TEMPO Interaktif, Jakarta - Fungsionaris Partai Golkar pendukung Surya Paloh, Aryadi Ahmad mengatakan, posisi Partai Golkar masuk dalam pemerintahan akan memperburuk masa depan pada pemilihan umum 2014. Popularitasnya, kata dia, akan selalu di bawah Partai Demokrat sebagai partai pemerintah. "Golkar akan selalu menjadi sub ordinat Demokrat," kata Aryadi di Jakarta, Kamis (15/10).
Dia mengingatkan, kegagalan Partai Golkar di pemerintahan sudah dialami pada Pemilihan Umum 2009, dimana Partai Golkar berada diposisi kedua perolehan suara setelah Partai Demokrat sebagai pemenang. Padahal saat itu, dia melanjutkan, Partai Golkar memiliki sejumlah jabatan yang strategis, Wakil Presiden, tiga menteri dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, namun hasilnya tidak maksimal. Kinerja kader Partai Golkar di pemerintah, kata dia, dipersepsi publik sebagai keberhasilan pemerintah secara umum. "Keberhasilan itu sebagai keberhasilan Partai Demokrat," katanya.
Menurut Aryadi, hanya dengan peran penyeimbang pemerintah maka Partai Golkar bisa menjadi partai yang kuat seperti yang ditawarkan Surya Paloh saat maju dalam pemilihan Ketua Umum. "Kami ingin membangun sistem demokrasi yang kuat dan parlemen sebagai penyeimbang pemerintah," katanya. Selama ini, Partai Golkar telah menyumbang bagi terbangunnya sistem demokrasi yang kuat. Terutama, perubahan reformasi.
Dengan masuknya Golkar ke pemerintah, kata Aryadi, sempurnalah kuatnya pemerintahan dan proses demokrasi. "Memang caranya dengan demokrasi, tapi kultur politiknya bisa mengarah pada otoriter," katanya. Dia menyakini parlemen juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Soal jabatan yang diberikan kepada Partai Golkar, dia menyakini Partai Golkar tidak akan diberikan jabatan menteri strategis. "Hanya posisi jabatan ecek-ecek (ringan)," katanya. "Dan itu tidak akan mengangkat Partai Golkar."
EKO ARI WIBOWO