Tujuh Politisi dari Partai Pendukung Ridwan Kamil Beralih Dukung Pramono Anung
Reporter
Alif Ilham Fajriadi
Editor
Imam Hamdi
Kamis, 31 Oktober 2024 10:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tujuh politisi mendatangi kediaman calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung. Mereka adalah anggota partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus).
Dalam lanskap pilkada Jakarta, KIM Plus menjadi koalisi yang mendukung pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono. Namun tujuh politisi yang seharusnya mendukung pasangan tersebut malah menyatakan dukungan dan siap menjadi relawan dari Pramono Anung-Rano Karno.
Adapun tujuh politisi itu masing-masingnya adalah Muhammad Ishaq dari Partai Persatuan Pembangunan, Nafiudin dari Partai NasDem, Ahmad Faisal dari Partai Solidaritas Indonesia, dan, Firman Abdul hakim dari PPP.
Kemudian Riko dari Partai Amanat Nasional, Ahmad Syukri dari Partai Kebangkitan Bangsa, dan Redim Okto Fudin dari PKB. Mereka semua juga merupakan mantan calon legislatif DPRD Jakarta.
Politisi PKB Ahmad Syukri, menjelaskan kedatangannya menemui Pramono Anung tidak ada paksaan ataupun permintaan khusus dari calon gubernur itu. Mereka semua mengaku berinisiatif untuk bertemu dan memberikan dukungan terhadap Pramono Anung.
"Pertama, enggak ada Mas Pram minta dukungan. Ini kami yang berinisiatif dan dia mengucapkan terima kasih banyak, mau membantu dan ngobrol santai saja. Tapi dari pertemuan sekilas itu ya kami lebih bisa mengenal Mas Pram," kata Ahmad melalui video wawancara yang didapat dari tim Pramono Anung, Kamis, 31 Oktober 2024.
Walau tergabung dalam partai pendukung Ridwan Kamil-Suswono, Ahmad mengklaim bahwa keputusannya beralih memberikan dukungan ke Pramono Anung sebagai bentuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang menjadi konstituen mereka di pileg Jakarta.
"Prinsip kami meneruskan aspirasi yang ada pada pileg kemarin yang memilih kami. Bahwa sebagian besar itu menitipkan amanat suaranya untuk membantu memenangkan Mas Pram dan Mas Doel. Jakarta ini butuh kepemimpinan, leadership," ucap Ahmad meneruskan pesan konstituennya.
Ahmad mengklaim bahwa dia bukan pengurus partai, namun masih menjadi anggota aktif. Dia juga menyadari kedatangan dirinya bersama sejumlah politisi yang lain ke rumah Pramono Anung akan diketahui oleh pimpinan partai politiknya. Namun dia menegaskan belum sampai berpikir ke arah sanksi maupun semacamnya.
"Ya (masih) anggota, setelah ini pasti tahulah (para pimpinan partai), karena berita ini pasti keluar juga. Setiap keputusan kan pasti ada pro dan kontra, kalau ada sanksinya ya saya kira itu pasti ada, cuma kan nanti kami pasti dipanggil dan itu akan kami berikan penjelasan. Saya kira belum berpikir ke sanksilah," ucap Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad juga membeberkan kesediaannya untuk mendukung pemenangan Pramono Anung di Jakarta. Namun dia enggan untuk membeberkan strategi selanjutnya karena dianggap sebagai sebuah rahasia. "Jangan dikasih tahu dong strategimu, nanti ketahuan," ucap Ahmad.
Adapun dalam PIlkada Jakarta 2024 terdapat tiga pasangan calon. Mereka di antaranya adalah pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana dari calon independen, dan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno yang didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Maju (PDIP).
Pilihan editor: Di Hadapan Jajaran Pejabat Kemhan, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Ingatkan Ini