43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

Senin, 7 Oktober 2024 12:10 WIB

Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS

TEMPO.CO, Jakarta - Tepat 43 tahun yang lalu, pada 7 Oktober, Indonesia kehilangan salah seorang ikon perjuangan Indonesia, Bung Tomo. Pahlawan nasional yang dikenal sebagai orator ulung dalam perjuangan kemerdekaan. Ia wafat di Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji, kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa ini.

Dilansir dari jurnal.ipw.ac.id, Bung Tomo, yang lahir dengan nama Sutomo pada 3 Oktober 1920 di Kampung Blauran, Surabaya, adalah sosok pahlawan yang memiliki pengaruh besar dalam masa revolusi Indonesia. Ia lahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang cukup, sebagai putra pasangan Kartawan Tjiptodjojo dan Subastita. Ayahnya yang bekerja sebagai pegawai juru tulis menanamkan nilai-nilai ulet dan kreatif, serta kepekaan sosial yang tinggi dalam diri Bung Tomo.

Sejak usia 12 tahun, ia sudah bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia), organisasi pertama yang memperkenalkan dunia kepemimpinan kepadanya. Pendidikan awalnya dimulai di HIS (Hollands Inlandse School), di mana ia menunjukkan bakatnya dalam belajar.

Namun, pada 1929, krisis ekonomi melanda, mengganggu kelanjutan pendidikannya. Meskipun demikian, keluarganya berjuang keras agar ia tetap bisa sekolah, dan ia melanjutkan pendidikan di HBS (Hogere Burger School). Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah Belanda membuatnya akhirnya putus sekolah, namun ia tetap melanjutkan pendidikannya secara korespondensi.

Bung Tomo juga terjun ke dunia jurnalistik sejak muda, menulis untuk harian Soeara Oemoem Surabaya pada 1937. Pemikirannya yang kritis dan tajam tercermin dalam tulisan-tulisannya yang mengangkat suara pribumi. Pada 1942, ia dipercaya sebagai wakil pemimpin redaksi kantor berita Domei selama pendudukan Jepang, sebuah pencapaian yang tidak mudah diraih oleh pribumi.

Advertising
Advertising

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Bung Tomo menjadi salah satu tokoh sentral dalam perjuangan melawan penjajahan kembali oleh sekutu. Pada 16 September 1945, ia mencoba menjalin diplomasi dengan Mayor Hazimoto untuk mendapatkan senjata bagi rakyat Surabaya. Melalui pidato-pidatonya yang menggugah semangat, Bung Tomo berhasil menggerakkan rakyat untuk berjuang tanpa kenal lelah.

Setelah Indonesia merdeka, kedaulatan negara ini tidak segera diakui. Pasca Perang Dunia II, bekas jajahan Jepang, termasuk Indonesia, kembali menjadi fokus sekutu. Belanda berusaha untuk menjajah kembali melalui kesepakatan dengan sekutu Inggris.

David Jordan dalam jurnal yang ditulis Endra Kusuma dkk. menjelaskan bahwa Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Johannes van Mook, dan Jenderal MacArthur dari Amerika sepakat bahwa Hindia Belanda yang direbut sekutu akan diserahkan kepada otoritas sipil Belanda, NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

Pada akhir September 1945, pasukan Inggris datang untuk melucuti senjata Jepang, tetapi tidak berhasil menyelesaikan tugas dengan damai. Ultimatum dikeluarkan pada 27 Oktober, memerintahkan warga untuk menyerah. Namun, rakyat Surabaya menolak, khawatir akan dijajah kembali.

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya terkait erat dengan usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari Jepang, yang dimulai pada 2 September 1945. Pergolakan ini bertransformasi menjadi situasi revolusi yang konfrontatif. Provokasi dimulai dengan perobekan bendera di Hotel Yamato dan terbunuhnya Jenderal Mallaby, yang digunakan Sekutu sebagai alasan untuk menuduh Indonesia melanggar kesepakatan.

Ultimatum dikeluarkan, meminta pihak Indonesia menyerahkan pelaku, atau Inggris akan menghancurkan Surabaya. Pertempuran yang berlangsung selama tiga minggu ini tidak seimbang, dengan bala bantuan Sekutu yang lebih modern dan jumlah korban jiwa yang tinggi di pihak rakyat.

Perjuangan Bung Tomo selama pertempuran semakin memperkuat namanya di kalangan masyarakat, politik, dan militer. Ia berhasil mempopulerkan ide menggunakan radio sebagai alat pengendalian dan koordinasi, yang memberikan pengaruh besar terhadap semangat rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pilihan Editor: Bakar Semangat Lewat Orasi Begini Peran Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November

Berita terkait

Kembali Sakit, Raja Salman dari Arab Saudi Mengidap Infeksi Paru-paru

2 jam lalu

Kembali Sakit, Raja Salman dari Arab Saudi Mengidap Infeksi Paru-paru

Raja Salman dari Arab Saudi mengalami infeksi paru-paru dan menjalani tes medis pada Ahad malam

Baca Selengkapnya

Kampanye Kotak Kosong Muncul di Berbagai Daerah: Dari Ciamis hingga Surabaya

1 hari lalu

Kampanye Kotak Kosong Muncul di Berbagai Daerah: Dari Ciamis hingga Surabaya

Gerakan kampanye kotak kosong muncul di sejumlah daerah, di antaranya Ciamis, Brebes, Surabaya, dan Tarakan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bunga Tabebuya yang Dijuluki Bunga Terompet Emas dan Tempat Pembelian Bibitnya

3 hari lalu

Mengenal Bunga Tabebuya yang Dijuluki Bunga Terompet Emas dan Tempat Pembelian Bibitnya

Bunga tabebuya memiliki bunga yang indah bahkah dijuluki sebagai terompet emas. Bibit bunga ini bisa Anda dapatkan di toko online ataupun offline.

Baca Selengkapnya

Rute dan Jadwal Maskapai BBN Airlines Indonesia

3 hari lalu

Rute dan Jadwal Maskapai BBN Airlines Indonesia

Maskapai BBN Airlines Indonesia, anak perusahaan Avia Solution Group resmi membuka penerbangan penumpang berjadwal komersial. Ini rute dan jadwalnya.

Baca Selengkapnya

Kembali Dipanggil Timnas Indonesia, Siapa Malik Risaldi?

4 hari lalu

Kembali Dipanggil Timnas Indonesia, Siapa Malik Risaldi?

Karier profesional Malik Risaldi diawali dengan menimba ilmu di WCP Academy pada medio 2010-2013.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

4 hari lalu

Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan: Potensi Pasir Laut yang Akan Disedot 17,6 Miliar Meter Kubik

5 hari lalu

Kementerian Kelautan: Potensi Pasir Laut yang Akan Disedot 17,6 Miliar Meter Kubik

Kementerian Kelautan memperkirakan potensi pasir laut hasil sedimentasi yang bisa dikeruk mencapai 17,6 miliar meter kubik.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Indonesia - Arab Saudi

6 hari lalu

Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kerjasama Indonesia - Arab Saudi

Bamsoet mengapresiasi Kerajaan Arab Saudi yang terus memberikan perhatian besar terhadap jamaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

6 hari lalu

Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

Protes soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto disampaikan Amnesty Internasional Indonesia, parpor, hingga pelopor Aksi Kamisan.

Baca Selengkapnya

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

6 hari lalu

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

Aturan pemberian gelar pahlawan nasional tertuang dalam Pasal 25 dan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009

Baca Selengkapnya