TEMPO Interaktif, Kediri - Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Kediri memutus hubungan kerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat setempat. Macetnya Rp 450 juta dana kredit usaha yang dititipkan di bank milik pemerintah daerah itu menjadi alasan utama penghentian kerja sama.
Kepala Dinas UMKM Haris Chandra mengatakan pencairan dan penerimaan setoran dana pinjaman usaha yang selama ini dikelola BPR Kota akan dialihkan kepada Bank Jatim.
Dengan bunga pinjaman yang sama, 6 persen per tahun, pemerintah akan mempercayakan dana UMKM sebesar Rp 6 miliar pada tahun 2010. "Bank Jatim memiliki tenaga ahli yang akan membantu kita," kata Haris kepada Tempo, Selasa (9/2).
Untuk menghindari kredit macet seperti yang terjadi pada BPR Kota, Dinas UMKM akan bertindak sendiri menganalisa kredit. Selama ini mereka mempercayakan proses tersebut kepada BPR Kota yang sekaligus berperan sebagai pemberi dan penarik dana dari masyarakat. Namun kenyataannya tugas tersebut tidak sebanding dengan minimnya sumberdaya BPR hingga memicu kekuranghati-hatian bank dalam menyalurkan kredit.
Sebelumnya Dinas UMKM dan BPR Kota terlibat silang pendapat tentang macetnya dana kredit usaha sebesar Rp 450 juta pada tahun 2009. Direktur BPR Kota Kediri Tri Waspodo mengaku kerap tidak sejalan dengan langkah Dinas UMKM dalam menyalurkan kredit usaha. "Seringkali UMKM memberi memo yang tidak sesuai dengan ketersediaan dananya," kata Tri Waspodo.
Menurut dia, Dinas UMKM tidak memiliki tenaga ahli yang memahami kredit keuangan untuk melakukan verifikasi sehingga mereka sangat mudah dikelabui oleh para peminjam hingga menimbulkan kredit macet yang cukup besar. "Kami hanya bertugas mencairkan anggaran saja," katanya.
Hal itu dibantah Haris yang menuding tanggung jawab tersebut ada pada BPR Kota sebab pemerintah telah mempercayakan sepenuhnya dana tersebut kepada BPR.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran
18 hari lalu
Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?
49 hari lalu
Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.
Baca SelengkapnyaPrabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk
56 hari lalu
Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.
Baca SelengkapnyaKredit Korporasi dan Komersial Kerek Aset Bank Mandiri, Terbesar Se-Indonesia
1 Februari 2024
Aset Bank Mandiri pada 2023 mencapai Rp 2.174 triliun. Ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi dan komersial.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji Semangat Kerja Nasabah PNM: Pengusaha Jangan Ngelentruk, Nglokro..
30 Januari 2024
Jokowi mengaku sangat senang melihat kredit macet permodalan yang terbilang lebih rendah dibanding temuan kredit macet perbankan.
Baca SelengkapnyaKredit Macet Nelayan Capai Rp 878 Miliar, Ganjar-Mahfud Janji Bakal Diputihkan
28 Januari 2024
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengunjungi Kampung Nelayan Kurnia di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Kerja Sama ITB-Pinjol Danacita Sediakan Cicilan UKT Berpotensi Kredit Macet
26 Januari 2024
Cicilan UKT ITB via Pinjol Danacita berpotensi jadi kredit macet.
Baca SelengkapnyaKala Ganjar dan Mahfud Md Janji Bakal Hapus Kredit Macet Petani-Nelayan
26 Januari 2024
Pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud Md berjanji bakal menghapus kredit macet petani dan nelayan jika jadi pemenang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMahfud Md Janji Hapus Kredit Macet Petani dan Nelayan
26 Januari 2024
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md berjanji akan menghapus kredit macet petani dan nelayan.
Baca SelengkapnyaAkulaku Diberi Waktu hingga Juni untuk Perbaiki Bisnis Paylater
14 Januari 2024
OJK memberikan tambahan waktu kep Akulaku untuk mengambil sejumlah langkah perbaikan bisnis paylater hingga Juni 2024.
Baca Selengkapnya