"Pipa gas itu terletak di alur dangkal yang tiap harinya dilalui 150 kapal,” kata Cholik saat ditemui di kantornya, Jum’at (8/1).
Cholik berharap BP Migas maupun Kodeco tak hanya memperdalam penanaman pipa yang saat ini ditanam dikedalam 2,7 meter itu. Pipa gas Kodeco itu perharinya mengalirkan gas untuk pembangkit listrik Jawa Bali sebesar 120 mm/ 120 juta kaki kubik perhari.
Rabu lalu, usai menemui Wakil Gubernur Jatim di kantornya, Hamdi Zaenal Kepala BP Migas Perwakilan Jatim, Maluku dan Papua, mengatakan pihaknya hanya akan memperdalam penanaman pipa gas itu. "Ini hasil terakhir pertemuan dengan Menko Perekonomian. Kami diminta memperdalam, bukan merelokasi," katanya.
Menurut Cholik, pendalaman 3 meter bukanlah solusi. Karena, titik aman kedalaman laut untuk pelayaran adalah minus 12-14 LWS (Low Water Spring). Padahal di APBS saat ini kedalamannya hanya minus 9,5 LWS atau bisa diartikan hanya sedalam 9,5 meter.
Selain itu, kata dia, seringkali air menyusut sehingga LWS-nya juga berkurang. “Kapal itu jalannya kan agak ndangak (menjulang keatas) sehingga pantatnya agak kebawah, jadi rawan nyantol pipa itu,” katanya.
ROHMAN TAUFIQ