Pernyataan Lengkap Anies Baswedan Setelah Tak Maju Pilkada 2024, Sinyal Dirikan Ormas atau Partai Politik

Minggu, 1 September 2024 12:20 WIB

Anies Baswedan. Foto/youtube

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan pernyataan resmi usai gagal maju di Pilkada 2024. Pernyataan tersebut disampaikan Anies melalui video di akun YouTube-nya yang diunggah Jumat, 30 Agustus 2024.

Dalam video berjudul “Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pendaftaran Pilkada 2024” itu, Anies yang tak jadi diusung PDIP di Pilkada Jakarta dan Pilkada Jaawa Barat memberikan beberapa poin-poin penting. Di bagian awal video, ia mengumumkan pernyataan resmi bahwa ia tidak akan berkontestasi di Pilkada 2024.

“Seperti teman-teman sudah tahu juga semalam itu batas akhir pendaftaran Pilkada pendaftaran sudah ditutup. Di Jakarta ada satu yang dicalonkan oleh 15 partai, lalu ada satu yang dicalonkan oleh satu partai, dan ada lagi satu yang disebut independen. Saya tidak termasuk di dalamnya. Jadi, dengan begitu maka sudah final ya bahwa saya tidak ikut di dalam kontestasi Pilgub di Jakarta tahun 2024,” kata Anies.

Ia juga memberikan pernyataan terkait isu dirinya yang sebelumnya akan maju di Pilkada Jawa Barat 2024. Anies mengaku mengapresiasi ajakan tersebut, tetapi karena banyak pertimbangan ia urung maju.

1. Ucapkan Terima Kasih.

Advertising
Advertising

Anies kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukungnya dari masa Pilpres 2024, Pilgub 2024, hingga saat ini. Anies menyebut pendukungnya dan semua yang terlibat sebagai pejuang yang luar biasa. Ia pun mengatakan bahwa dukungan tersebut membuat perjuangan terasa ringan dan bermakna.

“Jadi, dua tahun terakhir ini ketika kami keliling berkampanye menemukan begitu banyak hikmah pelajaran yang luar biasa. Saya berkeliling lebih dari 130 kota dan berjumpa dengan begitu banyak yang setiap jabat tangan bukan basa-basi. Jabat tangan dengan penuh rasa sepenuh hati dan eratnya jabat tangan mencerminkan semangat yang menggelora di dadanya. Ada yang pelukan, ada yang jabat erat, ada yang pegang tangan, dan semua adalah ungkapan keinginan untuk Indonesia lebih baik,” lanjut Anies.

2. Menyesal Tak Dapat Maju

Anies mengaku menyesal tidak dapat melenggang di Pilgub Jakarta 2024 karena dia tidak bisa mewujudkan berbagai aspirasi warga, salah satunya warga kampung bayam. Anies mengaku banyak warga miskin kota berdatangan kepadanya meminta agar persoalan yang dialami dapat dituntaskan. Mereka berharap kondisi yang hilang semenjak Anies tidak lagi menjabat sebagai gubernur Jakarta dapat dikembalikan.

Dia meminta maaf karena tidak lagi memiliki kewenangan membuat kebijakan. Kegagalannya menjadi calon gubernur, kata Anies, membuat dirinya tidak lagi bisa membantu masyarakat miskin kota secara langsung. “Para saudara-saudara semua, warga kampung di Jakarta, rakyat miskin kota, saya minta maaf karena tidak bisa membantu,” kata Anies.

3. Apresiasi Anak Muda

Anies juga mengapresiasi anak-anak muda yang terlibat dalam proses politik di Indonesia, contohnya adalah terlibat dalam proses kampanye saat Pilpres 2024. Menurut Anies, keterlibatan itu membuktikan bahwa Indonesia punya anak muda yang mau bekerja melampaui kepentingan diri sendiri. Ia juga mengapresiasi anak muda yang turun langsung mengawal putusan MK belum lama ini.

"Ketika lihat anak-anak muda yang kemarin terlibat rasanya dan makin yakin, kita masih punya stok pejuang yang amat banyak. Pejuang yang akan membawa Indonesia menjadi lebih adil lebih baik buat semuanya." ujarnya.

4. Rakyat Indonesia Tidak Apatis

Bagi Anies, gerakan-gerakan demonstrasi yang mulai muncul belakangan ini menunjukkan bahwa rakyat indonesia tidak apatis terhadap kondisi politik di Indonesia. Hal itu mencerminkan bahwa rakyat Indonesia peduli pada kondisi bangsa dan negara.

"Tidak benar bila rakyat Indonesia disebut sudah apatis, sudah tidak peduli pada kondisi demokrasi, no sama sekali tidak. Harapan itu menyala. Harapan itu menyala terang dan Insyaallah makin terang dan terangnya harapan ini harus terus kita jaga, kita besarkan sama-sama." terang Anies.

5. Lega Menjalani Takdir Tuhan

Ia kemudian mengatakan bahwa saat ini ialah takdirnya untuk tidak ikut dalam Pilkada 2024. "Takdir Allah Tuhan yang maha kuasa sudah tertulis bahwa saya tidak mengikuti kontestasi kali ini," ucap Anies.

