"Berpapasan dengan Kapal TNI, Kapal AS Harus Hormat"

Reporter

Editor

Kamis, 15 April 2010 12:45 WIB

Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan miniatur kapal perang di Sidoarjo. Miniatur yang mengambil model kapal perang Angkatan Laut Indonesia ini, diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Norwegia dan Iran. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Surabaya - Panglima Komando Armada Timur TNI Angkatan Laut Laksda TNI Among Margono, mengatakan sebagai negara yang menguasai dua pertiga wilayah Asia Tenggara, peralatan TNI Angkatan Laut sangat tertinggal jauh dari beberapa negara tetangga.

Saking tuanya, “Bahkan ada kapal perang LST buatan Amerika tahun 1942 yang masih beroperasi. Kalau ada kapal AS berpapasan dengan kapal ini, mereka harus menghormat karena kalah senior,” kata Among dalam sebuah seminar bertajuk “Kajian Pertahanan dan Pengembangan Teknologi Tempur Angkatan Laut” yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh November, Kamis (15/4).

Menurut dia, teknologi peralatan TNI AL saat ini masih didominasi teknologi era tahun 1980-an. Karena uzur peralatan yang dimiliki Angkatan Laut TNI AL, kata Among, TNI seringkali kewalahan dan kehabisan anggaran untuk melakukan perawatan. "Untuk mempertahankan supaya tidak tenggelam saja sudah mahal," ujarnya.

Meski tidak merinci jumlah peralatan yang sudah tua, namun sebagian besar KRI yang dimiliki TNI AL memakai teknologi tahun 1980 hingga 1990. Peralatan uzur ini, kata dia, juga bisa dijumpai pada pesawat udara yang dimiliki TNI AL. Untuk pesawat, kata dia, teknologi yang dipakai sebagian memakai buatan tahun 1970 hingga tahun 1990. Sedangkan peralatan yang lebih tua ada pada kendaraan tempur marinir yang sebagian besar masih buatan tahun 1960 hingga tahun 1970.

Padahal, kata dia, di Australia sebagian besar peralatannya sudah memakai produk buatan 1990 hingga 2007. Bahkan Australia saat ini berencana melakukan pengadaan kapal perang jenis Air Warfare Destroyer kelas Hobart dengan sistem tempur terbaru.

Begitu pula di Singapura. Negara ini, kata dia, saat ini telah memiliki empat kapal selam siluman. Selain itu, Singapura juga memiliki kapal tempur terbaru yang dilengkapi dengan stealth technology yang mampu menghadapi ancaman multidimensi dari udara, permukaan laut dan bawah laut.

Namun, kata Among, TNI AL bisa memaklumi ketinggalan teknologi yang dipakainya itu. Sebab, anggaran untuk pembelian peralatan itu masih minim. Dimana dari alokasi yang ada, 60 persen diantaranya masih digunakan untuk gaji personelnya. Sedangkan 40 persen anggaran untuk peralatan. “Idealnya dibalik, 60 persen untuk peralatan dan gaji personel 40 persen,” ujarnya.

Saat ini, kata Among, TNI AL telah merencanakan untuk segera memiliki kekuatan pokok minimum peralatan itu. Syarat memiliki kekuatan minimum, menurut Among, jika TNI AL telah memiliki 151 KRI, 54 pesawat udara, 310 kendaraan tempur, tiga batalyon tempur mariner, satu yonif siaga kota, dan satu yonif tambahan.

ROHMAN TAUFIQ

Berita terkait

Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan

8 Januari 2024

Anies Baswedan dan Ganjar Cecar Prabowo Soal Alutsista, Begini Proses Pengadaan Alutsista oleh Kemenhan

Saat debat capres, pembelian alutsista Prabowo disorot Ganjar dan Anies Baswedan. Ini prosedur Kemenhan melakukan pengadaan alutsista.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

8 Januari 2024

Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?

Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.

Baca Selengkapnya

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

6 Januari 2024

Ganjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?

Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.

Baca Selengkapnya

Anggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

12 Desember 2023

Anggaran Kemenhan 2024 Naik Jadi Rp 386 Triliun, Ini Kata Sri Mulyani

Anggran belanja Kemenhan itu naik sekitar 4,25 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya yang hanya 20,75 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

12 Desember 2023

4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan

13 November 2023

Guru Besar ITS Dorong Peran Kampus dalam Pengembangan Alutsista Ramah Lingkungan

Guru besar ITS, Agoes Santoso mendorong optimalisasi peran kampus dalam pengembangan alutsista di tengah gempuran teknologi ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak

5 Oktober 2023

Jokowi Sebut Modernisasi Alutsista Harus Dilakukan Secara Bijak

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tetapi keuangan negara sangat terbatas.

Baca Selengkapnya

Menghitung Anggaran Belanja Pertahanan dan Alutsista di Masa Menhan Prabowo

24 Agustus 2023

Menghitung Anggaran Belanja Pertahanan dan Alutsista di Masa Menhan Prabowo

Anggaran belanja pertahanan dan alutsista Kemenhan di era Prabowo, mulai Rp109,55 triliun hingga direncanakan Rp135,44 triliun pada 2024.

Baca Selengkapnya

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

27 Juli 2023

Peringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13

Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.

Baca Selengkapnya

Sejarah PT Pindad, Pabrik Alutsista yang Awalnya Bukan Berada di Bandung

25 Juli 2023

Sejarah PT Pindad, Pabrik Alutsista yang Awalnya Bukan Berada di Bandung

Sejarah PT Pindad awalnya dipindahkan ke Bandung terkait situasi dunia yang saat itu dipenuhi peperangan.

Baca Selengkapnya