Kepergian Relawan Tanpa Rekomendasi Kementerian Luar Negeri

Reporter

Editor

Selasa, 1 Juni 2010 15:19 WIB

Kapal Mavi Marmara yang ditumpangi anggota Mer-C Tim Pelayaran Gaza. TEMPO/Subekti/Repro Mer-C

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengatakan kepergian relawan Warga Negara Indonesia dalam rombongan Armada Kebebasan ke Gaza tidak direkomendasikan Pemerintah. "Karena situasi Gaza bahaya, ada blokade laut oleh pasukan Israel," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Teguh Wardoyo di kantornya di Jalan Pejambon, Jakarta, hari ini (1/6).

Menurut Teguh, pada 18 Mei 2010, lima orang sukarelawan dari MER-C mengirim surat pemberitahuan ke Kementerian Luar Negeri atas rencana mereka. Kelima orang tersebut adalah Nur Fitri Moeslim Taher (ketua tim), Dr. Arief Rachman, Abdillah Onim (logistik dan penerjemah), Nur Ikhwan Abadi (insinyur), dan Muhammad Yasin (jurnalis TV One).

Esoknya, Kementerian membalas surat tersebut dan menyatakan tidak merekomendasikan kelimanya untuk pergi ke Gaza. "Tapi Pemerintah tidak bisa berbuat banyak, apapun pertimbangannya, jika WNI bersikukuh untuk pergi, itu hak mereka," ujar Teguh.

Rombongan Armada Kebebasan tidak hanya membawa lima WNI yang mengirim surat pemberitahuan ke Kementerian. Total ada 12 WNI yang ikut dalam rombongan. Tim lainnya berasal dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa) dan Sahabat Al-Aqsa. Mereka adalah Ferry Nur, Muhendri Muchtar, Hardjito Warno, dan Oktaviano ikut dalam tim Kispa. Sementara, Dzikrullah, Santi Soekanto, dan Surya Fachrizal ikut dalam tim Sahabat Al-Aqsa.

Hingga kini, 12 WNI masih ditahan Pemerintah Israel. Kementerian Luar Negeri belum bisa melakukan komunikasi langsung dengan mereka. "Ada kesulitan komunikasi karena kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel," kata Teguh.

Kapal Mavi Marmara yang mengangkut lebih dari 500 aktivis dan anggota parlemen 50 negara dalam rombongan Armada Kebebasan diserbu militer Israel saat baru berada sekitar 60 kilometer lepas laut Gaza kemarin. Rombongan ini berniat mendobrak blokade Gaza oleh tentara Israel dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.

PUTI NOVIYANDA

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya