidup Regional Sulawesi Maluku dan Papua, Mini Farida mengatakan ada tiga indikator dalam penilaian nanti kebersihan tanah, udara dan air.

“Sebenarnya Indonesia menjagokan tujuh kota. Yakni Surabaya, Palembang, Padang, Makassar, Balikpapan, Pekanbaru, dan Jakarta Pusat. Namun saat verifikasi data, Makassar dan dan Pekan Baru memiliki kelengkapan data yang lebih baik dan paling siap,” jelas Mini.

Terkait dengan kesiapan Makassar, Ilham mengatakan bahwa untuk kategori udara bersih, Makassar sudah sangat siap, hal ini juga ditunjang dengan predikat kota Makassar yang telah mendapatkan sertifikat Langit Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2008 lalu.

Selain itu, saat ini Pemerintah Kota Makassar tengah intens berjuang untuk memberikan kontribusi penurunan emisi gas buang sebagaimana dicanangkan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada saat berbicara pada konferensi Perubahan Iklim di Copenhagen pada tahun 2009 lalu. Waktu itu SBY berkomitmen untuk menurunkan emisi gas buangnya sebesar 26 persen. Untuk Kota Makassar, Ilham menargetkan penurunan emisi gas buang sebesar 5 persen.

Untuk pemenuhan target tersebut, sejumlah langkah telah ditempuh yakni pengolahan gas metan di TPA Antang yang mampu menghasilkan energi listrik, serta sejumlah program yang mendorong penghematan pemakaian kendaran bermotor. Serta ditunjang dengan prestasi kota Makassar yang berhasil merebut sertifikat Adipura untuk kategori kota metropolitan pada tahun ini.

SUKMAWATI

Berita terkait

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

11 Juni 2017

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

okowi kembali menegaskan soal larangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itu, Presiden minta masyarakat tidak terprovokasi isu bangkitnya PKI.

Baca Selengkapnya

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

18 Mei 2017

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader PKI.

Baca Selengkapnya

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

17 Maret 2017

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

Fotografer Tempo, Subekti, dipaksa mencopot kaus bergambar maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang ia kenakan saat salat Jumat di Jatinegara.

Baca Selengkapnya

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

8 Maret 2017

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

Alfian Tanjung meminta maaf kepada anggota Dewan Pers Nezar Patria. Alfian tak sanggup membuktikan tuduhannya kepada Nezar sebagai kader PKI.

Baca Selengkapnya

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

31 Agustus 2016

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

Bedjo Untung menuturkan YPKP 65 ingin berbicara dari hati ke hati dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

25 Agustus 2016

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

Setidaknya ada empat elemen dalam rekomendasi rekonsiliasi yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

25 Agustus 2016

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

Koordinator Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bedjo Untung meminta Presiden Jokowi segera merespons rekomendasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

21 Juli 2016

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

Pengadilan menemukan adanya genosida. Pemerintah membantah hal ini.

Baca Selengkapnya

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

21 Juli 2016

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

Pemerintah tidak melihat ada jumlah kuburan massal yang signifikan, yang bisa membuktikan tuduhan adanya pembantaian pada 1965

Baca Selengkapnya