Penghapusan Jurusan di SMA, Kemendikbud: Banyak yang Salah Pilih Saat Kuliah

Sabtu, 27 Juli 2024 14:08 WIB

Siswa SMA melihat koleksi Museum Adityawarman di Ruangan Perhiasan pada 21 September 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek Anindito Aditomo menyebut, sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) sebagai kebijakan yang merusak. Sebab, menurut dia, penjurusan itu menciptakan diskriminasi.

"Kebijakan yang merusak. Akhirnya banyak yang salah jurusan (kuliah)," kata Anindito kepada Tempo, Kamis, 25 Juli 2024.

Anindito mengatakan para pelajar SMA memiliki kecenderungan memilih jurusannya tidak berdasarkan refleksi bakat dan minatnya. Mereka, menurut dia, terhasut oleh gengsi apabila tidak masuk ke jurusan IPA.

Ia menilai, kebijakan penjurusan itu justru memberikan privilege lebih kepada pelajar yang masuk di jurusan IPA. "Sehingga berlomba-lomba masuk IPA, hasilnya ada peng-kasta-an," ujarnya.

Anindito mengatakan penjurusan itu tidak membuat para murid mendapatkan gambaran akan rencana studinya di perguruan tinggi. Hal itu membuat kasus mahasiswa salah masuk jurusan di kampus terus ada.

Advertising
Advertising

"Ketika kuliah pindah jurusan, itu yang rugi bukan anak, tapi bangsa negara juga," kata Anindito. Sebab, ia mengatakan bahwa negara sudah berinvestasi banyak kepada para pelajar tersebut.

Adapun Kemendikbudristek bakal menghapus kebijakan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA. Penghapusan jurusan di SMA itu merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan bertahap sejak 2021.

Sampai 2024, penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90 sampai 95 persen untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA atau SMK.

"Pada kelas 11 dan 12 SMA murid yang sekolah menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjutnya," kata Anindito.

Dengan penghapusan jurusan ini, Anindito mengungkapkan bahwa murid bisa memilih mata pelajaran sesuai dengan program studi atau prodi yang diinginkan. Pemilihan mata pelajaran sesuai minat itu dilakukan di kelas 11.

Dia mencontohkan, pelajar yang ingin mengambil Prodi Kedokteran di perguruan tinggi, ketika SMA tidak perlu mempelajari mata pelajaran soal Kalkulus tingkat lanjut. Pelajar itu, kata dia, akan difokuskan untuk pembelajaran Biologi ataupun Kimia. "Jadi bisa lebih fokus. Anak itu juga bisa matang memilih prodi kuliah, dan pilih karier," ujarnya.

DEVY ERNIS | HENDRIK YAPUTRA

Pilihan Editor: Rektor Unair Tak Masalah Penghapusan Jurusan di SMA: Kami Pelopor Kebijakan ini

Berita terkait

Pendaftaran CPNS Ditutup Kecuali di 2 Kementerian, Pendaftar Tembus 3,8 Juta

5 hari lalu

Pendaftaran CPNS Ditutup Kecuali di 2 Kementerian, Pendaftar Tembus 3,8 Juta

Penerimaan lamaran CPNS Kemendikbudristek akan ditutup pada 13 September 2024, dan di Kemenag akan ditutup pada 14 September 2024.

Baca Selengkapnya

Ini Kritik Eks Wakil Presiden JK kepada Menteri Nadiem Makarim

7 hari lalu

Ini Kritik Eks Wakil Presiden JK kepada Menteri Nadiem Makarim

Eks Wakil Presiden JK menilai Menteri Nadiem Makarim tidak punya pengalaman dalam dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 10 September, Begini Cara Cek Ijazah SMA untuk Daftar CPNS 2024

8 hari lalu

Diperpanjang hingga 10 September, Begini Cara Cek Ijazah SMA untuk Daftar CPNS 2024

Pemeriksaan ijazah SMA secara online dapat dilakukan melalui situs resmi nisn.data.kemendikbud.go.id.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

8 hari lalu

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

Jusuf Kalla menyampaikan kritik terhadap kinerja Mendikbud Nadiwm Makarim.

Baca Selengkapnya

Inovasi Ini Bikin Orang Indonesia Masuk Daftar 100 Figur Berpengaruh Bidang AI versi Majalah TIME

10 hari lalu

Inovasi Ini Bikin Orang Indonesia Masuk Daftar 100 Figur Berpengaruh Bidang AI versi Majalah TIME

Endang Aminudin Aziz mengembangkan revitalisasi bahasa daerah sejak 2021. Inovasinya kemudian dilirik oleh Majalah Time.

Baca Selengkapnya

Nadiem Minta Tambahan Anggaran Rp 26,44 Triliun untuk Tahun Depan

10 hari lalu

Nadiem Minta Tambahan Anggaran Rp 26,44 Triliun untuk Tahun Depan

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 26,44 triliun untuk tahun 2025

Baca Selengkapnya

Pilar Penting Merdeka Belajar: Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru

21 hari lalu

Pilar Penting Merdeka Belajar: Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru

Dengan status ASN PPPK, para guru kini memiliki akses terhadap berbagai fasilitas dan tunjangan yang sebelumnya sulit dijangkau, sehingga kehidupan mereka dan keluarganya menjadi lebih terjamin.

Baca Selengkapnya

Gereja Puhsarang di Kediri Resmi Menjadi Cagar Budaya Nasional

22 hari lalu

Gereja Puhsarang di Kediri Resmi Menjadi Cagar Budaya Nasional

Kemendikbudristek tetapkan Gereja Puhsarang di Kediri, Jawa Timur, sebagai cagar budaya bidang struktur. Gereja tua ini warisan Belanda.

Baca Selengkapnya

Daftar Formasi CPNS Kementerian Pertahanan 2024 untuk Lulusan SMA hingga S3

24 hari lalu

Daftar Formasi CPNS Kementerian Pertahanan 2024 untuk Lulusan SMA hingga S3

Berikut detail daftar formasi CPNS di Kementerian Pertahanan untuk lulusan SMA hingga S3.

Baca Selengkapnya

Daftar Formasi CPNS KPK 2024 untuk Lulusan SMA, D3 hingga S1

25 hari lalu

Daftar Formasi CPNS KPK 2024 untuk Lulusan SMA, D3 hingga S1

Berikut daftar 230 formasi CPNS Komisi Pemberantasan Korupsi yang terbuka bagi lulusan SMA, D3, hingga S1.

Baca Selengkapnya