Petugas Pemantau Hama Tanaman Dinas Pertanian Jawa Timur, Cacuk Wiyono, mengatakan keengganan petani menanam padi karena takut merugi. Sebab, petani khawatir terjadi serangan hama seperti yang terjadi musim tanam pertama Maret lalu. Akibat serangan haman, panen gabah petani menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
"Dari catatan kami, hanya sekitar 50 hektare yang kembali ditanami padi di Kecamatan Kadur," katanya di Pamekasan, Senin (31/5).
Trauma petani itu, kata dia, cukup beralasan. Menurut Cacuk, dari 50 hektare tanaman padi tersebut, sebanyak 5 hektare mulai diserang hama walang sangit dan racun hama pelepah pisang yang menyebabkan noda coklat pada daun padi. Jika terlambat dicegah, hama tersebut akan membuat tanaman padi tumbuh namun tidak berisi. "Kami sudah bagikan fungisida dan insektisida," ungkapnya.
Cacuk menambahkan para petani di Pamekasan kini lebih memilih bercocok tanam palawija seperti kacang dan jagung dan sebagian dibiarkan kosong menunggu datangnya musim tanam tembakau yang molor akibat lamanya musim penghujan.
Sari, seorang petani Desa Polagen, mengaku memilih membiarkan lahannya kosong pascapanen padi untuk menunggu musim tanam tembakau. Dia mengaku hasil panen padi di dua petak sawah miliknya menurun dibanding tahun lalu akibat serangan hama.
"Sekarang enggak ada padi merunduk, meski sudah tua masih tegak alias enggak ada isinya. Biasanya sekali panen saya bisa dapat dua puluh karung gabah, sekarang cuma 10 karung, rugi," katanya.
MUSTHOFA BISRI