Relawan Alap-Alap Jokowi Pasang Baliho Jokowi Guru Bangsa, Sebelumnya Pernah Kenalkan Ideologi Jokowisme

Senin, 7 Oktober 2024 12:35 WIB

Sejumlah kendaraan melintas di bawah baliho bergambar Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi yang terpasang di Jalan Adi Soecipto, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat, 4 Oktober 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

TEMPO.CO, Jakarta - Relawan Alap-Alap Jokowi atau AJJ menuai perhatian setelah memasang baliho Jokowi dan Iriana baru-baru ini di Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam baliho tersebut, Kepala Negara dan Ibu Negara yang lekas purnatugas itu disebut sebagai guru bangsa.

“Terima kasih Pak Jokowi & Bu Iriana. Teruslah menjadi Guru Bangsa. Doa kami selalu...” demikian bunyi tulisan dalam Baliho yang terletak di bilangan lahan rumah pensiunan Jokowi ini.

Ketua Umum Relawan Alap-Alap Jokowi, Muhammad Isnaini, mengakui bahwa baliho tersebut dipasang oleh pihaknya. Isnaini menjelaskan pemasangan baliho tersebut sebagai ungkapan terima kasih kepada Jokowi dan Iriana. Menurut Isnaini, pihaknya merasa terhormat menjadi relawan Jokowi.

“Hanya ucapan terima kasih karena kebanggaan kami,” jawab Isnaini kepada Tempo saat dimintai konfirmasi tentang pemasangan baliho Jokowi itu, Jumat, 4 Oktober 2024.

Alap-Alap Jokowi atau AJJ merupakan sebutan untuk relawan kelompok pendukung Jokowi yang aktif membela dan mempromosikan kebijakannya. Relawan ini juga dikenal dengan ideologinya yang disebut “Jokowisme”. Belakangan diketahui visi mereka termasuk menyuarakan ideologi ini.

Advertising
Advertising

Hal itu terungkap saat musyawarah nasional (Munas) yang pertama mereka yang digelar di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu, 27 Juli 2024 lalu. Dalam agenda yang juga dihadiri dan dibuka Presiden Jokowi ini, selaku patron organisasi, AJJ memperkenalkan ideologi Jokowisme sebagai visi organisasi.

“Munas ini bukan sekadar seremonial. Kami sangat serius mengelola jaringan relawan dengan meletakkan ideologi Jokowisme, yakni ideologi kebangsaan yang mengandung nilai-nilai keteladanan kerja untuk rakyat,” kata Isnaini kala itu.

Apa Itu Jokowisme?

Dilansir dari Jurnal Alharakah dalam publikasi bertajuk Jokowism Between Political Ideology And Metaphors Of Power In Political Polarization In Indonesia, Jokowisme merupakan istilah yang merujuk pada fenomena politik yang terkait erat dengan gaya kepemimpinan dan popularitas Jokowi.

Wahyu Wiji Utomo dalam studinya ini menyebutkan Jokowisme mencerminkan identifikasi masyarakat terhadap Jokowi dan citra kepemimpinannya. Dengan ungkapan “Jokowi is me”, berarti menunjukkan dukungan dan identifikasi pribadi terhadap presiden. Pada dasarnya, ini adalah suatu konsep yang mencirikan dominasi dan pengaruh politik yang kuat yang dimiliki oleh Jokowi.

“Jokowisme juga mencerminkan sejauh mana presiden tersebut diidentifikasi dengan kebijakan dan program pemerintahannya. Ini tidak hanya sekadar tentang kehadiran fisik Jokowi di panggung politik, tetapi juga tentang bagaimana citra dan narasi politiknya memengaruhi opini publik dan dinamika politik di Indonesia,” tulis Wahyu.

