Korban Meninggal Akibat Longsor Tambang Emas Gorontalo Jadi 26 Orang
Reporter
Antara
Editor
Rusman Paraqbueq
Jumat, 12 Juli 2024 20:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim SAR gabungan dari berbagai lembaga terus berjibaku untuk mencari korban tanah longsor di kawasan tambang emas rakyat di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo hingga hari ini. Pada hari keenam pencarian korban longsor, tim SAR gabungan kembali menemukan tiga orang korban. Ketiganya sudah meninggal.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, Hariyanto, mengatakan ketiga jenazah yang ditemukan itu langsung dievakuasi menggunakan helikopter menuju Polda Gorontalo. Selanjutnya, ketiga jenazah itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan identifikasi.
"Tiga jenazah telah berhasil dievakuasi dan menurut informasi sudah berhasil teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identivication (DVI) Biddokkes," kata Hariyanto, Jumat, 12 Juli 2024.
Ia mengatakan, sesuai dengan data yang tercatat di Pos Komando SAR Terpadu, jumlah korban meninggal akibat korban longsor di kawasan tambang itu mencapai 26 orang. Lalu korban selamat sebanyak 280 orang. Tim SAR masih mencari 19 orang yang dinyatakan hilang. “Dengan demikian, pada hari ini total korban longsor di kawasan tambang rakyat itu tercatat sebanyak 325 orang,” katanya.
Hariyanto mengatakan upaya pencarian korban longsor di kawasan tambang rakyat Suwawa Timur itu telah dihentikan pada hari ini. Pencarian korban akan kembali dilanjutkan pada Sabtu besok.
Longsor terjadi di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur pada pukul 23.45 WITA, Sabtu, 6 Juli lalu. Saat kejadian, banyak pekerja tambang tengah beristirahat dan tidur di beberapa warung yang ada di lokasi tambang.
Lokasi tambang emas rakyat di Desa Tulabolo ini berdekatan dengan Taman Nasional Nani Wartabone. Pertambangan emas ini Desa Tulabolo ini sesungguhnya terbagi. Yaitu, pertambangan emas yang dikelola masyarakat dan perusahaan. Masyarakat mulai melakukan penambangan emas di sini pada awal tahun 90-an.
Lokasi tambang rakyat ini ditutup sejak bencana longsor tersebut. Saat ini tim SAR masih berjibaku mencari korban yang hilang. Hariyanto mengatakan, sesuai dengan standar operasional prosedur Kantor Pencarian dan Pertolongan, operasi SAR akan ditutup setelah tujuh hari pencarian. Meski begitu, jika masih ada korban yang ditemukan, tim SAR dapat membuka kembali operasi pencarian.
"Rencananya Sabtu besok, semua personel gabungan akan ditarik karena operasi SAR akan dihentikan berdasarkan hasil rapat Forkopimda yang digelar sore tadi," kata Hariyanto.
Pilihan Editor: Banjir dan Tanah Longsor, Bencana Paling Sering Terjadi di Indonesia