TEMPO Interaktif, Jakarta:Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bachtiar mengatakan bahwa bom yang meledak di Gedung Wisma Bahayangkari Mabes Polri, Senin (3/2) pagi menggunakan pengatur waktu. Bom dengan daya ledak rendah itu meledak ketika petugas penjinak bom sedang dalam perjalanan untuk menetralisir bom. Ketika sedang memanggil penjinak bom, sekitar 30 menit kemudian meledak, kata Dai kepada anggota Komisi II DPR dalam rapat kerja di gedung DPR/MPR Petugas keamanan, lanjutnya, menemukan bom itu sekitar pukul 07.00 WIB. Lalu petugas itu mengamankan bom sambil menunggu datangnya tim penjinak bahan peledak. Pada saat itulah bom meledak dan menimbulkan kerusakan kecil di pintu masuk gedung Wisma Bhayangkari. Lokasi ledakan bom, lanjut Da'i, merupakan tempat yang sering digunakan oleh masyarakat, seperti pesta perkawinan. Sehingga selama ini, Da'i mengakui pengamanan di lokasi gedung tergolong longgar. Kita ada detector, cuma di depan, kata Dai. Sementara itu di tempat terpisah, Ketua DPR Akbar Tandjung mengaku baru mendengar kabar ini dari wartawan. Menyikapi peledakan bom ini, Akbar melihatnya sebagai hasil pekerjaan orang yang ahli. Mereka ini orang-orang yang punya keahlian dan profesionalitas yang tinggi, kata dia. Untuk itu, ia meminta agar semua pihak meningkatkan kewaspadaan, termasuk peningkatan keamanan di lokasi umum. Ditanya mengenai belum tertangkapnya dalang peledakan bom Bali dan kemungkinannya terkait dengan peledakan di Mabes Polri, Akbar menyatakan, pihak kepolisian harus tingkatkan kemampuan teknisnya untuk melacak pelaku atau aktor intelektual, kata dia. Da'i sendiri meyakini ada pesan politik dalam peristiwa ini. Kecil ledakannya, tapi besar dampak politiknya, kata Da'i menanggapi pertanyaan anggota dewan Firman Jaya Daeli. Da'i menilai ledakan ini merupakan tantangan pejabat kepolisian untuk segera mengungkapnya. Ini tantangan bagi aparat kepolisian untuk mengungkap kasus ini sesegera mungkin untuk tangkap pelaku dan mengetahui motifnya, kata dia. (Budi Riza Tempo News Room)
Berita terkait
Suci Rahmawati yang Baru Sembuh dari Lumpuh Dipapah Ibunya untuk Mengikuti UTBK-SNBT di UNJ
1 menit lalu
Suci Rahmawati yang Baru Sembuh dari Lumpuh Dipapah Ibunya untuk Mengikuti UTBK-SNBT di UNJ
Jumiati (43) harus memapah anaknya, Suci Rahmawati yang baru sembuh dari kelumpuhan untuk mengikuti UTBK SNBT 2024
Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan
3 menit lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan
Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.
Bamsoet Dukung Gelaran 'Tribute to Akbar Tandjung'
8 menit lalu
Bamsoet Dukung Gelaran 'Tribute to Akbar Tandjung'
Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dan keteladanan Akbar Tandjung dalam politik kebangsaan di Indonesia, Bamsoet mendukung Gelaran 'Tribute to Akbar Tandjung'.