TEMPO Interaktif, Surabaya:Oditur Militer Tinggi, Kolonel CHK. Haryanto, mengaku lega karena Prajurit Kepala Achmad Zulfahmi, anggota Kopassus bekas Satgas Tribuana X, mengaku membungkam mulut Ketua Presidium Dewan Papua Theys Hiyo Eluay dalam perjalanan di dalam mobil, pada 10 Nopember 2001 malam. Haryanto menilai prajurit yang paling rendah pangkatnya itu punya kesalahan paling berat di antara enam terdakwa lain."Ya, saya merasa lebih lega. Tadi kan Zulfahmi sudah mengakui," ujar dia, pada Tempo News Room, saat jeda sidang lanjutan, di Mahkamah Militer Tinggi III, Surabaya, Jumat (31/1). Dalam persidangan ini, duduk sebagai terdakwa Letkol Inf. Hartomo, Kapten Inf. Rionardo, Sersan Satu Asrial, dan Zulfahmi. Kali ini, sidang mendengarkan keterangan tiga saksi mahkota, yakni Mayor Inf. Doni Hutabarat, Letnan Satu Inf. Agus Supriyanto, dan Sersan Satu Lourensius para terdakwa dalam berkas terpisah. Pengakuan Zulfahmi disampaikan, saat Ketua Majelis Hakim, Kolonel CHK. AM Yamini, meminta komentar dia soal kesaksian Mayor Doni. "Betul keterangan saksi bahwa terdakwa yang menutup mulut Theys?" tanya Yamini. "Betul, Bu Hakim! Saya yang melakukan," ujar Zul. Sebelumnya, Hartomo, Rionardo dan Asrial terlebih dulu membenarkan penjelasan Doni. "Bukti pidana sudah jelas. Penggalangan yang mestinya tidak memakai kekerasan, ternyata terjadi pembungkaman. Jadi, siapa paling bersalah, kan jelas," ujar Haryanto. Apakah orang itu Prajurit Zulfahmi? Haryanto mengiyakan. Tapi, Agus juga dinilai bersalah. Sebab, ia berada dalam satu mobil dan melihat tindakan Zul pada Theys, tapi tidak mencegahnya. Selanjutnya, Haryanto membantah kecurigaan adanya skenario menempatkan Prajurit Zulfahmi sebagai orang paling bersalah dalam kasus Theys.(Adi Sutarwijono Tempo News Room)