Peneliti Sebut Rokok Sebabkan Stunting dan Tingkatkan Angka Kemiskinan

Reporter

Desty Luthfiani

Editor

Amirullah

Minggu, 2 Juni 2024 14:05 WIB

Ilustrasi berhenti merokok. Pexel/George Morina

TEMPO.CO, Jakarta - Research Coordinator Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) Risky Kusuma Hartono mengatakan bahaya merokok tidak hanya pada diri sendiri, namun bisa menjadi penyebab stunting pada kelahiran anak.

"Kalau kami lihat stunting Indonesia belum turun. Apabila rokok tidak dikendalikan maka itu akan sulit untuk menurunkan stunting," kata Risky dalam acara Save Our Surroundings atau gerakan SOS bahaya rokok di kawasan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Taman Dukuh Atas, Jakarta pada Ahad, 2 Juni 2024.

Risky menemukan data angka perokok anak mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni di 2013 sekitar 7,2 persen. Kemudian pada 2023 menjadi 7,4 persen. "Angka itu lebih dari 3 juta anak menjadi korban iklan dan produksi rokok dari industri tembakau," ujarnya.

Menurutnya, studi dari Pusat Jaminan Sosial Universitas Indonesia mencatat pengeluaran rumah tangga untuk rokok meningkatkan angka kemiskinan. "Kami menemukan 1 persen belanja rokok meningkatkan 6 persen poin kemiskinan," ujarnya.

Perokok lebih memilih membeli rokok dibanding membelanjakan untuk kebutuhan yang lebih penting. "Membelanjakan uang bulanan mereka untuk rokok itu akan menjerat mereka dalam jurang kemiskinan," ucapnya.

Advertising
Advertising

Pihaknya mendorong pemerintah agar segera menerbitkan aturan pengendalian tembakau di Indonesia.

Project Lead for Tobacco Control Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), Belandeta Amalia pada kesempatan yang sama meminta pemerintah menaikkan cukai rokok supaya anak tidak mampu membeli dan perokok anak menurun. "Ini menunjukkan kedaruratan angka perokok pada anak sudah sangat tinggi," kata Bella.

Bella menilai harga rokok dan tembakau di Indonesia saat ini masih terlalu murah. "Komitmen pemerintah belum kami lihat untuk menaikkan harga rokok secara signifikan," ujarnya.

Dia juga meminta pemerintah segera mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan agar anak-anak dan masyarakat rentan terlindungi.

RPP Kesehatan merupakan turunan dari Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 yang saat ini masih digodok pemerintah. Terakhir pembahasannya masih di Kementerian Hukum dan HAM.

Rancangan itu bakal membahas sejumlah pasal yang mengatur industri hasil tembakau (IHT) seperti produk rokok, jumlah kemasan, gambar peringatan kesehatan, pembatasan kandungan tar dan nikotin, pelarangan bahan tambahan, pelarangan iklan dan pemajangan produk. Padahal saat ini Indonesia masih ada iklan rokok dan pemajangan produk disejumlah tempat (warung dan toko).

Pilihan Editor: Tanggapi Putusan MA Soal Usia Calon Kepala Daerah, FX Rudy: Kenapa Diputus Mendekati Pilkada

Berita terkait

Kaum Muda Jadi Sasaran Penjualan Rokok Elektrik, Cek Bahayanya pada Remaja

4 jam lalu

Kaum Muda Jadi Sasaran Penjualan Rokok Elektrik, Cek Bahayanya pada Remaja

Mengenalkan nikotin lewat rokok elektrik akan mengganggu sirkuit saraf, yang bisa menyebabkan perubahan fungsi otak, terutama pada remaja.

Baca Selengkapnya

Hari Keluarga Nasional, Perempuan Berperan Besar Tentukan Nasib Bangsa

5 hari lalu

Hari Keluarga Nasional, Perempuan Berperan Besar Tentukan Nasib Bangsa

Intervensi kepada remaja putri sangat diperlukan untuk menciptakan keluarga yang berkualitas.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Momen Harganas untuk Tekan Angka Perceraian

5 hari lalu

Pentingnya Momen Harganas untuk Tekan Angka Perceraian

Harganas ke-31 menjadi momen penting untuk menekan angka perceraian. Berikut penjelasan Kepala BKKBN.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Batang Hari Sukses Tekan Stunting, Terima Penghargaan

6 hari lalu

Kabupaten Batang Hari Sukses Tekan Stunting, Terima Penghargaan

Angka stunting di Batang Hari dari 26,3 persen menjadi 10,1 persen.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ikatan Batin Ibu dan Anak untuk Tumbuh Kembang

7 hari lalu

Pentingnya Ikatan Batin Ibu dan Anak untuk Tumbuh Kembang

BKKBN mengatakan ikatan batin antara ibu dan anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi, termasuk mencegah stunting.

Baca Selengkapnya

Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

9 hari lalu

Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

BKKBN menyebut faktor pendidikan rendah sebagai salah satu tantangan dalam mengedukasi masyarakat tentang stunting.

Baca Selengkapnya

Penanganan Stunting Tak Cukup Hanya dengan Makanan Tambahan

12 hari lalu

Penanganan Stunting Tak Cukup Hanya dengan Makanan Tambahan

Penanganan stunting tidak hanya dengan pemberian makanan tambahan tetapi perlu melihat faktor lain yang menyebabkan balita sulit berkembang.

Baca Selengkapnya

Pasien dengan Pneumonia Banyak Dirawat di Klinik Haji Makkah, Ini Penyebabnya

21 hari lalu

Pasien dengan Pneumonia Banyak Dirawat di Klinik Haji Makkah, Ini Penyebabnya

Penyakit pneumonia tetap menempati urutan pertama sebagai penyakit yang paling banyak dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah

Baca Selengkapnya

Pemkab Kediri Monitoring dan Evaluasi Intervensi Pencegahan Stunting 2024

23 hari lalu

Pemkab Kediri Monitoring dan Evaluasi Intervensi Pencegahan Stunting 2024

Kehadiran ibu hamil dan calon pengantin di Posyandu mempermudah pengecekan dan pencegahan stunting

Baca Selengkapnya

Jemaah Haji Wajib Perhatikan 6 Larangan Saat Berhaji, dari Berfoto hingga Merokok

23 hari lalu

Jemaah Haji Wajib Perhatikan 6 Larangan Saat Berhaji, dari Berfoto hingga Merokok

Saat berhaji ada beberapa larangan yang harus diikuti jemaah haji dari manapun. Berikut 6 larangan saat berhaji, termasuk berfoto dan merokok.

Baca Selengkapnya