Signifikansi pertemuan keempat tokoh tersebut bagi bangsa Indonesia, kata Lay, tergantung pada agenda apa yang akan disusun oleh keempat tokoh itu. Saya kira agenda yang paling utama adalah mereka harus sepakat reformasi bisa dijalankan, kata dia. Karena itu, keempatnya harus secara tegas melakukan pembagian kewenangan di antara mereka. Mereka seharusnya sudah bersepakat untuk menyingkirkan perbedaan-perbedaan yang ada, agar dapat menyelesaikan persoalan besar yang menyelimuti bangsa ini. Menurut Cornelis, jika keempatnya tidak bisa dipertemukan, kondisi Indonesia akan semakin sulit.
Sayangnya, kata Cornelis, keempat pemimpin tersebut memiliki data-style of leadership (gaya kepemimpinan) yang berbeda. Ada yang meledak-ledak, ada yang kontroversial, ada yang selalu diam, dan ada pula yang pokoknya asal ikut saja. Rencana pertemuan beberapa waktu lalu gagal, karena hal tersebut bukan kemauan mereka, tetapi lebih merupakan tanggung jawab mereka sebagai elite poltik. (AM Fikri)