Politisi Golkar: TNI Boleh Memilih, Berpolitik Tidak

Reporter

Editor

Senin, 21 Juni 2010 14:48 WIB

TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Politisi asal Partai Golkar, Chairuman Harahap mendukung wacana soal anggota TNI yang akan diberikan hak pilihnya dalam pemilihan umum. "Namun tidak untuk berpolitik praktis," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/6).

Chairuman menilai memilih dalam dimensi politik merupakan hak asasi manusia. Hak pilih TNI, kata dia, tidak diartikan sebagai pilihan lembaga, tapi pilihan individu. Sebelumnya memang tidak diatur dalam sebuah aturan yang kaku soal boleh atau tidaknya TNI ikut memilih. "Jika wacana TNI boleh memlih ini merupakan bagian dari Reformasi," katanya.

Menurut Chairuman, perlu dilihat manfaat dan keburukan dari wacana ini. Sebab, wacana TNI boleh memilih seperti membuka celah untuk terjadinya keretakan diantara pasukan TNI. "Kondisi ini bisa diapresiasi jika TNI sudah paham betul tugas dan fungsinya," ujarnya.

Sebelumnya,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melemparkan wacana hak pilih TNI saat bertemu wartawan di Cianjur, pekan lalu. Menurut SBY, hak pilih merupakan hak asasi manusia, termasuk anggota TNI.

Namun, Chairuman juga mengaku khawatir soal hak pilih TNI ini. Sebab potensi untuk terjadinya perpecahan di tubuh TNI pun tidak tertutup. Petinggi TNI harus bisa menjamin kemerdekaan memilih bagi anggotanya. "Khawatir soal tekanan atasan atau senior di TNI," katanya.

Komisi Pemerintahan DPR pun menilai perlu adanya pembahasan soal TNi ini di UU Pemilihan Umum. Sebab soal hak pilih TNI tidak diatur dalam undang-undang No 34 2004 tentang TNI.

SANDY INDRA PRATAMA

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya