Presiden Minta Pancasila Tak Dikeramatkan

Reporter

Editor

Selasa, 1 Juni 2010 15:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tak lagi menganggap Pancasila sebagai sesuatu yang keramat. "Pancasila tentu tak patut kita perlakukan sebagai dogma kaku, apalagi kita keramatkan," kata Presiden saat berpidato dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Gedung DPR, Selasa (1/6).

Menganggap Pancasila sebagai sesuatu yang keramat atau sebagai dogma yang kaku, kata Presiden, justru akan menghalangi Pancasila dalam merespon tantangan global. "Menghalang-halangi Pancasila merespon berbagai tantangan zaman," katanya.

Saat ini, kata SBY, tak satupun negara menganut ideologi besar seperti ideologi kapitalis, sosialis, atau neoliberalisme. "Bangsa Indonesia sepatutnya tak perlu silau dan kembali kepada apa yang ada, yakni Pancasila," katanya.

Dwi Riyanto Agustiar

Berita terkait

Menteri Dalam Negeri Minta Daerah Antisipasi Kelompok Fundamentalis

15 Maret 2017

Menteri Dalam Negeri Minta Daerah Antisipasi Kelompok Fundamentalis

Menurut Deputi BIN Thamrin Marzuki, kelompok radikal ini menuntut khilafah islamiah dan berbasis komunitas yang mengancam ideologi Pancasila.

Baca Selengkapnya

Ingin Bangun Khilafah, NU Minta HTI Sadar Diri  

4 Mei 2016

Ingin Bangun Khilafah, NU Minta HTI Sadar Diri  

Khilafiah dianggap tidak cocok diterapkan di Indonesia yang terdiri atas ratusan suku. Khilafah hanya cocok diterapkan di masa lalu.

Baca Selengkapnya

Lemhanas: Ada yang Ingin Mengganti Pancasila  

24 Oktober 2013

Lemhanas: Ada yang Ingin Mengganti Pancasila  

Mereka berpikir Pancasila adalah paham kuno yang perlu diganti.

Baca Selengkapnya

Sembilan Perguruan Tinggi Kaji Pemahaman Pancasila

15 November 2006

Sembilan Perguruan Tinggi Kaji Pemahaman Pancasila

Lunturnya pengamalan Pancasila diindikasikan dari berbagai macam peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.

Baca Selengkapnya

Ormas Islam Kumpulkan Tanda Tangan Tolak Bush

15 November 2006

Ormas Islam Kumpulkan Tanda Tangan Tolak Bush

Bush dinilai seorang pemimpin yang haus darah. Dia telah membunuh rakyat Afaganistan dan Irak yang tidak berdosa.

Baca Selengkapnya

Presiden Menilai Rakyat Indonesia Boros

15 November 2006

Presiden Menilai Rakyat Indonesia Boros

Kedatangan Presiden juga disambut demonstrasi sekitar 150 orang Perumahan Griya Kencana Permai. Mereka memprotes pencemaran debu pembangkit listrik tenaga uap.

Baca Selengkapnya

Anggota Batalion TNI Serbu Pos Polisi

14 November 2006

Anggota Batalion TNI Serbu Pos Polisi

Empat korban yang diserbu di antaranya Brigadir Kepala Asep Surya, Brigadir Dua Sudaryanto, Brigadir Hadi, dan Brigadir Asep Suryana.

Baca Selengkapnya

Tertabrak Maut, Tiga Tewas

14 November 2006

Tertabrak Maut, Tiga Tewas

Kecelakaan terjadi ketika sopir truk, Wawan, melajukan kendaraannya dari arah Bandung ke Purwakarta dengan kecepatan tinggi.

Baca Selengkapnya

Penelitian : Umat Islam Indonesia Dukung Radikalisme

12 November 2004

Penelitian : Umat Islam Indonesia Dukung Radikalisme

Hasil kesimpulan penelitian menunjukkan masyarakat mendukung gerakan-gerakan radikal Islam selama ini. Karena penerapan hukum lemah?

Baca Selengkapnya