SK Rektor soal UKT Belum Terbit, BEM UI: Nasib Mahasiswa Baru Terkatung-katung
Reporter
Intan Setiawanty
Editor
Imam Hamdi
Selasa, 7 Mei 2024 06:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI Verrel Uziel mengatakan nasib mahasiswa baru di kampus mereka masih terkatung-katung lantaran belum diterbitkannya surat keputusan rektor soal biaya opersional pendidikan yang mengatur besaran uang kuliah tunggal alias UKT.
Dia mengaku menerima banyak laporan dari mahasiswa baru yang diterima lewat jalur SNBP dan talent scouting yang belum mengetahui soal biaya kuliah. "Kalau untuk mahasiswa baru, apapun itu jalurnya, pasti sudah menggunakan yang baru ini. Jadi, memang untuk sekarang, timeline untuk laporan diri pun juga masih ditahan oleh kampus untuk menunggu penetapan dari pembahasan UKT ini," kata Verrel ketika dihubungi Tempo pada Senin, 6 Mei 2024.
Sebagai informasi, uang kuliah tunggal alias UKT di kampus UI pada tahun ini terdapat perubahan karena Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek Tahun 2024. Pada tahun sebelumnya, UI menetapkan 11 kelompok UKT yang berbeda di setiap rumpunnya yaitu sosial humaniora atau Soshum dan Sains Teknologi (Saintek). Sementara pada tahun ini, UI hanya menetapkan maksimal 5 kelompok UKT yang berbeda setiap program studinya.
Hingga kini, mahasiswa baru lewat jalur tersebut belum registrasi ulang atau melakukan pembayaran UKT. Keterlambatan ini sudah dibahas oleh pihak BEM UI dan Direktorat Kemahasiswaan atau Dirmawa dalam pertemuan pada Kamis, 2 Mei 2024. "Kemungkinan dari nantinya SK final ini ditetapkan, kemudian dipublikasikan, dari situ jaraknya 1 sampai 2 minggu, barulah ada kepastian kapan laporan diri setiap mahasiswa baru," katanya.
Pada pertemuan yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari fakultas atas inisiasi BEM UI, mereka mempertanyakan soal biaya pendidikan ini, "SK-nya itu sudah sejauh mana karena tidak ada informasi lebih lanjut yang kami terima."
Pihak kampus menyatakan bahwa penetapan biaya dari setiap fakultas dikembalikan lagi ke fakultas masing-masing dengan menyesuaikan dengan kebutuhan fakultas, perhitungan fakultas, dan fakultas yang mengajukan kepada pihak universitas. "Sampai sekarang, kami belum pegang SK fisik yang sudah ditandatangani oleh pihak rektorat," tutur Verrel.
Banyak Mahasiswa Baru Mengeluh soal Keterlambatan Penetapan UKT
Sejauh ini, Ketua BEM UI itu mengaku ada banyak calon mahasiswa baru lewat jalur SNBP atau talent scooting yang mengeluh. "Banyak, meskipun memang sudah diberikan pengertian bahwa ini belum merupakan hal yang final, tapi kan tentu menjadi suatu khawatiran buat mereka yang sudah terpilih, yang sudah mendapat jatah masuk ke UI," ujarnya.
Melalui nomor WhatsApp pribadi dan pesan di Instagram, Verrel mengatakan kerap ditanya oleh mahasiswa baru yang nasibnya masih belum jelas ini. Mereka merasa takut dan sangat khawatir lantaran tidak ada perubahan dari tabel rincian yang sudah diterbitkan, "Mereka sangat keberatan dan tidak mampu untuk akhirnya bisa memenuhi biaya pendidikan yang sudah ditetapkan oleh UI."
Sebelumnya, UI merilis informasi Biaya Operasional Pendidikan (BOP) bagi mahasiswa program sarjana dan program vokasi bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kamis, 2 Mei 2024 melalui situs simak.ui.ac.id. Tahun ini, kelompok UKT untuk mahasiswa program sarjana dan pendidikan vokasi yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan mandiri (SIMAK, PPKB, dan Prestasi) disatukan.
"Memang kan kampus kami ini unik ya problematikanya. Jadi, kami pun mempertanyakan itu. Kalau dari pihak Dirmawa sebetulnya membahas bahwa memang (SK BOP) sudah di meja rektor, tinggal disahkan."
Verrel menuturkan ada banyak simpang siur karena tidak ada komunikasi yang seragam dari pihak rektorat terkait hal ini. BEM UI selalu menekankan, sebisa mungkin agar SK biaya pendidikan dapat diinformasikan lebih awal. Jangan sampai, lanjut Verrel, akhirnya calon mahasiswa baru yang memilih UI dengan gambaran akan mendapatkan kampus bagus, biaya murah, justru seolah-olah membeli kucing dalam karung dan merasa tertipu.
"Dengan tidak jelasnya biaya pendidikan dan mereka sudah memutuskan memilih UI lalu diterima, tetapi tiba-tiba tahu biaya pendidikannya setinggi langit, akhirnya mereka juga pusing. Tidak punya alternatif lain nantinya, itu yang sebetulnya kami sangat hindari dan kami perjuangkan," tuturnya.
Pilihan editor: PAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo