“Sudah jadi tersangka kasus pemalsuan ijasah,” kata Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, Komisaris Besar Wisnu Sutirta, Sabtu (12/6). Polisi, kata Wisnu sudah mengirimkan surat izin permintaan pemeriksaan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, Ridwan Suwidi masih menjabat sebagai Bupati Paser periode 2005 – 2010.
“Surat permintaan izin sudah kami kirimkan pada Mabes Polri untuk diteruskan pada Sekretaris Negara. Izin presiden diperlukan karena dia masih menjabat sebagai Bupati Paser,” paparnya. Polda Kalimantan Timur mengambil alih penyidikan kasus ijasah palsu Ridwan Suwidi yang sebelumnya ditangani penyidik Polres Paser. Hampir setahun penanganan kasusnya belum ada perkembangan berarti.
Wisnu mengatakan pengambil alihan penanganan kasusnya usai ekspos antara Direktorat Reserse Kriminal Polda Kalimantan Timur dengan Polres Paser. Kepala Polda Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Mathius Salempang memerintahkan pengambilalihan penyidikan kasusnya.
Wisnu menegaskan polisi serius dalam penanganan kasus ijasah palsu Bupati Paser, Ridwan Suwidi. Dia menyatakan polisi tetap menindak lanjuti perkaranya dengan menyita barang bukti dokumen ijasah diduga palsu. “Kami serius dalam kasus ini. Komitmen polisi tidak perlu diragukan,” paparnya.
Jaringan Pemantau Independen mengungkap jaringan pembuat ijasah palsu Kalimantan TImur. Bersama Kepolisian Resor Kota Balikpapan, berhasil dibekuk tiga tersangka yaitu Gimin Hadi (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar Suluh Ilmu), Umar Karang (Pensiunan Dinas Pendidikan Balikpapan) dan Mardji (PKBM Giri Mukti).
LSM ini sengaja memesan ijasah palsu paket A, B dan C atas namanya pada tersangka Gimin Hadi yang merupakan pengelola Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Suluh Ilmu. Pelaku mengaku sering membuatkan pemesanan ijasah palsu para pejabat Kalimantan Timur. Tersangka Gimin Hadi mengaku pernah membuatkan ijasah palsu paket A, B dan C milik Bupati Paser Ridwan Suwidi.
Komisi Pemilihan Umum Paser sudah melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dengan peserta empat pasangan yaitu Noorhayati – Nasrun Kalam, Yusransyah Syarkawie – Azhar Bahruddin, Ridwan Suwidi – Mardikansyah dan Toni Budihartono – Yudhi Chandra. Sebagai incumbent, perolehan suara Ridwan Suwidi di tempat pemungutan suara jauh melampaui tiga pasangan lainnya.
SG WIBISONO