Mahasiswa Jombang Memburu Film Balibo

Reporter

Editor

Selasa, 8 Desember 2009 11:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jombang -Larangan menonton film Balibo yang mengisahkan tentang pembunuhan lima wartawan asing di Timor Timor) oleh pemerintah Indonesia, justru mengundang penasaran sejumlah mahasiswa di Jombang. "Pemerintah sepertinya tidak menghargai kebebasan berpikir," kata Zainul Arifin, seorang mahasiswa Universitas Darul Ulum Jombang, Selasa (8/12).

Beberapa waktu lalu, Lembaga Sensor Film (LSF) meminta film yang disutradarai Robert Canolly tersebut tidak diputar di Jakarta Internasional Festival.

Film Balibo mengisahkan tentang terbunuhnya lima wartawan Australia, Selandia Baru, dan Inggris tahun 1975 lalu di Balibo, wilayah perbatasan Timor Timor (kini Timor Leste).

Lima wartawan itu tewas saat meliput masuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke wilayah tersebut. Kondisi keamanan Timor Timor saat itu kritis. Penyelidikan pengadilan koroner New South Wales mengungkapkan fakta, jika kelima wartawan asing itu dibunuh TNI. Namun, pemerintah menampik tudingan itu.

Menurut Arifin, awalnya dia tidak begitu tertarik dengan film tersebut. Tapi, melihat pemberitaan yang begitu gencar tentang pelarangan, rupanya memantik rasa penasaran. Tak pelak, hampir satu minggu ini dia dan beberapa kawan berburu film itu. Dia mengaku akan melakukan bedah film, jika kepingan CD film kontroversial itu digenggaman.

Jaringan di beberapa daerah telah dihubungi. Namun, lanjut Arifin, sampai saat ini film yang berasal dari Australia itu belum didapatkan. "Saat ini kami masih mencari film-nya, dengan cara menghubungi beberapa kawan jaringan yang ada di luar kota," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Muhammad Vandi, mahasiswa Sekolah Tinggi Kejuruan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Jombang. Sampai saat ini, Vandi juga kesulitan mendapatkan film itu. Selain menghubungi kawan, dia juga melakukan pencarian di internet. Namun hingga kini ia belum mendapatkannya. "Kami hanya mendapatkan sinopsisnya saja," kata dia.

Dia yakin film itu menarik karena mengisahkan tentang sejarah. Menurut dia, tidak ada yang membahayakan dari pemutaran sebuah film. Apalagi tingkat pemahaman masyarakat sudah tinggi. "Film ini kan menitik beratkan kepada perjalanan sejarah," kata aktivis teater yang akrab disapa Vandi Formalin ini.

M. TAUFIK

Berita terkait

Hong Kong Siapkan Aturan Sensor Film Baru Dengan Dalih Keamanan Nasional

24 Agustus 2021

Hong Kong Siapkan Aturan Sensor Film Baru Dengan Dalih Keamanan Nasional

Pemerintah Hong Kong bersiap memperkuat dan melengkapi UU Keamanan Nasionalnya dengan aturan baru soal sensor film.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Gunakan UU Keamanan Nasional untuk Sensor Film

12 Juni 2021

Hong Kong Gunakan UU Keamanan Nasional untuk Sensor Film

Pemerintah Hong Kong mengeluarkan kebijakan baru perihal sensor film yang mengacu pada UU Keamanan Nasional. Pekerja film khawatir.

Baca Selengkapnya

Cina Sensor Adegan LGBT di Film Bohemian Rhapsody

30 Maret 2019

Cina Sensor Adegan LGBT di Film Bohemian Rhapsody

Rasanya seluruh film Bohemian Rhapsody ini seakan-akan telah terpotong, padahal kenyataannya hanya memotong tiga menit.

Baca Selengkapnya

Daftar Penerima Anugerah lembaga Sensor Film 2018

20 Oktober 2018

Daftar Penerima Anugerah lembaga Sensor Film 2018

Anugerah Lembaga Sensor Film 2018 kembali digelar di tahun ini

Baca Selengkapnya

Anugerah Lembaga Sensor Film 2018 Digelar, Fokus Sensor Mandiri

19 Oktober 2018

Anugerah Lembaga Sensor Film 2018 Digelar, Fokus Sensor Mandiri

Lembaga Sensor Film kembali menggelar malam penganugerahan kepada sejumlah film, sinetron yang memenuhi persyaratan terutama sensor mandiri.

Baca Selengkapnya

Kebebasan Artistik, Film Paling Banyak Alami Ancaman

5 Mei 2017

Kebebasan Artistik, Film Paling Banyak Alami Ancaman

Para seniman di seluruh dunia masih belum bebas berekspresi
dengan karyanya. Masih jadi tantangan

Baca Selengkapnya

Duh, Pakistan Larang Pemutaran Film Terbaru Shah Rukh Khan  

8 Februari 2017

Duh, Pakistan Larang Pemutaran Film Terbaru Shah Rukh Khan  

Salah satu alasan pelarangan karena film Raees menampilkan "muslim sebagai penjahat dan teroris".

Baca Selengkapnya

AJI Kecam Aparat Tak Lindungi Pemutaran Film Pulau Buru  

17 Maret 2016

AJI Kecam Aparat Tak Lindungi Pemutaran Film Pulau Buru  

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam sikap Kepolisian Sektor Menteng, Jakarta Pusat, yang enggan menjamin keamanan pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta.

Baca Selengkapnya

Lembaga Sensor Film Bukan Lagi Jagal Film  

16 Maret 2016

Lembaga Sensor Film Bukan Lagi Jagal Film  

Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Ahmad Yani Basuki mengatakan LSF bukan lagi "jagal film" karena proses penyensoran melibatkan diskusi dengan sineas.

Baca Selengkapnya

Persoalan Film Indonesia: Antara Slamet Rahardjo dan Ang Lee  

16 Februari 2016

Persoalan Film Indonesia: Antara Slamet Rahardjo dan Ang Lee  

Mulai sensor, tata edar, hingga keseluruhan Undang-Undang Perfilman.

Baca Selengkapnya