Airlangga Hartarto Cabut dari Kursi Ketua Umum Golkar, Berikut Sejarah Partai Golkar

Senin, 12 Agustus 2024 12:45 WIB

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam kegiatan syukuran dan konsolidasi partai di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, 15 Maret 2024. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

TEMPO.CO, Jakarta - Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Dalam keterangan video yang disampaikan Airlangga, keputusan pengunduran diri itu telah dibuat sejak Sabtu, 10 Agustus 2024.

"Airlangga mundur," kata seorang pengurus teras partai beringin kepada Tempo, Ahad, 11 Agustus 2024.

Ia menuturkan partainya bakal menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 25 Agustus mendatang. Partai Golkar, kata dia, bakal menyiapkan Agus Gumiwang sebagai Plt Ketua Umum Golkar hingga proses pemilihan pucuk pimpinan tertinggi partai itu. "Rencananya Munaslub akan digelar 25 Agustus. Nanti Agus Gumiwang menjadi Plt Ketum Golkar hingga Munaslub Golkar digelar," ujarnya.

Menurut dia, kader Golkar yang digadang-gadang bakal menjadi calon kuat untuk menggantikan Airlangga adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Dua orang elit Golkar lain membenarkan informasi soal Airlangga mundur.

Sejarah Partai Golkar

Advertising
Advertising

Dilansir dari partaigolkar.com, Partai Golongan Karya atau yang lebih dikenal dengan singkatan Golkar adalah salah satu partai politik yang paling berpengaruh dalam sejarah politik Indonesia. Awal mula pembentukan Golkar tidak lepas dari gagasan tiga tokoh besar nasional, yakni Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara.

Ketiganya memperkenalkan konsep integralistik-kolektivistis yang dimulai sejak 1940. Gagasan ini pertama kali diwujudkan dalam bentuk Golongan Fungsional yang kemudian diubah menjadi Golongan Karya pada 1959.

Pada masa itu, Golongan Karya tidak dibentuk sebagai partai politik, melainkan sebagai perwakilan dari golongan-golongan di tengah masyarakat. Gagasan ini didasarkan pada pemikiran bahwa demokrasi Indonesia harus berbeda dengan konsep demokrasi di Barat.

Ketiga tokoh tersebut, terutama Sukarno, percaya bahwa demokrasi di Indonesia haruslah mengedepankan musyawarah dan mufakat, serta mengakomodasi berbagai golongan dalam masyarakat.

Pada dekade 1950-an, Indonesia mulai menghadapi dinamika politik yang kompleks dengan munculnya berbagai partai politik yang merepresentasikan kepentingan-kepentingan tertentu. Dalam situasi ini, Golkar didirikan sebagai bentuk alternatif dalam sistem perwakilan.

Sebagai organisasi yang terdiri dari berbagai golongan fungsional, Golkar diharapkan mampu merepresentasikan keterwakilan kolektif dari berbagai kelompok dalam masyarakat Indonesia. Konsep awal Golkar adalah untuk menjadi lembaga representatif yang mengedepankan persatuan nasional dan menghindari konflik antar golongan.

Golkar dirancang untuk menumbuhkan kerja sama antar golongan dengan mengesampingkan perbedaan ideologi. Hal ini sejalan dengan visi Sukarno yang menginginkan Indonesia yang bersatu tanpa terjebak dalam perpecahan ideologis.

Perubahan besar terjadi pada Golkar ketika organisasi ini berubah dari sebuah lembaga representatif menjadi partai politik penuh. Pada 1964, dalam masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) dibentuk.

Perubahan ini terjadi dalam konteks politik Indonesia yang sedang bergolak, terutama dengan semakin meningkatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI). Golkar, yang awalnya tidak dirancang sebagai partai politik, mengalami transformasi menjadi alat politik yang digunakan oleh Angkatan Darat untuk melawan pengaruh PKI.

Di bawah arahan Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution dan dukungan Soeharto, Golkar mulai terlibat dalam dinamika politik nasional dengan tujuan mengamankan kepentingan militer dan mencegah dominasi komunis di Indonesia.

Setelah runtuhnya pemerintahan Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai presiden, Golkar menjadi partai politik yang dominan dalam era Orde Baru. Soeharto, yang juga salah satu pendiri Golkar, menjadikan partai ini sebagai tulang punggung kekuasaannya.

Pada pemilihan umum pertama di era Orde Baru pada tanggal 3 Juli 1971, Golkar berhasil memenangkan pemilu dengan perolehan suara yang sangat signifikan, yaitu 62,8%. Kemenangan ini membuat Golkar mendapatkan 236 dari 360 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Kemenangan Golkar pada pemilu 1971 menandai dimulainya dominasi partai ini dalam politik Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Golkar tidak hanya menguasai parlemen, tetapi juga menempatkan kader-kadernya di berbagai posisi penting dalam pemerintahan, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.

