Jokowi Gelar Sidang Kabinet Terakhir, Berterima Kasih dan Minta Maaf kepada Para Menteri
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Juli Hantoro
Jumat, 13 September 2024 09:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar Sidang Kabinet terakhir Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Jumat, 13 September 2024. Jokowi menggunakan momen ini untuk menyampaikan terima kasih atas kinerja menteri.
“Terima kasih sebesar-besarnya untuk kerja keras dedikasi dari bapak ibu semua dalam menjalankan pemerintahan, dalam melaksanakan program dan visi presiden dan wapres dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada,” ucap Jokowi dikutip dari tayangan langsung Sekretariat Presiden.
Sekitar 34 pembantu presiden sebelumnya dipastikan hadir dalam rapat paripurna yang digelar di IKN. Dalam sambutannya, Jokowi menyapa kehadiran Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Presiden terpilih Prabowo Subianto, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Jaksa Agung ST Burhanuddin, hingga Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan
Jokowi dalam pengarahannya meminta kabinet segera menuntaskan program kerja utama di bulan terakhir pemerinthan, baik berkaitan dengan serapan, administrasi pertanggung jawaban. "Juga kendala yang belum terselesaikan," ucapnya tanpa mengelaborasi lebih lanjut.
Dalam arahannya yang sama, secara umum, Presiden Jokowi menekankan pentingnya transisi pemerintahan kepada Prabowo Subianto berjalan mulus. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan para Menteri Koordinator juga diberikan kesempatan melapor masing-masing mewakili kementerian lembaga yang dikoordinasikan.
“Ini merupakan persiapan kita untuk memberikan memori kepada pemerintahan yang baru dan mudah-mudahan ini akan bermanfaat bagi jalannya pemerintahan yang baru,” kata Pramono melalui unggahan di Instagram pada Jumat pagi.
Selain menyampaikan terima kasih, Jokowi juga meminta maaf kepada para menteri dan kepala lembaga negara yang hadir selama 10 tahun menjabat Presiden. Adapun masa bakti Jokowi dan Kabinet Indonesia Maju akan berakhir pada 20 Oktober setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden.
“Jika ada hal-hal yang dirasa kurang berkenan dalam berinteraksi dan ada hal-hal yang kurang maksimal sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,” katanya.
Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, tidak membentuk secara khusus tim transisi dalam proses pergantian pemerintahan. Berbeda ketika transisi pemerintahan dari Susilo Bambang Yudhoyono ke Jokowi pada 2014 lalu. Setelah memenangkan pemilihan presiden 2014, Jokowi yang berpasangan Jusuf Kalla membentuk tim transisi.
Namun Jokowi mengakomodasi banyak kepentingan Prabowo dalam proses transisi pemerintahan kali ini. Misalnya Jokowi menunjuk sejumlah loyalis Prabowo seperti Thomas Djiwandono, Supratman Andi Agtas, dan Sudaryono untuk terlebih dahulu “magang” di kabinet pemerintah saat ini. Prabowo dan Gibran, putra Jokowi, juga sebenarnya mengusung tema keberlanjutan pemerintah.