Menteri Sosial H Saifullah Yusuf dalam rembukan nasional dengan zoom meeting di Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024Dok. Kemensos
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia Muhaimin Iskandar menggelar rapat dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2024. Mereka pun sepakat menyusun satu data tunggal untuk menanggulangi kemiskinan.
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan satu data tunggal terkait kemiskinan ini akan menjadi pedoman bagi semua Kementerian dan Lembaga dalam melaksanakan program penanggulangan kemiskinan.
"Kami juga berhasil menyusun upaya konkret dalam waktu dekat agar terdapat satu data tunggal. Data utama yang akan melibatkan stakeholders penting, data tunggal tentang kemiskinan terutama, data tunggal tentang perkembangan dari kualitas hidup masyarakat," ujar Cak Imin seperti dilansir Antara.
Menurut dia data tunggal yang dimaksud adalah data penerima manfaat bantuan sosial yang akan digunakan untuk intervensi kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.
Keberadaan satu data tunggal tersebut, kata dia, diharapkan akan membuat sejumlah program bantuan dapat tepat sasaran, utamanya dalam pemberdayaan masyarakat miskin agar naik kelas.
"Kami berharap dari data itu yang mendapatkan bantuan sosial lambat-laun naik kelas, bukan terus menjadi istilahnya penerima yang paling bawah. Karena itu kan yang namanya juga pemberdayaan. Kita dorong semua aspek bantuan sosial itu menuju pemberdayaan dan kemanusiaan," kata Cak Imin.
Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa mengatakan data tunggal itu akan menggolongkan tiga kriteria, yakni miskin ekstrem, miskin, dan rentan miskin.
Dari ketiga kriteria ini, kata dia, masing-masing penerima manfaat akan diberikan intervensi yang berbeda-beda. Namun semua muaranya kepada mengentaskan masyarakat miskin dan menjaga mereka yang rentan.
"Kami berharap ada mobilitas-mobilitas vertikal dari seluruh penerima manfaat ini sehingga benar-benar para penerima manfaat ini pada akhirnya adalah berdaya," kata dia.
Rapat bersama Cak Imin dan Gus Ipul tersebut mendapat perhatian khusus media massa. Sebab keduanya pernah berseteru menyangkut keinginan PBNU mengevaluasi PKB di bawah kepengurusan Cak Imin.
Gus Ipul yang juga Sekretaris Jenderal PBNU menilai di bawah Cak Imin PKB telah melemahkan fungsi Dewan Syura yang saat partai tersebut didirikan pada 1998 didesain sebagai pengambil keputusan tertinggi. Namun Cak Imin menolak menghadiri panggilan PBNU untuk dimintai penjelasan.
Meski pernah berkonflik namun Cak Imin dan Gus Ipul siap bekerja sama dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Tidak ada masalah dengan kerja kita, karena ini melaksanakan arahan Presiden dan kita melaksanakan program. Kita tidak bicara kepentingan pribadi," kata Gus Ipul.
Ia mengatakan mungkin ada masalah dengan Cak Imin dalam urusan lain. Tetapi mantan Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur itu menekankan bahwa saat ini mereka sama-sama anak buah Presiden Prabowo.
Gus Ipul mengatakan suasana rapat nyaman dan tidak ada kekakuan. "Kita sama-sama dewasa," katanya, kemudian tertawa.