Secara lebih pribadi, “Jokowi is me” mengekspresikan dukungan dan identifikasi seseorang terhadap Jokowi dan gaya kepemimpinannya. Ungkapan ini mengindikasikan bahwa seseorang merasa memiliki afinitas yang kuat terhadap Jokowi. Mungkin karena pandangan positif terhadap kebijakan yang diimplementasikannya atau koneksi emosional dengan gaya kepemimpinannya.

Menurut Wahyu, Jokowi menciptakan fenomena yang dikenal sebagai “Jokowisme” berkat popularitasnya yang terbentuk melalui kemampuannya menghadapi tantangan dan krisis dengan kepala dingin. Sikapnya yang dinilai pragmatis dan fokus pada hasil nyata telah meraih dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat.

Jokowisme disebut tidak hanya mencakup prestasi dan kebijakan, tetapi juga membangun narasi kepemimpinan yang mendedikasikan diri untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Jokowisme mencakup kumpulan nilai, gagasan, dan karakteristik kepemimpinan yang dihubungkan dengan Jokowi, yang melampaui kebijakan atau platform politik tertentu.

Disadur dari publikasi Antara Keturunan dan Kepemimpinan: Menilik Dinasti Politik Kota Makassar Melalui Lensa Antropologi Politik Dalam Konteks Calon Pemimpin Daerah dalam Jurnal Socia Logica, di sisi lain Jokowisme, seolah menjadi simbol politik, sebenarnya bukanlah metafora kekuasaan yang dapat dengan mudah dijelaskan atau ditempatkan dalam kerangka tertentu.

Analisis yang kritis mengungkap bahwa Jokowisme lebih merupakan konsep politik yang kontroversial daripada metafora yang jelas. Pernyataan ini muncul dari sudut pandang bahwa fenomena ini sebenarnya lebih bersifat delusional, menciptakan ilusi tentang perpanjangan dinasti politik yang menguntungkan kelompok tertentu.

Sisi Negatif Jokowisme

1. Absennya dasar konseptual

Jokowisme tidak memiliki dasar konseptual yang jelas atau panduan ideologis. Sebaliknya, fenomena ini terasa lebih seperti kesetiaan yang sangat personal terhadap sosok Jokowi tanpa memandang secara kritis kebijakan atau visi politik yang diusungnya. Kekurangan landasan ideologis ini menjadikan Jokowisme lebih sebagai ikon personal daripada gerakan politik yang kohesif.

2. Potensi perpanjangan politik dinasti

Kritikus Jokowisme menyoroti potensi perpanjangan politik dinasti sebagai dampak dari fenomena ini. Dalam perspektif ini, Jokowisme tidak hanya menciptakan kesetiaan terhadap Jokowi tetapi juga membuka pintu bagi dominasi politik yang berkepanjangan oleh kelompok tertentu yang terafiliasi dengannya.

3. Delusi politik

Terminologi delusional politik muncul karena Jokowisme kadang-kadang menciptakan ilusi tentang keberhasilan mutlak dan kehebatan tanpa mempertimbangkan secara kritis kebijakan dan tindakan pemerintah. Kelebihan pujian terhadap sosok pemimpin dapat memunculkan distorsi dalam penilaian objektif terhadap kebijakan yang diimplementasikan.

4. Menguntungkan beberapa pihak saja

Kritik terhadap Jokowisme juga menyoroti bahwa fenomena ini cenderung menguntungkan beberapa pihak saja, khususnya kelompok atau individu yang dekat dengan kekuasaan. Sebagai hasilnya, kebijakan yang diambil mungkin lebih bersifat selektif, meninggalkan kebutuhan dan aspirasi sebagian masyarakat.

5. Kehilangan Keterbukaan dan Kritisisme

Kesetiaan yang sangat kuat terhadap Jokowisme dapat menghambat keterbukaan dan kritisisme terhadap pemerintah. Masyarakat yang terlalu terpaku pada konsep ini mungkin enggan atau takut untuk mengajukan pertanyaan yang kritis, menghancurkan dasar demokrasi yang seharusnya mengedepankan partisipasi dan dialog yang sehat.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | SEPTIA RYANTHIE | MICHELLE GABRIELA | ANTARA

Pilihan Editor: Siapa Alap-Alap Jokowi yang Pasang Baliho Jokowi Guru Bangsa?

