Pesawat Tempur Asing Masih Sering Langgar Terbang NKRI

Reporter

Editor

Kamis, 16 Juli 2009 12:40 WIB

TEMPO Interaktif, Batam - Komandan Landasan Udara Tanjungpinang Kolonel Penerbang Nandang Sukarna mengatakan, pesawat tempur asing masih sering melanggar wilayah terbang Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya di wilayah Kepulauan Riau. " Jadi harus dijaga kedaulatan kita," kata Nandang kepada Tempo usai menyaksikan latihan gabungan Tentara Nasiona Indonesia Angkatan Darat, Angkata Laut dan Angkatan Udara di Bandara Hang Nadim, Batam, Kamis (16/7).

Latihan gabungan ini melibatkan 1.100 personel dari ketiga angkatan. Simulasi pada latihan ini menggambarkan ada pesawat asing yang coba terbang di wilayah Indonesia khususnya di Kepulauan Riau, kemudian pesawat tempur Indonesia menghalau pesawat itu dan memberikan peringatan harus mendarat sebelum ada tindakan lebih keras. Namun pesawat itu terus terbang tidak mengindahkan peringatan itu. Akhirnya dua pesawat tempur memaksa pesawat tempur asing itu mendarat di Bandara Hang Nadim. Setelah mendarat, pilot pesawat tempur asing itu dibekuk dan dibawah ke suatu tempat untuk diintrogasi.

Nandang mengemukakan perlu diperkuat radar di tiap bandara karena sangat berbahaya bila pesawat tempur asing terus ke wilayah Indonesia. Apalagi Kepulauan Riau khususnya Natuna dan Anambas sangat sering dilintasi pesawat tempur asing tanpa pemberitahuan. Ini merupakan latihan puncak dijajaran TNI Angkatan Udara dan akan terus dilanjutkan ." Jangan sampai negara kita diserang," katanya.

Kepala Bandara Hang Nadim, Hendro Hariyono mengemukakan bahwa perlu penambahan radar di tiap titik bandara baik bandara sipil dan militer. Sejauh ini pengendali navigasi masih dari Singapura. " Radar di Tanjungpinang rusak pula," katanya. Ia menyebutkan tower di Bandara Hang Nadim hanya diizinkan memantau 1.500 feet, selebihnya dipantau pihak Singapura. Akibatnya pesawat kita terbang diatas ketinggian lebih dari 1.500 feet, pihak Singapura lebih dahulu mengetahui.

Hendro Hariyono mengemukakan Bandara Hang Nadim dibangun untuk bandara sipil, jadi beda dengan bandara militer. " Ini aturan internasional," katanya. Disebutkan ada 13 operator di Bandara Hang Nadim yang tiap hari menggunakan fasilitas bandara yang panjang landasan pacunya 4.000 meter ( 4 kilometer ) itu. Dilihat dari fasilitas bandara seperti panjangnya, lebar dan lain-lain, Bandara Hang Nadim memenuhi syarat yang cukup, tapi soal navigasi udara perlu ditingkatkan. " Setidaknya sama dengan Singapura," ujar Hendro.

RUMBADI DALLE

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

5 Oktober 2016

Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya