Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?
Reporter
Angelina Tiara Puspitalova
Editor
S. Dian Andryanto
Kamis, 9 Mei 2024 13:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Moses Gatutkaca, seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sanata Dharma.
Ia diabadikan namanya sebagai sebuah jalan di daerah Gejayan, Yogyakarta, karena ia gugur dalam aksi demonstrasi pada 8 Mei 1998, yang menuntut turunnya Presiden Soeharto dan menggulingkan pemerintahan orde baru.
Mengenang Moses Gatotkaca
Salag satu korban kekerasan saat peristiwa Mei 1998 di Yogyakarta, Moses Gatotkaca dikenal karena terbunuh dalam apa yang disebut Peristiwa Gejayan. Demonstrasi tersebut melibatkan massa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, dan UIN Sunan Kalijaga. Pada 7 Mei 1998, terjadi bentrokan fisik, pengejaran, dan penangkapan terhadap 20 orang demonstran.
Puncak aksi terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat, di mana Moses, yang sedang mencari makan malam, disalahartikan sebagai demonstran dan tewas karena luka parah di kepalanya.
Moses ditemukan dalam kondisi sekarat, ia dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih tetapi meninggal sebelum dapat ditolong. Jalan Kolombo diubah namanya menjadi Jalan Moses Gatotkaca untuk mengenang kejadian tragis tersebut sejak 20 Mei 1998.
Profil Moses Gatotkaca
Moses Gatutkaca, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di USD, menjadi korban dalam demonstrasi yang menyerukan turunnya Presiden Soeharto pada 8 Mei 1998. Ia meninggal akibat luka parah di kepalanya akibat pukulan benda tumpul saat melintasi aksi demonstrasi yang ricuh dan disalahartikan sebagai massa demonstran oleh aparat keamanan.
Sebelum kematiannya, sebagian warga setempat tak berani keluar rumah karena ketakutan akan korban salah sasaran oleh aparat. Saat jenazahnya akan dikebumikan, banyak orang yang ikut mengantarkan.
Ditemukan sekarat oleh beberapa mahasiswa dari posko PMI USD, Moses ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangannya patah dan kepalanya mengalami luka parah, dengan darah segar terus mengalir dari telinga dan hidungnya. Namanya diketahui dari KTP dan SIM C yang ditemukan di dompetnya, dan tempat tinggalnya tidak jauh dari kampus USD, di wilayah Gejayan.
Pembantu Rektor III Universitas Sanata Dharma, G. Sukadi, seorang dosen, YR. Subakti, dan Romo Broto Wiyono SJ, melayatnya di RS Panti Rapih dan mengidentifikasinya sebagai mahasiswa USD. Untuk menghormatinya, Jalan Kolombo diubah namanya menjadi Moses Gatutkaca sejak 20 Mei 1998.
ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | RISMA DAYANTI | RACHEL FARAHDIBA
Pilihan Editor: Mengenang Moses Gatutkaca, Mahasiswa yang Gugur Saat peristiwa Gejayan Berdarah Mei 1998