Di sisi lain, ia juga merasa lega setelah memutuskan tak maju di pilkada. Ia pun percaya bahwa ada hikmah dari setiap proses dan lika-liku yang ia jalani hingga saat ini.

6. Sistem Demokrasi Indonesia Ringkih

Dalam pernyataannya, Anies juga menyoroti ringkihnya sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu ia dapatkan ketika berkaca saat mengikuti proses Pemilu 2024 dan menjelang Pilkada 2024. "Terbuka kenyataan bahwa sistem politik kita, demokrasi kita, masih amat ringkih," katanya.

7. Peluang Mendirikan Partai Politik

Anies juga menyiratkan akan mendirikan partai politik baru atau ormas, daripada harus masuk partai yang sudah ada di Indonesia. Namun, Anies masih melihat kondisi ke depannya.

"Jika untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan."

Anies tak memungkiri banyaknya usulan untuk dirinya agar masuk partai atau mendirikan partai baru. Namun, menurutnya partai yang ada saat ini sudah tersandera oleh kekuasaan.

“Kalau masuk partai, pertanyaannya partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan? Nah, jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak berisiko juga bagi yang mengusulkan," katanya.

8. Tetap Berkarya di Indonesia

Setelah pasti tak maju Pilkada 2024, Anies menegaskan bahwa ia kan tetap berada di Indonesia dan tetap berkarya di Indonesia. Dia akan tetap berjuang di Indonesia bersama dengan saudara-saudara sebangsa untuk membuat Indonesia lebih adil, lebih sejahtera bagi semuanya.

Pilihan Editor: Tom Lembong Soal perahu Bajak Laut, Bagaimana Kedekatannya dengan Anies Baswedan?

Berita terkait

Pilkada Jakarta Disebut Berpotensi Dua Putaran, Apa Penyebabnya?

40 menit lalu

Pilkada Jakarta Disebut Berpotensi Dua Putaran, Apa Penyebabnya?

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan paslon Pramono-Rano unggul dari RIDO dan Dharma-Kun di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Poltracking Putuskan Keluar dari Keanggotaan Persepsi Usai Dikenai Sanksi oleh Dewan Etik

43 menit lalu

Poltracking Putuskan Keluar dari Keanggotaan Persepsi Usai Dikenai Sanksi oleh Dewan Etik

Poltracking mendapat sanksi dari Dewan Etik Persepsi ihwal surveinya tentang tingkat elektabilitas Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

1 jam lalu

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuturkan Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Pramono-Rano 38,3 Persen, Unggul Tipis dari Ridwan Kamil-Suswono

1 jam lalu

Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Pramono-Rano 38,3 Persen, Unggul Tipis dari Ridwan Kamil-Suswono

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan keunggulan Pramono-Rano unggul dari Ridwan Kamil-Suswono.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Peristiwa KM 50 yang Disinggung Saat Aksi 411, Ketua FPI: Terjadi di Era Jokowi

1 jam lalu

Kilas Balik Peristiwa KM 50 yang Disinggung Saat Aksi 411, Ketua FPI: Terjadi di Era Jokowi

Ketua FPI menyinggung peristiwa KM 50 di era Presiden Jokowi saat menggelar aksi 411 di Jakarta kemarin. Berikut kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Respons Poltracking soal Sanksi dari Dewan Etik Persepsi: Tidak Adil dalam Proses Penyelidikan

2 jam lalu

Respons Poltracking soal Sanksi dari Dewan Etik Persepsi: Tidak Adil dalam Proses Penyelidikan

Poltracking Indonesia menilai bahwa keputusan dewan etik Persepsi tidak adil.

Baca Selengkapnya

Aksi 411 Singgung Soal Peristiwa KM 50, Ketua FPI sebut Pelanggaran HAM di Era Jokowi

2 jam lalu

Aksi 411 Singgung Soal Peristiwa KM 50, Ketua FPI sebut Pelanggaran HAM di Era Jokowi

Ketua FPI Muhammad bin Husein Alatas menyinggung soal peristiwa KM 50 di era Presiden Jokowi saat menggelar aksi 411 di Jakarta kemarin.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Minta Dukcapil Prioritaskan Perekaman Data Pemilih Marginal dan Pemula Menjelang Pilkada 2024

3 jam lalu

Bima Arya Minta Dukcapil Prioritaskan Perekaman Data Pemilih Marginal dan Pemula Menjelang Pilkada 2024

Wamendagri mengatakan rakornas ini digelar untuk mendukung suksesnya pelaksanaan Pilkada serentak pada November mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan saat Wedangan dengan Respati Ardi-Astrid Widayani

4 jam lalu

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan saat Wedangan dengan Respati Ardi-Astrid Widayani

Sehari usai pertemuannya dengan Presiden Prabowo, Jokowi bertemu dengan paslon Pilkada Solo Respati Ardi-Astrid Widayani.

Baca Selengkapnya

Jokowi Klaim Nonton Semua Debat Pilkada 2024

5 jam lalu

Jokowi Klaim Nonton Semua Debat Pilkada 2024

Jokowi mengatakan setiap paslon memiliki visi-misi yang sesuai dengan keinginan mereka.

Baca Selengkapnya