Bisnis dan Politik Rusdi Kirana: Bos Lion Air Group, Masuk PKB, Wantimpres, Dubes RI untuk Malaysia, Wakil Ketua MPR
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Jumat, 4 Oktober 2024 18:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bos Lion Air Group, Rusdi Kirana terpilih menjadi salah satu Wakil Ketua MPR RI periode 2024-2029. Usai dilantik, konglomerat maskapai penerbangan itu mengungkapkan akan memperjuangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebagai pengusaha, dia mengaku sangat mengerti tantangan para pelaku UMKM.
“Jadi kita mengerti bahwa negara ini memerlukan UMKM, apalagi dengan kondisi persaingan dunia yang luar biasa,” ujarnya, seusai pengambilan sumpah dan janji jabatannya dalam Sidang Paripurna Pelantikan Pimpinan MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024, dikutip dari Antara.
Dikenal sebagai pebisnis transportasi udara puluhan tahun, Rusdi juga melebarkan sayap ke ranah politik. Karier pria kelahiran di Cirebon, 17 Agustus 1963 ini di perpolitikan Tanah Air juga tak kalah membumbung tinggi seperti bisnis-bisnis maskapai pesawat terbang yang digelutinya. Sebagai politikus, ia bahkan pernah jadi Duta Besar.
Tempo.co telah merangkum jejak karier bisnis dan politik Rusdi Kirana, berikut ulasannya:
Karier bisnis Rusdi Kirana
Rusdi Kirana memulai bisnis penerbangannya pada Oktober 1999, dengan modal 10 juta dolar AS. Itu setara Rp 68 miliar berdasarkan nilai tukar Rp 6.800 terhadap dolar per Juni 1999. Keputusan Rusdi menggelontorkan uang miliaran terbilang berani, pasalnya saat itu Indonesia masih dilanda krisis moneter.
Namun, kepiawaian Rusdi dalam menjalankan bisnis membuatnya mampu memiliki 24 pesawat dalam waktu enam tahun. Pesawat tersebut terdiri dari 19 MD80 dan 5 pesawat DHC-8-301. Kini, Lion Air telah memiliki 118 unit pesawat, termasuk armada jenis Boeing 737-900ER, Boeing 737-800, Boeing 737 MAX 8, dan Airbus A330-300.
Rusdi terus mengembangkan perusahaannya. Dia pun berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka dari itu, ia mempersiapkan banyak hal, mulai dari infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawat.
Lion Air Group yang dipimpinnya kini menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan. Mulai dari Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Thai Lion Air, hingga Super Air Jet.
Menurut data Official Airline Guide (OAG), Lion Air saat ini menjadi maskapai penerbangan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Maskapai tersebut menguasai 9 persen kapasitas kawasan ini dengan 3,16 juta kursi pada 24 September 2024.
Lion Air juga dinobatkan sebagai maskapai tersibuk di Asia Tenggara pada 2024. Selain itu, maskapai lain di bawah Lion Group, seperti Batik Air dan Super Air Jet, juga masuk dalam daftar 10 maskapai tersibuk di kawasan ini.
Karier politik Rusdi Kirana
Rusdi melebarkan kariernya ke ranah politik pada 2013 lalu. Ia bergabung dengan PKB dan langsung ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum pada Januari 2014. Di awal pemerintahan periode pertama Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dia sempat menjadi kandidat kuat untuk menjabat Menteri Transportasi, menggantikan Muhaimin Iskandar yang menolak jabatan tersebut.
Gagal jadi menteri, Rusdi kemudian diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres dan menjabat antara 2015 hingga akhirnya dia dirotasi pada 2017. Jokowi lalu menunjuknya sebagai Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Malaysia. Rusdi mengakhiri tugasnya pada 9 Juli 2020.
Rusdi mencalonkan diri sebagai anggota dewan dalam Pemilihan Umum Legislatif 2024 lalu untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur VIII. Dapil ini meliputi wilayah Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, Kota Madiun, dan Kota Mojokerto.
Menurut hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, PKB menghimpun suara terbanyak di dapil tersebut dengan total perolehan 522.993 coblosan. PKB berhak atas dua kursi. Adapun Rusdi menduduki suara terbanyak dari PKB perolehan 121.080 suara dan otomatis melenggang ke Senayan.
Pada medio September lalu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengumumkan kepengurusan partainya periode 2024-2029. Salah satu nama yang disebut adalah Rusdi Kirana. Ia kembali menjabat sebagai Wakil Ketua Umum setelah sejak 2014.
Berdasarkan catatan Tempo, Rusdi sempat mengundurkan diri dari keanggotaan PKB saat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Lukmanul Khakim saat itu mengatakan, menghormati keputusan Rusdi yang mundur dari keanggotaan PKB.
“Menjadi dubes ini pekerjaan yang sangat penting bagi bangsa dan negara, tentu saja kami menghormati keputusan beliau untuk mundur sebagai anggota PKB,” kata Lukmanul di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Rabu, 21 Agustus 2019.
Menurut Lukmanul, Rusdi sebenarnya sudah lama berniat mundur dari PKB. Namun kala itu Lukmanul meminta Rusdi untuk menunda pengunduran dirinya hingga selesainya masa kepengurusan Dewan Pengurus Pusat PKB periode 2014-2019 yang ditandai dengan Muktamar VI Bali.
“Beliau mengapresiasi apa yang saya sampaikan, sehingga beliau menyampaikan ya sudah nanti pas selesainya agenda periode lima tahunan ini,” katanya.
Rusdi Kirana pensiun dari dunia bisnis dan fokus di parlemen
Usai dilantik jadi Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB, Rusdi Kirana, mengatakan bahwa dia pensiun dari maskapai penerbangan Lion Air Grup. Usai lolos menjadi anggota DPR, Rusdi menyebut akan fokus di parlemen saja. Dia mengatakan, kedua pekerjaan tersebut tak dapat dilakukan berbarengan. Pasalnya, pekerjaan di parlemen dan maskapai sama-sama sibuk.
“Saya sudah 61 tahun. Saya sudah melimpahkan kepada generasi kedua, saya sudah ada waktu di sini. Gak mungkin sebagai pengusaha Airline di-sambi sebagai parlemen atau sebaliknya, karena ini sangat sibuk,” kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis, 3 Oktober 2024.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | RADEN PUTRI | BUDI RIZA | JONIANSYAH | ANNISA FEBIOLA | SAVERO ARISTIA WIENANTO | BUDIARTI UTAMI PUTRI
Pilihan Editor: Anak SBY, Adik AHY Jadi Wakil Ketua MPR, Rekam Jejak Politik Edgie Baskoro Yudhoyono