Selama era Orde Baru, Golkar berperan sebagai alat politik yang digunakan untuk mengontrol kehidupan politik dan pemerintahan di Indonesia. Dalam sistem politik yang sentralistik di bawah kepemimpinan Soeharto, Golkar berfungsi sebagai sarana untuk mengonsolidasikan kekuasaan, mengendalikan oposisi, dan mempertahankan stabilitas politik.

Kemudian, runtuhnya Orde Baru pada 1998 membawa perubahan besar dalam politik Indonesia, termasuk bagi Partai Golkar. Era reformasi yang dimulai setelah jatuhnya Soeharto memaksa Golkar untuk beradaptasi dengan situasi politik yang lebih terbuka dan kompetitif. Golkar yang sebelumnya menjadi partai yang sangat dominan, harus berhadapan dengan munculnya partai-partai politik baru yang membawa semangat reformasi dan perubahan.

Dalam pemilihan umum pertama setelah reformasi pada 1999, Golkar tidak lagi menjadi partai dominan seperti sebelumnya. Meskipun demikian, Golkar tetap berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai besar di Indonesia.

MICHELLE GABRIELA | AISYAH AMIRA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Pilihan Editor: Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Berikut Ketum Golkar dari Masa ke Masa

Berita terkait

Simon Jadi Dirut Pertamina: Erick Sebut untuk Terobosan Baru, Bahlil Titip 3 Hal

6 jam lalu

Simon Jadi Dirut Pertamina: Erick Sebut untuk Terobosan Baru, Bahlil Titip 3 Hal

Erick Thohir berharap Simon dapat membuat terobosan baru sebagai Dirut Pertamina, sementara Bahlil menitipkan 3 hal: sumur tua, lifting, dan migas.

Baca Selengkapnya

Politikus Golkar Klaim KIM Plus Masih Solid Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

6 jam lalu

Politikus Golkar Klaim KIM Plus Masih Solid Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta

Politikus Golkar Dave Laksono mengklaim dukungan KIM plus untuk Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta tetap solid.

Baca Selengkapnya

Subsidi BBM Akan Diubah Jadi BLT? Ini Kata Menteri Bahlil

7 jam lalu

Subsidi BBM Akan Diubah Jadi BLT? Ini Kata Menteri Bahlil

Subsidi tak tetap sasaran Rp100 triliun, Pemerintahan Presiden Prabowo kemungkinan akan ubah subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT).

Baca Selengkapnya

Bahlil Pertimbangkan Tetap Berikan Subsidi BBM Untuk Kendaraan Umum

7 jam lalu

Bahlil Pertimbangkan Tetap Berikan Subsidi BBM Untuk Kendaraan Umum

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyebut masih mempertimbangkan untuk tidak mencabut subsidi BBM untuk kendaraan umum

Baca Selengkapnya

Bahlil Usul Subsidi LPG Dipertahankan Karena Terkait Dengan UMKM

8 jam lalu

Bahlil Usul Subsidi LPG Dipertahankan Karena Terkait Dengan UMKM

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, akan mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk tetap mempertahankan subsidi gas LPG

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Bahlil Agendakan Pertemuan Dengan Pimpinan Baru Pertamina Minggu Ini

11 jam lalu

Menteri ESDM Bahlil Agendakan Pertemuan Dengan Pimpinan Baru Pertamina Minggu Ini

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut akan segera mengatur pertemuan dengan pimpinan atau Dirut PT Pertamina (Persero) yang baru.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Gelar Rakor Terbatas Bersama 7 Menteri dalam Lingkup Kemenko Perekonomian, Bahas Apa?

16 jam lalu

Airlangga Hartarto Gelar Rakor Terbatas Bersama 7 Menteri dalam Lingkup Kemenko Perekonomian, Bahas Apa?

Airlangga Hartarto menggelar rakor terbatas bersama 7 menteri di lingkungan Kemenko Perekonomian. Apa hasilnya?

Baca Selengkapnya

Kemenhub dan Pertamina Bahas Upaya Penurunan Harga Tiket Pesawat

20 jam lalu

Kemenhub dan Pertamina Bahas Upaya Penurunan Harga Tiket Pesawat

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan Kemenhub dan Pertamina sedang membahas upaya penurunan harga tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

2 Pekan Meutya Hafid Jadi Menkomdigi Ketemu Kasus Pegawai Jadi Beking 1.000 Situs Judi Online, Begini Komentarnya

20 jam lalu

2 Pekan Meutya Hafid Jadi Menkomdigi Ketemu Kasus Pegawai Jadi Beking 1.000 Situs Judi Online, Begini Komentarnya

Menkomdigi Meutya Hafid memastikan pihaknya bakal menindak tegas pegawai Komdigi yang terlibat judi online. Ini tanggapannya.

Baca Selengkapnya

Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula, Surya Paloh hingga Bahlil Kasih Komentar

20 jam lalu

Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Impor Gula, Surya Paloh hingga Bahlil Kasih Komentar

Surya Paloh, Habiburokhman, hingga Bahlil beri komentar soal Kejagung menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka impor gula.

Baca Selengkapnya