TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

Sabtu, 28 September 2024 14:28 WIB

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM menyebut nasib Egianus Kogoya dan milisinya di TPNPB bakal ditentukan dalam waktu dekat.

Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom mengatakan masih atau tidaknya Egianus Kogoya diakui sebagai bagian dari TPNPB bakal ditentukan melalui sidang istimewa TPNPB.

"Sidang istimewa akan tentukan. Tunggu pekan depan hasilnya," ujar Sebby melalui pesan suara singkat, Sabtu, 28 September 2024.

Egianus Kogoya merupakan Panglima TPNPB dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma. Milisi Egianus menyandera pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens selama 20 bulan lamanya.

Namun, pada 21, September lalu Egianus membebaskan pilot berpaspor Selandia Baru tersebut dengan menyatakan atas misi kemanusiaan. Philip diserahkan milisi Egianus kepada mantan Penjabat Bupati Nduga, Edison Gwijangge di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga.

Advertising
Advertising

Menurut Sebby, pembebasan yang dilakukan Egianus dijalankan tanpa adanya koordinasi dengan markas pusat TPNPN. Padahal, kata Sebby, pada 24 Agustus lalu Egianus telah menyepakati proposal pembebasan Philip yang telah dibuat oleh markas pusat.

Sebby mencurigai Egianus dan milisinya telah menerima suap dari Edison Gwijangge untuk membenaskan Philip Mark Mehrtens. Hal ini pula yang membuat markas pusat TPNPB meradang.

"Menyerahkan pilot kepada Edison sama saja menyerah pada TNI-Polri. Edison adalah orang kiriman TNI-Polri," kata Sebby.

Dalam rekaman video yang diperoleh Tempo pada 24 September 2024, Egianus membantah telah menerima uang untuk membebaskan Philip. Ia mengatakan, bahwa pembebasan dilakukan melalui misi kemanuisaan.

"Tidak ada kepentingan pribadi karena kami bebaskan pilot melalui misi kemanusian," kata Egianus.

Philip Mark Mehrtens disandera setelah mendaratkan pesawat Susi Air dengan kode registrasi PK-BVY di lapangan terbang Paro, Nduga pada 7, Februari 2023. Saat itu, Egianus meminta pembebasan Philip ditukar dengan pengakuan kemerdekaan Papua dari Jakarta dan Selandia Baru.

Pilihan Editor: KSAL Ungkap Pertimbangan Sematkan Jokowi Brevet Hiu Kencana

Berita terkait

Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

9 jam lalu

Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

Ada 2.652 korban dari diskriminasi terhadap warga Papua sepanjang November 2014 hingga Desember 2023.

Baca Selengkapnya

IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

2 hari lalu

IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

YouTuber IShowSpeed berpamitan dari siaran langsungnya di Asia Tenggara. Siaran langsung di Indonesia mencetak sejarah.

Baca Selengkapnya

Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

2 hari lalu

Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengusulkan agar Australia bisa mendukung pengelolaan lahan rawa 2 juta hektare untuk program cetak sawah.

Baca Selengkapnya

Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air

2 hari lalu

Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air

Meski pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah dibebaskan, persoalan tak serta-merta selesai di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

2 hari lalu

Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

MA menolak kasasi yang diajukan oleh jaksa dalam perkara 'Lord Luhut' dengan terdakwa dua aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti

Baca Selengkapnya

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

2 hari lalu

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

Pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, bisa menjadi langkah awal pemerintah mengakhiri konflik di tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air, Panglima TNI Minta Warga Sipil di Papua Tak Memegang Senjata

3 hari lalu

Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air, Panglima TNI Minta Warga Sipil di Papua Tak Memegang Senjata

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto berharap kondisi Papua lebih aman pascapembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

3 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

Keberhasilan membebaskan pilot Susi Air dianggap mesti menjadi preseden bagi pemerintah, khususnya TNI-Polri, dalam penanganan konflik di Papua.

Baca Selengkapnya

Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

3 hari lalu

Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri proses hukum terhadap mereka, tapi juga membuka kembali isu dugaan conflict of interest Luhut di Papua.

Baca Selengkapnya

Egianus Dianggap Musuh TPNPB karena Abaikan Kesepakatan Penyerahan Pilot Susi Air

3 hari lalu

Egianus Dianggap Musuh TPNPB karena Abaikan Kesepakatan Penyerahan Pilot Susi Air

TPNPB-OPM marah karena Egianus Kogeya menyerahkan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, di luar kesepakatan markas pusat.

Baca Selengkapnya