Berita terkait

Menanti Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN

4 menit lalu

Menanti Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN

Jokowi sebelumnya pernah menuturkan penerbitan Keppres IKN bisa jadi dilakukan sebelum 17 Agustus atau setelah Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenai Jokowisme, Ideologi Relawan Alap-Alap Jokowi yang Pasang Baliho Jokowi Guru Bangsa

24 menit lalu

Mengenai Jokowisme, Ideologi Relawan Alap-Alap Jokowi yang Pasang Baliho Jokowi Guru Bangsa

Alap-Alap Jokowi pernah mengusung ideologi yang disebut Jokowisme. Belakangan disorot pasang baliho Jokowi guru bangsa.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istana soal Jokowi Terlihat Tak Salami Mantan Wapres Try Sutrisno

1 jam lalu

Penjelasan Istana soal Jokowi Terlihat Tak Salami Mantan Wapres Try Sutrisno

Narasi Jokowi tidak menyalami Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno ramai di media sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Baca Selengkapnya

Walhi Bicara Watak Jokowi dan 2 Teori Sedimentasi Pasir Laut

1 jam lalu

Walhi Bicara Watak Jokowi dan 2 Teori Sedimentasi Pasir Laut

Walhi jelaskan 2 teori sedimentasi dan asal usul pasir laut di Indonesia untuk Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kenapa Jokowi Minta Prabowo yang Tanda Tangani Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN?

1 jam lalu

Kenapa Jokowi Minta Prabowo yang Tanda Tangani Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN?

Jokowi mengatakan, Keppres sepatutnya diteken oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto, ketika segala hal terkait kesiapan di ibu kota baru sudah final

Baca Selengkapnya

Dilaporkan ke Bareskrim Soal Fufufafa, Roy Suryo Minta Laporan Pasbata Jokowi Tak Perlu Dianggap Serius

1 jam lalu

Dilaporkan ke Bareskrim Soal Fufufafa, Roy Suryo Minta Laporan Pasbata Jokowi Tak Perlu Dianggap Serius

Pasukan Bawah Tanah Jokowi menuding Roy Suryo melanggar UU ITE karena menyebarkan berita bohong bahwa Gibran pemilik akun Fufufafa.

Baca Selengkapnya

Meski Bakal Dukung Pemerintahan Prabowo, PDIP Klaim Tetap Suarakan Kritik

2 jam lalu

Meski Bakal Dukung Pemerintahan Prabowo, PDIP Klaim Tetap Suarakan Kritik

Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengatakan Puan Maharani sebagai Ketua DPR, juga sebagai bentuk kerja sama antara legislatif dan eksekutif pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Kisruh Kadin: Posisi Arsjad Rasjid Makin Terjepit, Majalah Tempo Sebut Jokowi Cawe-cawe

2 jam lalu

Kisruh Kadin: Posisi Arsjad Rasjid Makin Terjepit, Majalah Tempo Sebut Jokowi Cawe-cawe

Kubu Munaslub Kadin mengangkat Arsjad Rasjid sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kadin, dan membantah akan ada Munas setelah pelantikan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Politik Dinasti di Kalangan Anggota Dewan Muda Dikhawatirkan Jadi Tantangan Demokrasi

2 jam lalu

Politik Dinasti di Kalangan Anggota Dewan Muda Dikhawatirkan Jadi Tantangan Demokrasi

Banyaknya anggota DPR muda yang terafiliasi dengan politik dinasti menjadi tantangan demokrasi Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Jokowi Diduga Tak Sejalan soal Seleksi Capim KPK

3 jam lalu

Prabowo-Jokowi Diduga Tak Sejalan soal Seleksi Capim KPK

Jokowi dan Prabowo ditengarai tak sejalan soal capim KPK.

Baca Selengkapnya